Meski jauh-jauh hari dia sudah mengiyakan dan menjamin tidak akan terbakar amarah kecemburuan. Begitulah dan tanpa dinyana, tatkala Windi masih hanyut dalam lenguhan, Catur tiba-tiba pulang tanpa mengetahui bahwa kontrak itu sedang berlangsung hari itu.
Sebisa mungkin sebenarnya dia mencoba menahan agar tidak emosi. Tapi nalurinya kemudian menggiringnya untuk meraih golok di dapur, yang selanjutnya ditentengnya golok itu sampai ambang pintu kamar.
Persis di depan pintu kamar, sepersekian detik sebelum Catur mendobrak paksa, mendadak langkahnya terhenti.
Kemudian dia mengalihkan pandang dari pintu kamar ke golok di tangan kanannya. Dari golok yang dia genggam itu, dia kemudian beralih menatap ke bawah, ke arah si burung.
Dan nasib si burung, kali itu benar-benar berada di ujung golok tuannya sendiri.
Rembang, 2020
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H