Mohon tunggu...
Alya Putri N
Alya Putri N Mohon Tunggu... Arsitek - Pelajar

Hobi menggambar tapi suka menulis

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Cerpen: Foto Anak Laki-laki

12 November 2020   15:09 Diperbarui: 12 November 2020   15:26 82
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Namaku Allisya Putri, di sekolah aku biasa dipanggil Allisya sedangkan di rumah biasa dipanggil Putri. Ibuku lebih suka memanggilku Putri daripada Allisya sehingga orang-orang sekitar rumahku juga memanggilku Putri. Bandung, 19 Januari 2003 adalah tempat tanggal lahirku. Aku adalah anak kedua dari dua bersaudara.

Pada tahun 2011, aku masih duduk dibangku kelas II Sekolah Dasar semester 2. Usiaku saat itu 8 tahun. Masa kecilku cukup menyenangkan, aku mempunyai banyak teman dan termasuk kedalam siswa yang masuk 3 besar. Aku sangat dekat dengan kakak sepupuku Kak Widi, selalu menyamakan pakaian ataupun mainan, berangkat sekolah bareng, mengaji bareng, main bareng meskipun aku selalu menjadi anak bawang karena saat itu aku yang paling muda diantara saudara-saudaraku yang lain. Selisih umurku dengan Kak Widi adalah 1 setengah tahun. Ketika aku kelas 2 SD Teh Widi kelas 4 SD dan 2 saudaraku yang lain kelas 3 SD.

Aku bahkan sering merasa jika Kak Widi adalah kakak kandungku. Meskipun orangtuaku pernah memberitahuku jika aku mempunyai seorang kakak laki-laki tetapi aku tidak pernah bertemu dengannya orangtuaku bilang jika ia sudah meninggal dan pergi jauh. Saat itu aku senang mengetahui jika aku mempunyai kakak laki-laki berharap bisa memeluknya dan bermain bersama dengannya, tanpa tahu arti meninggal yang sesungguhnya.

Hari itu, orangtuaku sedang membereskan rumah, memindahkan posisi beberapa perabotan. Ibuku menyuruh aku untuk mengambilkan sapu, aku yang saat itu sedang memasukan mainanku kedalam keranjang ingin sekali menolak perintah ibuku. Tetapi, aku terlalu malas jika tiba-tiba terjadi perdebatan antara aku dan ibuku masalah sapu. 

Dengan terpaksa aku menuruti perintah itu dan segera pergi untuk mengambil sapu.

Aku langsung pergi ke dapur, karena biasanya Ibuku meletakkan sapu dipojok disamping rak piring. Ketika aku hendak mengambil sapu, aku melihat sebuah foto yang ukurannya hampir sama dengan fotoku yang ada dalam rapot, tergeletak diatas lantai tidak jauh dari letak sapu. Aku langsung mengambil foto itu dan melihat gambar apa yang ada di foto itu. Ternyata itu adalah foto anak laki-laki yang memakai seragam sekolah. Foto itu mirip dengan fotoku yang ditempel di rapotku hanya saja warnanya hitam putih sementara fotoku berwarna.

Keasikan melihat foto itu, tiba-tiba terdengar suara menyadarkanku. Itu adalah suara ibuku. Aku sampai melupakan masalah sapu. Pantas saja ibuku berteriak lagi memanggilku, menunggu sapu yang belum datang juga. Aku langsung lari menghampiri ibuku dengan sapu yang kugenggam ditangan kananku.

Aku terkejut saat mendengar suara ibuku tadi, sehingga dengan tidak sengaja aku menjatuhkan foto itu. Setelah memberikan sapu kepada Ibuku tentunya dengan sedikit mengomeliku karena lama, aku kembali ke dapur untuk melihat foto itu lagi. Sesampainya di dapur aku tidak melihat foto yang kutemukan tadi disamping rak piring, tempat pertama aku menemukan foto itu. Aku langsung mencari-cari foto itu. Tidak lama kemudian aku bisa menemukan kembali foto itu yang ternyata berada di bawah rak piring.

Melihat kembali foto itu pikiran ku langsung tertuju kepada Kakak laki-lakiku, aku memasukan foto itu kedalam saku celanaku. Dan setelah orangtuaku selesai membereskan rumah, aku diam-diam menyimpan foto itu di lemari dibawah tumpukan pakaianku yang sudah dilipat rapih.

Perasaanku senang sekali karena telah melihat wajah Kakak laki-lakiku yang orangtuaku bilang dia sudah meninggal dan pergi jauh.

Mulai saat itu aku menemukan kebiasaan baruku. Sebelum berangkat sekolah aku menyempatkan diri untuk melihat foto itu. Sekedar melihat. Terkadang aku juga berbicara sendiri sambil melihat foto itu.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun