Mohon tunggu...
alyssasubandono
alyssasubandono Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa

saya suka makan

Selanjutnya

Tutup

Analisis

Makna Literal dan Kontekstual dalam Syair Lagu Jayanti

24 Desember 2024   15:56 Diperbarui: 24 Desember 2024   15:56 40
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Pendahuluan

Bahasa digunakan untuk mengungkapkan sebuah gagasan atau ide dalam berbagai bentuk, salah satunya adalah musik. Musik sendiri merupakan karya seni yang melibatkan bunyi sebagai penggunaannya yang disusun secara terorganisir dan memiliki makna tertentu dalam setiap bait lagunya melalui media untuk membagi informasi terhadap masalah sosial dan pengalaman pribadi yang terjadi dalam suatu lingkungan masyarakat. Gagasan dalam sebuah lirik lagu dapat berupa bencana alam, agama, protes terhadap suatu hal, kerinduan, atau sebagai kalimat yang dirangkai dengan kata-kata indah, puitis dan selalu lugas. (Prisiwati, 2018)

Apa itu makna literal ?

Penutur suatu bahasa menggunakan ungkapan literal dan ungkapan metafora untuk menyampaikan maksud tertentu. Ungkapan literal merujuk pada makna yang secara langsung atau harfiah, tanpa adanya unsur kiasan. Sebaliknya, ungkapan metafora melibatkan makna yang tersirat atau menggunakan kiasan, yang biasanya berbeda dari makna literal ungkapan tersebut.

Pemahaman literal merupakan prasyarat untuk pemahaman yang lebih tinggi, yaitu membaca untuk memperoleh detail-detail isi bacaan secara efektif. Pemahaman ini dimaksudkan untuk memahami isi bacaan seperti yang tertulis pada kata, kalimat, dan paragraf dalam bacaan. Pemahaman literal menuntut kemampuan ingatan, tentang hal-hal yang tertulis dalam teks bacaan. Pemahaman literal diperlukan untuk mengembangkan pemahaman konsep yang ada dalam teks atau untuk memanfaatkan konsep yang telah dipahami pembaca. Pemahaman literal merupakan pemahaman bacaan secara tersurat (Muis, S. F. 2013).

Apa itu makna kontekstual?

Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) Edisi Keempat, yang dimaksud konteks adalah bagian suatu uraian atau kalimat yang dapat mengandung atau menambah kejelasan makna. Menurut Susilo yang dimaksud dengan konteks adalah segenap informasi yang berada disekitar pemakaian bahasa, bahkan termasuk juga pemakaian bahasa yang ada disekitarnya. (Pendahuluan, 2008)

Menurut buku umum linguistik umum chaer mengatakan bahwa makna kontekstual atau yang merupakan makna leksem yang berada dalam satu konteks. Makna konteks dapat pula berkenaan dalam situasi tempat, waktu, dan lingkungan penggunaan bahasa itu.

Ketika mengepresikan suatu gagasan dalam berbagai bentuk bahasa yang memiliki strategis untuk menyajikan kata-kata agar gagasan tersebut tersampaikan dengan baik. Pilihan kata dan strategi penyampaian kalimatnya harus sesuai dengan konteks tersebut.

Asal usul lagu jayanti 

Lagu merupakan unsur seni yang membuat orang suka akannya, lagu juga merupakan gubahan unsur seni nada atau suara dalam urutan, kombinasi, dan hubungan temporal untuk menghasilkan gubahan musik yang mempunyai kesatuan dan saling berkesinambungan. (Sari et al., 2021)

Lagu Jayanti merupakan lagu dangdut dengan bahasa sunda yang mengisahkan sepasang kekasih yang saling mencintai, dan berjanji untuk selalu bersama dipantai Jayanti. Lagu ini  diciptakan oleh Anton Wikwiw yang ditulis dalam Bahasa Sunda, dengan genre pop-sunda yang merupakan salah satu bentuk pelestarian budaya tatar sunda. Terciptanya lagu ini karena penulis terinspirasi oleh Pantai Jayanti yang terletak di Cianjur, Jawa Barat.  Banyaknya penyanyi yang menyanyikan lagu Jayanti ini, salah satunya penyanyi terkenal  Ade Astrid serta kelas nasional seperti King Nasar.

Seringkali dianggap memiliki makna simbolis karena lagu Jayanti menunjukkan kekayaan budaya dan semangat perjuangan bangsa Indonesia. "Jayanti" berasal dari bahasa Sanskerta, dan artinya adalah "kemenangan", "kejayaan", atau "kemuliaan." Seringkali lagu ini dianggap sebagai ungkapan penghormatan terhadap prinsip-prinsip luhur yang diwariskan oleh nenek moyang, sekaligus sebagai ajakan untuk mempertahankan rasa nasionalisme dan solidaritas. Melodinya yang megah dan liriknya yang sarat makna membuat lagu ini terkenal.

Liriknya menggambarkan perjuangan panjang bangsa untuk mendapatkan kemerdekaan, mempertahankan identitasnya, dan menghadapi berbagai tantangan yang datang dengan waktu. Jayanti berhasil memadukan elemen tradisional dengan nuansa modern dengan nada-nada yang menyentuh hati, sehingga mampu diterima oleh berbagai kalangan, baik tua maupun muda.

Secara filosofis, Jayanti mencakup kemenangan fisik dan spiritual yaitu kemenangan atas egoisme, keangkuhan, dan konflik. Lagu Jayanti berfungsi sebagai sumber inspirasi dan pengingat akan pentingnya persatuan, kerja keras, dan penghormatan terhadap keanekaragaman budaya Indonesia karena pesan ini.

Dalam konteks pelestarian budaya, lagu Jayanti sering dibawakan dalam berbagai acara resmi, seni pertunjukan, hingga upacara adat, mencerminkan posisinya yang istimewa sebagai karya seni yang tidak hanya menghibur tetapi juga mendidik dan membangun kesadaran seseorang tentang pentingnya menjaga warisan budaya sunda dan bangsa

Makna Literal dan Makna Kontekstual pada Syair Lagu Jayanti

Makna literal adalah interpretasi langsung dari kata-kata dalam lirik tanpa mempertimbangkan simbolisme atau emosi mendalam, atau makna harfiah yang berdasarkan kata--kata  sehingga dapat dikatakan jika makna literal adalah makna yang akan dimengerti oleh orang--orang ketika sebuah kata atau kalimat dijelaskan. (M, 2013)

Syair Lagu Jayanti dalam makna literal :

" Wanci Burit Surya Rek Pamit"

"Wanci burit" artinya waktu sore hari, dan "surya rek pamit" berarti matahari akan tenggelam. Lirik ini menggambarkan transisi dari sore menuju malam, sebuah peristiwa alami yang terjadi setiap hari.

 

"Hujan leutik ngaririncik"

"Hujan leutik" berarti hujan kecil, sedangkan "ngaririncik" menunjukkan gerimis yang turun perlahan. Secara harfiah, lirik ini melukiskan suasana tenang dan damai dari hujan gerimis di pantai Jayanti.

 

"Kingkilaban pating kolebat"

"Kingkilaban" berarti kilatan cahaya, dan "pating kolebat" menggambarkan kilatan petir yang muncul di langit. Ini memberikan visual suasana yang dramatis dan dinamis.

 

"Sisi basisir Jayanti"

Secara langsung, lirik ini merujuk pada pantai Jayanti sebagai latar tempat cerita berlangsung.

 

"Mangsa sarepna rek datang, dibarengan kingkilaban"

"Mangsa sarepna" berarti musim gelap (malam) akan datang, dan "dibarengan kingkilaban" menunjukkan kedatangan malam disertai kilatan petir.

 

"Angin leutik pating sariwik"

Angin lembut membawa kesan romantis, seperti hubungan yang harmonis dan penuh kasih.

 

"Reff: Jayanti ngaitkeun janji pasini, meungkeut pageuh rasa cinta"

Jayanti bukan hanya pantai, tapi tempat ikatan cinta diperkuat, menyiratkan keabadian cinta.

 

"Jayanti muka lalakon duaan"

Pantai Jayanti menjadi awal perjalanan kehidupan bersama, menyimbolkan harapan dan kebahagiaan masa depan.

 

Makna Kontekstual pada lirik ini terdapat pesan tersembunyi, simbolisme, dan emosi pada setiap lirik lagu, kontekstual bukan arti yang sesungguhnya tetapi lebih ke makna dan maksud dalam lirik jayanti tersebut.

Syair Lagu Jayanti dalam makna kontekstual:

" Wanci Burit Surya Rek Pamit"

Waktu sore hari melambangkan peralihan, seperti akhir suatu fase kehidupan atau hubungan menuju fase baru. Ini bisa menjadi simbol refleksi atau nostalgia sebelum memulai sesuatu yang baru.

"Hujan leutik ngaririncik"

Hujan kecil dapat melambangkan kesucian dan kedamaian. Dalam konteks cinta, ini menggambarkan momen tenang yang mengalir alami, menandakan rasa cinta yang lembut namun mendalam.

 

"Kingkilaban pating kolebat"

Kilatan cahaya atau petir sering dikaitkan dengan gairah, kekuatan emosi, atau konflik batin. Dalam konteks ini, petir mungkin mencerminkan intensitas perasaan cinta atau tantangan yang dihadapi pasangan.

 

"Sisi basisir Jayanti"

Pantai Jayanti bukan hanya latar tempat, tetapi simbol tempat sakral untuk mengukir kenangan, menciptakan ikatan, atau mencari kedamaian.

 

"Mangsa sarepna rek datang, dibarengan kingkilaban"

Datangnya malam yang gelap bisa melambangkan ketidakpastian atau transisi dalam kehidupan. Kilatan petir menjadi simbol bahwa dalam kegelapan sekalipun ada harapan atau cahaya (cinta).

 

"Angin leutik pating sariwik"

Angin lembut menciptakan suasana romantis dan tenang, seperti hubungan yang harmonis di mana dua hati menyatu dalam kedamaian.

 

"Reff: Jayanti ngaitkeun janji pasini, meungkeut pageuh rasa cinta"

Jayanti adalah simbol tempat sakral yang menjadi saksi ikatan cinta. "Ngaitkeun janji pasini" berarti mengikat janji yang erat, melambangkan komitmen dalam cinta yang tak tergoyahkan.

 

"Jayanti muka lalakon duaan"

Pantai Jayanti menjadi simbol awal perjalanan hidup bersama, penuh harapan dan cinta. Lirik ini menggambarkan kesepakatan bersama untuk memulai kisah baru, dengan Jayanti sebagai titik awal perjalanan.

 

Perbandingan Makna Literal dan Makna Kontestual

Makna literal dari lagu Jayanti memberikan gambaran langsung tentang situasi dan suasana di Pantai Jayanti. Pada lirik "wanci burit surya rek pamit" menggambarkan momen sore hari ketika matahari mulai tenggelam. Secara harfiah, lagu ini melukiskan elemen-elemen alam seperti gerimis kecil, kilatan petir, dan angin lembut yang terjadi di tepi pantai.

Sebaliknya, makna kontekstual menggali lebih dalam simbolisme dan emosi yang tersirat dalam syair. "Wanci burit surya rek pamit" tidak hanya menggambarkan matahari tenggelam, tetapi juga melambangkan akhir sebuah fase kehidupan atau momen refleksi menjelang sesuatu yang baru. Hujan kecil yang digambarkan dalam "hujan leutik ngaririncik" bukan sekadar fenomena cuaca, melainkan simbol kedamaian dan cinta yang tenang namun mendalam. Lirik tentang "kingkilaban pating kolebat" yang secara literal berarti kilatan petir, dalam konteks emosi dapat mencerminkan tantangan yang harus dihadapi dalam hubungan. Di sisi lain, "sisi basisir Jayanti" yang literalnya adalah lokasi pantai, dalam konteks cinta menjadi simbol tempat sakral di mana dua insan mengukuhkan janji cinta mereka.

Refrain lagu ini juga memperlihatkan perbedaan signifikan antara makna literal dan kontekstual. Secara literal, pantai Jayanti adalah tempat untuk "ngaitkeun janji pasini" atau mengikat janji. Namun secara kontekstual, pantai ini menjadi saksi cinta yang penuh komitmen dan menjadi awal perjalanan hidup bersama, yang dilambangkan dalam "Jayanti muka lalakon duaan."

Dengan kata lain, makna literal menggambarkan suasana fisik dan alami di pantai Jayanti, sementara makna kontekstual memberikan lapisan emosional dan simbolisme yang membuat lagu ini memiliki pesan cinta yang mendalam dan universal. 

Kesimpulan 

Lagu Jayanti yang dibuat oleh Anton Wikwiw memiliki banyak makna yang dapat ditafsirkan secara literal dan kontekstual. Musik dan lirik lagu ini secara literal menggambarkan suasana pantai Jayanti secara alami, lengkap dengan matahari terbenam, gerimis kecil, cahaya petir, dan angin yang lembut. Gambaran tersebut membuat pendengar merasa seperti berada di pantai karena latar belakang yang memukau. 

Elemen alam dalam lirik berfungsi sebagai simbol dari berbagai fase kehidupan dan interaksi manusia, seperti transisi, kedamaian, kesulitan, dan harapan. Pantai Jayanti bukan hanya tempat cerita tapi itu adalah simbol sakral tempat cinta dan perjalanan hidup bersama dimulai. Hidup bersama adalah awalnya. 

Oleh karena itu, lagu Jayanti berhasil menghubungkan makna literal dan kontekstual, yang menciptakan keseimbangan antara pengalaman visual dan emosi yang mendalam. Lagu ini bukan hanya menjadi pelestarian budaya Sunda, tetapi juga sebuah karya seni yang memberikan pesan cinta universal, inspirasi, dan pengingat akan pentingnya menjaga keindahan alam dan nilai-nilai luhur dalam hubungan manusia.

DAFTAR PUSTAKA

M, S. F. (2013). 263-461-1-Sm. 6(2).

Pendahuluan, A. (2008). Ragam makna: makna konstruksi, makna kontekstual dan makna konseptual.

Prisiwati, I. A. (2018). Analisis Makna Kontekstual Dalam Album Best of the Best Karya Ebiet G. Ade Sebagai Bentuk Representasi Nilai Sosial. In Jurnal Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia Metalingua (Vol. 3, Issue 1, pp. 18--26). https://doi.org/10.21107/metalingua.v3i1.7029

Sari, M. Z., Rahman, R., Fahrozy, F. P. N., & Fitriyani, Y. (2021). Analisis Unsur Etnopedagogik Dalam Lagu Daerah Manuk Dadali Pada Mahasiswa Baru Pgsd Kab. Kuningan. Attadib: Journal of Elementary Education, 5(2), 182. https://doi.org/10.32507/attadib.v5i2.1083

Muis, S. F. (2013). Kemampuan membaca pemahaman literal dan interpretatif melalui pendekatan konstruktivisme. Al-MUNZIR, 6(2)

Penulis : Alyssa Ayu Subandono, Nur Afifa Gina,  Azis Husni Hambali, Aristo Romadhon, UIN Sunan Gunung Djati Bandung.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
  8. 8
Mohon tunggu...

Lihat Konten Analisis Selengkapnya
Lihat Analisis Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun