Mohon tunggu...
Alya RonaFadhilah
Alya RonaFadhilah Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa

Mahasiswa S1 Jurusan Psikologi Universitas Al-Azhar Indonesia

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Kasus Suicide pada Idol K-Pop Sulli F(X) dalam Dinamika Kepribadian

27 Mei 2024   14:32 Diperbarui: 27 Mei 2024   15:24 116
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Foto Sulli F(X) (sumber:https://images.app.goo.gl/76FW6jT26tzMBpBy8)

Pada saat ini dunia industri hiburan menjadi salah satu aset perekonomian terbesar bagi sebuah negara terutama untuk negara Korea Selatan, yang dimana fenomena gelombang Korea atau Korean Wave (K-Wave) yang akrab di sebut juga dengan Hallyu memiliki pengaruh yang sangat besar terhadap dunia hiburan di berbagai negara. Menurut Nastiti (2010) Hallyu atau Korean Wave adalah sebuah globalisasi budaya yang berekspansi atau yang memperluas jaringan di berbagai negara baik secara sadar atau pun tidak, bentuk dari penyebaran itu sendiri terdiri dari berbagai macam seperti musik, film, drama, serta berbagai aksesoris yang secara sengaja berniat untuk mengangkat budaya korea agar semakin terkenal dan di gemari. Kesuksesan ekonomi Korea Selatan juga memiliki pengaruh besar terhadap pesatnya Hallyu di masyarakat global, kebanyakan dari para Hallyu sangat tertarik dengan paras para bintang idola yang cantik dan tampan serta gaya mereka (Lestari, 2012).

Namun dibalik semua kesuksesan Korea Selatan dalam dunia hiburan, terdapat pula sisi gelap dari dunia hiburan Korea Selatan yang sudah tidak asing lagi bagi masyarakat global. Banyaknya tekanan dan target yang harus dicapai oleh para artis Korea terkadang membuat mereka merasa stres bahkan sampai menyebabkan terjadinya bunuh diri. Persaingan yang tidak pernah ada habisnya antar kelompok idol atau para artis membuat mereka harus terus berusaha keras untuk mempertahankan eksistensi mereka dalam dunia hiburan, banyaknya para artis pendatang baru juga menjadi salah satu tantangan bagi mereka untuk bersaing dalam mempertahankan posisi. Banyak orang berpendapat bahwa hal-hal tersebut sudah tidak asing lagi terjadi dalam dunia hiburan Korea, bahkan bagi para idol Korea berbagai tekanan seperti hal tersebut sudah mereka rasakan sejak mereka masih mejadi trainee.

Bahkan bukan hanya berasal dari agensi yang menaungi mereka saja, berbagai tekanan juga berasal dari bermacam-macam komentar negatif yang tak jarang mereka dapatkan. Ketika seseorang sudah di kenal oleh banyak orang maka segala tindakan dan perkataan mereka akan terus menerus di perhatikan oleh seluruh pengguna internet, dan itulah yang mereka rasakan. Pada saat mereka melakukan sebuah tindakan yang menurut orang lain itu tidak wajar atau salah, maka masyarakat pengguna internet tidak akan segan-segan untuk melontarkan berbagai komentar negatif atau hujatan kepada artis atau idol tersebut. Tidak jarang dari mereka yang merasa stres dan tidak kuat akan hal tersebut memilih untuk meng akhiri hidup mereka dengan bunuh diri.

Suicide

Suicide atau bunuh diri merupakan sebuah tindakan yang dilakukan oleh seseorang dengan sengaja untuk mengakhiri hidupnya sendiri. Secara global bunuh diri menjadi salah satu faktor penyebab terjadinya kematian terbanyak di dunia, dan bunuh diri merupakan kematian akibat perilaku negatif yang diarahkan pada diri sendiri (Klonsky May & Saffer, 2016). Menurut World Health Organization (2019) hampir 800.000 orang meninggal dunia akibat bunuh diri disetiap tahunnya, atau dengan kata lain setiap 40 detik satu orang meninggal dengan melakukan bunuh diri. Bunuh diri biasanya disebabkan oleh rasa sakit psikologis yang tak tertahankan yang disebut psychache yang ditunjukkan dengan sakit psikologis (dalam jiwa) dan pikiran seperti kesedihan, rasa malu, bersalah, kesepian, penghinaan, kecemasan serta ketakutan (Shneidman dalam Leenaars, 2010). Ketika seorang individu memiliki pengalaman tidak menyenangkan semasa hidupnya, hal tersebut dapat menimbulkan rasa sakit secara psikologis, yang kemudian pada saat individu tersebut sudah tidak mampu lagi menghadapi rasa sakit psikologis tersebut maka akan mendorong terjadinya tindakan bunuh diri (Ni Wayan & I Gusti, 2021).

Pada saat ini suicide atau bunuh diri sudah tidak lagi jarang terjadi terutama pada kalangan remaja, dan dalam fenomena hallyu atau Korean wave juga terdapat beberapa artis atau idol Korea yang sudah melakukan tindakan bunuh diri akibat dari gangguan mental seperti depresi yang mereka rasakan. Salah satu contoh kasus idol Korea yang melakukan tindakan bunuh diri yaitu Suli (25) yang terjadi pada tahun 2019, dimana ia di temukan oleh sang manager sudah tidak bernyawa karena gantung diri dalam kediamannya di kawasan Seongnam, Provinsi Gyeonggi, Seoul Selatan. Suli merupakan salah satu artis atau idol Korea yang berada di bawah naungan agensi ternama yaitu SM Entertaiment, pada awalnya Suli adalah salah satu personil dari girlband F(X) namun ia memilih untuk keluar dari gilrband tersebut karena sering menerima rundungan dari dari warna pengguna internet melalui komentar-komentar negatif dan adanya rumor berbahaya mengenai dirinya. Setelah itu Suli memilih untuk melanjutkan karirnya sebagai seorang artis dan bermain di beberapa drama, namun kembali lagi Suli mendapat berbagai kecaman dan pandangan negatif mengenai dirinya karena ia sering tersandung kasus kontroversi. Akibat dari banyaknya komentar-komentar negatif, cacian, bullyan, tekanan, serta pandangan tidak baik dari orang-orang akhirya membuatnya Suli mengalami gangguan depresi yang juga menjadi alasan terkuat Suli untuk melakukan tindakan bunuh diri.

Faktor-Faktor Suicide

Terdapat beberapa faktor yang dapat menyebabkan terjadinya bunuh diri pada seseorang, dan sering kali terjadinya kombinasi dari beberapa faktor yang menjadi pendukung perilaku bunuh diri pada seseorang. Berikut ini adalah faktor penyebab terjadinya bunuh diri, yaitu:

* Gangguan mental

Pada seseorang yang sedang mengalami gangguan mental seperti depresi, gangguan bipolar, gangguan kecemasan, atau skizofrenia akan timbul peningkatan resiko bunuh diri, dan lebih rentan untuk melakukan tindakan tersebut.

* Stres Emosional

Stres berat yang sedang dialami oleh seseorang seperti masalah keuangan, masalah hubungan dengan orang yang dicintai, adanya tekanan akademik atau pekerjaan dapat membuat seseorang merasa putus asa dan memilih melakukan tindakan bunuh diri untuk menghilangkan stres yang di rasakan.

* Riwayat Trauma

Pengalaman buruk yang pernah terjadi di masa lalu dan berujung menjadi sebuah trauma seperti pengalaman pelecehan seksual, kekerasan fisik atau verbal, atau pengalaman traumatis lainnya dapat menjadi penyebab seseorang melakukan tindakan bunuh diri.

* Isolasi Sosial

Stigma terhadap gangguan mental atau orientasi seksual, serta pengalaman diskriminasi, dapat membuat seseorang merasa terisolasi dan putus asa. Tidak adanya dukungan sosial, merasa terasingkan atau kesepian dapat membuat seseorang merasa tidak berdaya sehingga timbul resiko untuk melakukan bunuh diri.

* Kehilangan Harapan

Pada saat seseorang mengalami kondisi medis atau mengalami sebuah penyakit berat dapat menyebabkan seseorang mengalami putus asa dan merasa tidak ada harapan untuk masa depan serta tidak ada jalan keluar dari situasi yang sedang dialami membuat seseorang merasa terjebak dan memilih untuk bunuh diri.

Cara Mencegah Suicide

Terdapat beberapa cara yang dapat dilakukan sebagai upaya dari pencegahan terjadinya suicide atau bunuh diri pada seseorang, yaitu:

* Memberi Dukungan

Pemberian dukungan emosional dengan cara melakukan pendekatan mendengarkan dengan penuh perhatian tanpa menghakimi dan selalu memperhatikan apa yang sedang mereka khawatirkan. Meningkatkan koneksi sosial, menjaga komunikasi terbuka, dan memberikan dukungan emosional jangka panjang dapat membantu orang tersebut merasa didengar dan didukung.

* Pengalihan Pikiran

Saat kita mengetahui seseorang sedang dalam masa kesulitan dan ada kemungkinan terjadinya bunuh diri, maka sebaiknya yang kita lakukan adalah membantu untuk mengalihkan pikiran mereka dengan menanyakan langsung dan memberi kesempatan bagi mereka untuk mengatakan apa yang mereka rasakan.

* Selalu Menemani

Pada saat seseorang sedang mengalami kesulitan maka sebaiknya kita jangan pernah meninggalkan mereka sendirian, karena apabila tanpa adanya pengawasan mereka akan lebih berani untuk melakukan hal-hal yang berbahaya.

* Mendapatkan Bantuan Profesional

Minta seseorang untuk mendampingi Anda dalam membantu orang tersebut. Ini bisa menjadi anggota keluarga, teman dekat, atau profesional kesehatan mental. Bantu mereka menemukan sumber daya yang tepat, seperti konselor, terapis, atau dukungan kelompok.

* Menghindari Barang yang Berbahaya


Jika mungkin, hilangkan atau jauhkan benda-benda yang bisa digunakan untuk menyakiti diri mereka, seperti senjata, obat-obatan, atau bahan kimia berbahaya.

Psikoanalisis

Teori psikoanalisis merupakan sebuah teori yang menjelaskan tentang hakikat dan perkembangan bentuk sebuah kepribadian yang ada pada diri seorang manusia (Ardiansyah, et al., 2022). Berdasarkan fenomena suicide yang terjadi di dalam dunia hiburan Korea, kita dapat mengetahui bahwa adanya aspek kepribadian yang berkaitan langsung dengan fenomena tersebut yaitu aspek kepribadian psikoanalisis yang di sampaikan oleh Sigmud Freud. Freud mengatakan bahwa dinamika kepribadian merupakan sebuah interaksi yang ada antara id, ego, dan super ego. Menurut Freud, kepribadian dipengaruhi oleh interaksi antara tiga struktur psikis utama yaitu id (insting dan dorongan biologis), ego (realitas dan mediasi), dan super ego (moral dan ideal). Pengalaman dalam lingkungan keluarga dan pertemanan merupakan salah satu faktor terbesar dalam pembentukan kepribadian seseorang, seperti hubungan dengan orang tua, saudara kandung, anggota keluarga lain, teman, sahabat, dan pasangan, hal tersebut dapat memberikan dampak yang signifikan pada pembentukan kepribadian seseorang.

Dari kisah Suli kita dapat mengetahui bahwa dinamika kepribadian pada seseorang yang melakukan tindakan bunuh diri di sebabkan karena seringnya merasakan perasaan kecewa atau di kecewakan. Pada saat id jauh lebih mendominasi membuat ego dan superego menjadi lemah dan tidak dapat melakukan tugas sebagaimana mestinya. Id yang mengikuti prinsip kepuasan berusaha memuaskan hasratnya untuk mengurangi ketegangan dalam diri, maka ketika id gagal memenuhi hasratnya terjadilah ketegangan dalam diri individu yang selanjutnya memicu terjadinya kecemasan. Kecemasan inilah yang memunculkan perilaku impulsif dan irasional pada diri seseorang untuk kemudian menghasilkan perilaku bunuh diri seperti yang dilakukan oleh Suli.

DAFTAR PUSTAKA

Sri, Wahyuni., Amrazi, Zakso., Izhar, Salim. (2019). Fenomena Bunuh Diri dan Hubungannya Dengan Tingkat Pendidikan dan Jenis Kelamin. Proceedings International Conference on Teaching and Education. Vol. 2.

Ni, Wayan., I, Gusti. (2021). Gambaran Pengembangan Ide Bunuh Diri Menuju Upaya Bunuh Diri. Journal of Psychology and Humanities.

Klonsky, E. D., May, A. M., & Saffer, B. Y. (2016). Suicide, Suicide Attempts, and Suicidal Ideation. Annu. Rev. Clin. Psychol. 2016, 12, 307--337. https://doi.org/10.1146/annurevclinpsy-021815-093204.

Leenaars, A. A. (2010). Edwin S. Shneidman on Suicide. Suicidology Online, 1,5--18.

https://www.researchgate.net/publication/49583087_Edwin_S_Shneidman_on _Suicide

Nastiti, AD. 2010. 'Korean Wave Di Indonesia : Antara Budaya Pop, Internet, dan Fanatisme Pada Remaja', Undergraduate Thesis , Universitas Indonesia.

Riani, Suminar. (2018). Fenomena Hallyu di Indonesia. Syntax Literate : Jurnal Ilmiah Indonesia. Vol. 3 (12).

WHO. (2019). Suicide. https://www.who.int/news-room/fact- sheets/detail/suicide

https://www.cnbcindonesia.com/news/20191019172434-4-108342/sulli-f-x-- bunuh-diri-netizen-julid-kejamnya-industri-kpop

https://ekonomi.republika.co.id/berita/rnc4n5423/industri-hiburan-berperan- besar-bagi-perekonomian-korsel

Ardiansyah. Sarinah. Susilawati. Juanda. (2022). Kajian Psikoanalisis Sigmund Freud. Jurnal Kependidikan. Vol. 7 (1). (25 -- 31)

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun