Pukul sembilan pagi, Sara sudah rapi dan siap untuk mengantarkan Indri ke stasiun. Sementara Indri, sepertinya masih molor di kamar.
Mengingat pesan Indri semalam, agar dia dibangunkan kalau tak kunjung bangun, tanpa ragu Sara masuk kamar lantai dua, tempat Indri menginap.
"Indri sudah tidak ada di kasur. Berarti sedang mandi," pikir Sara ketika mendapati Indri tak ada di kasur.
Betapa terkejutnya Sara ketika mendapati Indri tanpa busana melenggang santai dari kamar mandi. Tiba-tiba muncul perasaan kikuk yang aneh dari dalam diri Sara.
"Ndri.. Kamu.."
"Halah, kita kan sama-sama perempuan, Sara. Nggak usah kaget gitu ah."
Mendengar jawaban Indri, Sara terkecat. Perasaan kikuk itu tambah bergejolak dalam dadanya. Tidak hanya itu. Kali ini, sesuatu yang aneh juga sedang bekerja di liang selangkangannya, tiap matanya menatap lekuk tubuh Indri yang masih sibuk mengeluarkan baju ganti dari dalam tas.
"Tuhan, apakah aku normal?" rintihnya dalam hati.
Sementara Indri mulai mengenakan satu per satu pakaiannya, Sara masih sibuk menenangkan gelora aneh yang selama ini tak pernah dia rasakan terhadap perempuan.
Rembang, 2020
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H