1.1 Patologi yang terkait dengan respon inflamasi yang berlebihan
Saat ini, banyak orang di negara-negara dunia pertama mati karena penyakit-penyakit yang berhubungan dengan umur [30]. Seratus tahun yang lalu, orang-orang dari negara yang sama kebanyakan mati karena penyakit menular. Pasukan pendukung inflamasi dari sistem kekebalan tubuh manusia telah memainkan peran yang penting dalam melawan banyak penyakit menular. Bagaimanapun, respon inflamasi dan produksi radikal bebas yang berkaitan tampak terpusat pada penyakit yang berhubungan dengan penuaan termasuk gangguan neurologis, penyakit kardiovaskular, penyakit kekebalan dan kanker 31.
Manusia telah mengubah dunia tempat kita tinggal dalam hal – yang sampai saat ini – telah banyak meningkatkan rentang umur kita. Perbaikan pada kesehatan masyarakat, sebagai contoh, telah secara dramatis meningkatkan jumlah populasi manusia. Bagaimanapun, perubahan ini telah terjadi dengan terlalu cepat bagi evolusi sistem kekebalan kita untuk mengikuti langkah berubahnya tuntutan lingkungan. Kita hidup lebih bersih saat ini, dan secara umum membutuhkan tingkat inflamasi yang lebih rendah untuk menangani kebanyakan masalah infeksi. Karena sistem endocannabinoid memainkan peran yang penting dalam meningkatkan aktifitas(up-regulating) dari pasukan anti-inflamasi sistem kekebalan tubuh, fitocannabinoid (dihasilkan satu-satunya oleh tanaman ganja) bisa berperan sebagai faktor alamiah yang membawa sistem kekebalan tubuh manusia menjadi ´up-to-date´ (menyesuaikan kondisi terkini) dengan mengurangi tingkat inflamasi yang disebabkan oleh sistem kekebalan tubuh manusia sendiri, dengan kata lain mengatur ulang thermostat inflamasi.
Adalah penting untuk mengingat bahwa infeksi yang berbeda memicu jenis respon kekebalan yang berbeda. Sedang terjadi pertempuran evolusioner antara sistem kekebalan tubuh kita dengan pathogen. Sementara banyak penyakit yang ditimbulkan oleh aktifitas inflamasi berlebihan dari respon kekebalan tubuh, respon seperti ini masih dibutuhkan untuk mengontrol infeksi dari tuberculosis, legionella penumophila dan Leishmania. Penggunaan ganja bagi jenis-jenis infeksi ini dapat berakibat mematikan seperti yang diindikasikan dari penelitian pada binatang [32], karena beberapa jenis infeksi benar-benar membutuhkan respon yang meningkatkan inflamasi untuk meningkatkan kesempatan bertahan hidup mereka seperti yang ditunjukkan dari studi terakhir berupa kasus dengan HIV.
2.2 Avian Influenza (Flu Burung)
Permasalahan :
Flu Burung adalah salah satu penyakit karena virus paling berbahaya yang mengancam umat manusia saat ini [33]. Sumber ketakutan utama adalah virus yang bermutasi dapat memiliki kemampuan untuk berpindah tidak hanya dari burung liar kepada burung piaraan lalu kepada manusia, namun juga berpindah dari manusia ke manusia [34] dan menyebabkan pandemic global. Orang-orang Amerika Utara menjadi rawan terhadap ancaman ini sebagai akibat dari rute migrasi melewati Kanada yang banyak diambil oleh banyak burung liar [35].
Bahaya ini masih mengalahkan peristiwa meledaknya flu burung akhir-akhir ini di peternakan Kalkun di Kanada yang menyebabkan matinya ribuan ekor burung [36]. Wartawan Kanada melaporkan bahwa fasilitas Baxter’s International European di Austria dengan tidak sengaja menyediakan material yang telah tercemar dengan jenis virus influenza yang mematikan, H5N1, kepada perusahaan riset yang kemudian mengirimkan contohnya ke negara-negara Eropa [37]. Ketika sampelnya disuntikkan kepada hewan, kematian yang tidak terduga memicu penyelidikan yang mengidentifikasi jenis virus mematikan ini sebagai penyebab masalahnya.
Kesalahan ini dapat dengan mudah menyebabkan pandemik yang membunuh jutaan manusia. Tingkat ancaman yang ditimbulkan oleh flu burung kepada spesies manusia kemudian ditekankan kembali oleh studi yang menunjukkan peningkatan tak terduga dalam resistansi kepada pengobatan antivirus yang sedang digunakan [33]. Flu burung, bila dapat bermutasi sampai bisa menginfeksi manusia dengan efektif, dapat membunuh jutaan manusia dalam satu musim.
Solusinya :
Bahaya kematian yang diakibatkan oleh infeksi flu burung pada manusia sangatlah tinggi (63%) [38]. Berdasarkan studi pada binatang, tampak bahwa flu burung memicu respon yang meningkatkan inflasi (pro-inflammatory) yang berlipat-lipat lebih besar daripada yang disebabkan oleh infeksi jenis virus influenza lain baik pada paru-paru [39] maupun pada otak [40]. Respon imunitas (kekebalan) pro-inflamasi yang jelas-jelas berlebihan mengakibatkan perkembangan yang mematikan dari adult respiratory disease syndrome (ADRS) atau di Indonesia dikenal dengan SARS (Severe Adult respitatory Syndrome) atau Sindrom Pernafasan Akut Dewasa dan juga sekaligus kegagalan berbagai organ [41]. Kami membuat hipotesis bahwa down-regulasi yang menyelamatkan nyawa dari tingginya respon inflamasi terhadap flu burung dapat dicapai dengan memakan secara oral dosis fitocannabinoid yang tepat tanpa mengganggu kontrol imun terhadap virus (mengeset ulang thermostat inflamasi). Menghisap atau menguapkan ganja tidak dapat bekerja, dan justru membuat keadaan bertambah buruk karena menambah kadar inflamasi tambahan pada paru-paru.