Bagaimana menghadapi baby blues ataupun depresi pasca persalinan?Â
Baik baby blues maupun depresi pasca persalinan keduanya harus mendapatkan penanganan yang tepat. Meskipun baby blues terkesan lebih ringan, namun jika tidak disikapi dengan tepat dapat memburuk menjadi depresi pasca persalinan.
Kemudian, akibat dari depresi pasca persalinan yakni peran ibu sebagai primary care giver tidak maksimal, ikatan ibu dan anak yang tidak terbentuk, dan paling berat yakni dapat meningkatkan risiko kematian ibu dan bayi dengan mengakhiri hidup.
Beberapa hal yang dapat dilakukan untuk mengurangi risiko atau menghadapi kondisi baby blues atau depresi pasca persalinan yakni
Sebagai diri sendiri
Menjaga pola hidup sehat dari makanan yang dikonsumsi, olahraga, tidak merokok, serta menjaga pola tidur harus dimulai sejak sebelum kehamilan, kehamilan hingga pasca persalinan.
Kemudian memperkuat interaksi sosial dengan keluarga atau teman serta mengikuti kelompok dukungan ibu-ibu atau pasca persalinan jika dibutuhkan. Jika menyadari terdapat tanda-tanda diatas, jangan ragu mencari pertolongan terutama ke tenaga kesehatan profesional.
Sebagai keluarga, teman, atau relasi
Kenali tanda-tanda baik baby blues maupun depresi pasca persalinan. Jika menemukan seseorang memiliki beberapa tanda mengarah ke kondisi terutama depresi, maka jangan segan menyarankan untuk menemui tenaga kesehatan profesional baik psikiater maupun psikolog.
Jika mereka memiliki keluhan atau kekhawatiran tertentu, dengarkan mereka dengan empati serta dukung mereka. Dukungan sosial yang baik akan sangat membantu mereka melewati masa kehamilan hingga persalinan karena merasa tidak sendiri.
Peran seorang ibu tidak mudah. Seringkali stigma menghalangi seorang ibu untuk terbuka akan kekhawatiran dan kesedihannya karena takut dianggap tidak mampu atau gagal.