Mohon tunggu...
alyasyakirafatin
alyasyakirafatin Mohon Tunggu... Guru - Guru

Mahasiswa Program Profesi Guru

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Pembelajaran Berdiferensiasi Sebagai Upaya Pemenuhan Target Kurikulum Terhadap Keragaman Peserta Didik

29 Desember 2024   11:55 Diperbarui: 29 Desember 2024   12:58 60
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Pendahuluan 

Menurut Elisa (2018), kurikulum adalah alat yang digunakan untuk mencapai tujuan pendidikan. Kurikulum, sebagaimana didefinisikan oleh UU No. 20 Tahun 2003, adalah kumpulan rencana dan pengaturan mengenai tujuan, isi, dan sumber belajar serta cara yang digunakan sebagai pedoman penyelenggaraan kegiatan pembelajaran untuk mencapai tujuan pendidikan tertentu (Indonesia, 2003). Kurikulum, menurut Efendi dkk., adalah panduan yang dapat mengatur dan memandu berbagai komponen pembelajaran untuk mencapai tujuan akademis (Efendi dkk., 2023). Oleh karena itu, dapat dikatakan bahwa kurikulum berfungsi sebagai acuan yang dapat digunakan untuk memandu dan mengatur komponen pembelajaran untuk mencapai tujuan pendidikan, serta sebagai alat untuk merencanakan dan mengorganisasikan tujuan, isi, dan bahan pembelajaran. Kurikulum juga harus fleksibel untuk mengakomodasi kebutuhan dan kemampuan unik setiap siswa. Ketika sebuah sekolah memenuhi kriteria kompetensi yang diuraikan dalam kurikulum, maka sekolah tersebut dikatakan telah memenuhi target kurikulumnya.

Kurikulum merdeka saat ini sedang diterapkan di Indonesia. Menurut Madhakomala dkk. (2022), kurikulum merdeka adalah program pembelajaran yang mempertimbangkan minat dan bakat unik setiap peserta didik. Peserta didik harus mampu berpikir kritis, berperan aktif dalam pendidikan mereka, dan tumbuh sebagai individu di bawah kurikulum merdeka (Nuriah et al., 2023). Kurikulum ini mempromosikan keterampilan hidup yang relevan dan menempatkan peserta didik sebagai pusat dari proses pembelajaran (Cahyani & Aziz, 2023). Akibatnya, setiap peserta didik harus memiliki minat, keterampilan, gaya belajar, dan latar belakang yang unik. Guru harus mempertimbangkan keragaman tersebut untuk mencapai tujuan pembelajaran. Pembelajaran berdiferensiasi adalah salah satu yang dapat membantu mengatasi keragaman peserta didik dengan pembelajaran yang berpusat pada peserta didik.

Dengan pembelajaran yang berbeda, pendidik akan memperhatikan pengetahuan, gaya belajar, minat, dan pemahaman materi setiap siswa untuk memaksimalkan potensi mereka berdasarkan profil pembelajaran, minat, dan kesiapan mereka (Purnawanto, 2022). Sehingga dapat disimpulkan, pembelajaran berdiferensiasi memastikan bahwa peserta didik merasa termotivasi dan dapat mencapai potensi terbaik mereka. Dengan demikian penulis akan membahas terkait pembelajaran berdiferensiasi sebagai upaya pemenuhan target kurikulum terhadap keragaman peserta didik.

Pembahasan

A. Keragaman Peserta Didik

Salah satu hal yang paling penting yang harus dipahami oleh seorang guru adalah keragaman peserta didik di kelas. Setiap peserta didik tentu memiliki karakteristik atau ciri khas masing-masing. Peserta didik di kelas sangat beragam yaitu mulai dari keragaman fisik, latar belakang suku, agama, tempat tinggal, dan keragaman gaya belajar, minat dan kesiapan untuk belajar, serta kemampuan untuk menerima bahan ajar dan kompetensi diri yang dimiliki. Seorang guru sudah seharusnya memiliki kemampuan untuk mengidentifikasi dan memahami karakteristik yang dimiliki tiap peserta didiknya serta bersikap adil terhadap semua peserta didik tanpa membeda-bedakan. Terdapat aspek keragaman peserta didik yang harus ditinjau sebelum memulai pembelajaran seperti kesiapan peserta didik, minat, dan gaya belajar (Ambarwati & Darmawan, 2024). Menurut Suwarni (2024) menegaskan bahwa karena keragaman peserta didik, proses pembelajaran harus memperhatikan kebutuhan mereka dengan berfokus pada tiga faktor: kesiapan belajar, minat, dan profil belajar.

Dari penjelasan sebelumnya, jelaslah bahwa seorang guru perlu menyadari keragaman anak-anak di kelas. Keanekaragaman ini terdiri dari berbagai jenis fisik, agama, latar belakang suku, tempat tinggal, gaya belajar, minat dan kesiapan untuk belajar, serta kemampuan untuk menerima bahan ajar dan kompetensi diri. Guru juga harus dapat mengidentifikasi dan memahami karakteristik peserta didik yang beragam.

B. Pemenuhan Target Kurikulum

Kurikulum di Indonesia telah berubah beberapa kali untuk memenuhi tuntutan dan kebutuhan masyarakat terhadap lulusan, serta untuk memastika bahwa sekolah dapat memberikan layanan yang sesuai. Perubahan kurikulum ini bertujuan untuk meningkatkan kualitas perencanaan dan proses pembelajaran di sekolah dan untuk mengatasi berbagai tantangan. Diharapkan hal ini akan menghasilkan siswa yang bertanggung jawab, kritis, inventif, dan kreatif (Masykur, 2013). Namun, pada kenyataan kebutuhan peserta didik masih belum sepunuhnya terpenuhi terutama sikap dan keterampilan. Oleh karena itu, kebutuhan dan kualitas individu harus diperhitungkan dalam kurikulum dan pengajaran. Menerapkan pembelajaran yang berbeda, yang mencakup konten, proses, produk, dan lingkungan belajar, adalah salah satu strategi untuk memenuhi tujuan kurikuler. Hal ini juga bergantung pada preferensi belajar, keterampilan, dan minat mereka.

C. Pembelajaran Berdiferensiasi

Pembelajaran berdiferensiasi didefinisikan sebagai pengajaran yang menekankan pada proses dan materi pembelajaran, bukan hanya pada produk. Pembelajaran ini menawarkan kesempatan untuk meningkatkan potensi peserta didik berdasarkan profil pembelajaran, minat, dan kesiapan belajar mereka (Sutaga, 2022). Lebih lanjut, pembelajaran berdiferensiasi dicirikan oleh empat elemen: diferensiasi lingkungan belajar, metode, produk, dan konten (Nurfadilah, 2023). Dengan demikian, guru dapat mengubah konten pelajaran, cara siswa belajar, hasil atau produk pembelajaran, dan lingkungan tempat mereka belajar. Guru dapat memberikan bantuan satu per satu kepada peserta didik dengan mempraktikkan metode pembelajaran ini.

D. Pembelajaran Berdiferensiasi Sebagai Upaya Pemenuhan Target Kurikulum Terhadap Peserta Didik

Melalui pembelajaran yang berbeda, peserta didik dapat menerima instruksi yang disesuaikan dengan kebutuhan masing-masing. Karena mereka merasa didukung dan nyaman selama proses pembelajaran, peserta didik dapat menunjukkan kinerja terbaiknya ketika kebutuhan belajar mereka terpenuhi. Selain itu, tujuan pembelajaran dapat tercapai sesuai dengan yang diharapkan. Komponen utama dari kurikulum mandiri yang bertujuan untuk mewujudkan pembelajaran yang berpusat pada peserta didik adalah pengajaran yang berbeda. Hal ini dikarenakan tujuan kurikulum merdeka yang mencakup kompetensi peserta didik, pengembangan karakter, dan konten penting. Pembelajaran berdiferensiasi digunakan dalam kurikulum merdeka untuk mengakomodasi berbagai kebutuhan belajar dan karakteristik peserta didik untuk mencapai tujuan-tujuan tersebut.

Penutup

Pembelajaran berdiferensiasi merupakan upaya untuk mengadaptasi proses pendidikan untuk memenuhi kebutuhan belajar peserta didik yang beragam. Penerapan metode pendekatan ini dapat membantu peserta didik belajar sesuai dengan kebutuhan dan karakteristiknya, sehingga diharapkan dapat mencapai atau memenuhi tujuan kurikulum. Pencapaian tujuan kurikulum diukur melalui pencapaian tujuan peserta didik.

Daftar Pustaka

Ambarwati, D. A., & Darmawan, P. (2024). Pemahaman Tentang Keberagaman Peserta Didik Melalui Pembelajaran Pembelajaran Berdiferensiasi Sebagai Upaya Pemenuhan Target Kurikulum. Jurnal MIPA Dan Pembelajarannya, 4(7).

Cahyani, A., & Aziz, T. A. (2023). Studi Literatur: Kemandirian Belajar Siswa dan Pembelajaran Kontruktivisme dalam Kurikulum Merdeka. Jurnal Ilmiah PGSD FKIP Universitas Mandiri, 09.

Efendi, P. M., Tatang Muhtar, & Yusuf Tri Herlambang. (2023). Relevansi Kurikulum Merdeka Dengan Konsepsi Ki Hadjar Dewantara: Studi Kritis Dalam Perspektif Filosofis-Pedagogis. Jurnal Elementaria Edukasia, 6(2), 548--561.

Elisa. (2018). Pengertian, Peranan, dan Fungsi Kurikulum. Jurnal Curere, 1--12.

Indonesia. (2003). Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003. Depdiknas.

Madhakomala, Aisyah, L., Rizqiqa, F. N. R., Putri, F. D., & Nulhaq, S. (2022). Kurikulum Merdeka dalam Perspektif Pemikiran Pendidikan Paulo Freire. At- Ta'lim: Jurnal Pendidikan, 8(2), 162--172.

Masykur, R. (2013). Teori dan Telaah Pengembangan Kurikulum Karya Masykur. In Aura Publisher (Issue September).

Nurfadilah, T. (2023). Keragaman Siswa Dan Pemenuhan Target Kurikulum di SD Negeri 4 Arcawinangun, Purwokerto. Jurnal Pembelajaran, Bimbingan, Dan Pengelolaan Pendidikan, 2(5).

Nuriah, C. I., Silvia, O., Pratiwi, P. D. N., Sari, S. R., Rhomadoni, S., & Zad, T. F. K. (2023). Meningkatkan Kemandirian dan Kreativitas Siswa dalam Pendidikan Kurikulum Merdeka. Jurnal Pendidikan Guru Sekolah Dasar, 1(2), 11.

Purnawanto, A. T. (2022). Pembelajaran Berdiferensiasi. Jurnal Ilmiah Pedagogy, 2.

Sutaga, I. W. (2022). Tingkatkan Kompetensi Guru Melalui Pembelajaran Berdiferensiasi. Jurnal Inovasi, 8(9), 58--65.

Suwarni, S. (2024). Keragaman Siswa Dan Pemenuhan Target Kurikulum. Jurnal Pembelajaran, Bimbingan, Dan Pengelolaan Pendidikan, 4(10).

Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun