Oleh : Ama Irull
Kisah Berganti, Nuan Dan Musim Telah Terikrar
Menjanjikan Suatu Yang Rumit
Kata Mereka "Ello Tuen Woke Natan"
Entah Apa Tujuannya ?
Mungkin Itu Adalah Garansi dari Sesuatu Yang Terlewatkan
Tiba-tiba Suara itu mengejutkan ku, seakan dan seperti Hadun Tana Ile Boleng Lodo
"Tak Usah Banyak merenung, "Mua Haeno Olhake"
Kata itu seperti Al-jalzalah
Goncangan Yang Begitu Dasyat, "Berero Wedong Ama"
Kosa Kata Yang di Sajikan Saat itu Menjadi Lirik Lagu Yang Tiap hari di Putar ulang
Mungkin Terusik, sebab sering Kali Ku Habiskan Waktu Bersama Sahabat Baik,
Kami Selalu saja duduk Berhadapan saling Berbagi Cerita dan Tutu Koda
Miris Perasaanku,
di saat Tiba Nuan Lali Sada Lere Musim Weli Koli Bauk Tembako Koli ku Tinggal Sebatang
Ku Sodorkan Padanya, Spontan Secara Bersamaan Dia pun Menyedorkannya Kembali "Pake Ama"
Â
Aku Memutuskan Untuk Berbagi, Takan Nikmat Bila Kunikmati sendiri
Kamipun Berlomba dan saling Menguji Kembangan Asap Rokok
Siapa Yang Paling Indah Terlihat
Rupanya, Dianatar kami Tak saling Mengalah
Sumpah Itu terlalu Nikmat
Di Sela Mainan Kembang Asap Rokok
Muncul bayangan yang terpantul dari Mata Sahabatku
Kali Ini Bukan Hadun Tanah Ile boleng Melainkan Sason Tobi Allang Golo
'Kae Ki Oh" Menyendiri berjam-jam di depan Cermin Sendirian apa tidak Bosan, Apa yang kau lakukan ?
Muak
Cape
Lelah
Kalau Begini Terus .....(Lalu Pergi dan Meninggalkan Kami)
Hhfuuuuu.....Rahasia Ku dan sahabatku Telah Di Buka,
Perlahan Kutarik sisa Puntung Rokok
Yang Sekiranya Bisa memberikan ku Ketenangan
Akupun berkata
"Ku Pikir Ina Tana  Ekan Dan ibu Pertiwi itu Sama Sebab dari Rahimnyalah Ama Selalu Menanam dan Menikmati Wangi Tembako"
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H