Mohon tunggu...
AL Wijaya
AL Wijaya Mohon Tunggu... Penulis - Penulis

Penulis "Target Pertama", "As You Know", "Kembali ke Awal"

Selanjutnya

Tutup

Fiksiana

Batas (Bab 7)

5 Juni 2019   01:51 Diperbarui: 5 Juni 2019   01:55 36
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Langit biru telah berubah menjadi hitam. Malam pun menyapa. Selepas mengantar Melani kembali ke penginapan, Ari pun pulang ke rumah. Ia menyebrangi zebra cross perempatan tak jauh dari rumahnya.

Semakin hari Ari semakin dekat dengan Melani. Ia tak mempedulikan lagi Melani adalah keturunan Tiong Hoa yang notabene dimusuhi oleh warga Artapuri. Ia tak lagi bersembunyi di balik jaket milik Yandi. 

Ia tak lagi peduli orang-orang mau berkata apa soal kedekatannya dengan Melani. Yang Ari pikirkan, ia nyaman jalan dengan Melani jadi untuk apa ia pusing memikirkan apa kata orang.

Ari berjalan dengan santai menuju rumah. Sampai ia tiba di depan halaman rumah, ia melihat orang-orang berpakaian serba hitam berdatangan. Mereka masuk ke dalam rumah Rita satu per satu. Di depan pintu terlihat Rita dan Tomas yang juga berpakaian hitam sedang menerima tamu.

Hal itu membuat Ari menjadi penasaran. Ia berjalan mendekat. Ari mendengar suara lantunan doa yang mengalun cukup keras. Wajah Ari mulai terlihat tak nyaman.

Rita dan Tomas menyadari Ari telah berada di depan pintu. Mereka segera menyambut Ari. Rita terlihat ragu.

"Ari, kau sudah pulang?" tanya Rita.

"Apa-apaan ini?!" Ari balik bertanya. Ia memandangi orang-orang duduk di lantai ruang tamu sambil membaca surat yasin.

"Maafkan aku, aku tak sempat memberi tahumu. Hari ini adalah hari peringatan 3 tahun kepergian ayah dan ibumu. Kami mengadakan doa bersama warga." terang Rita.

Ari melirik foto Linda dan Herman berpigura terletak di atas meja. Ari semakin panik. Seketika pandangannya menjadi kabur. Ia tak dapat melihat dengan jelas. Tubuhnya mulai linglung.

"Ari, kau baik-baik saja?" tanya Rita.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
  8. 8
  9. 9
  10. 10
  11. 11
  12. 12
Mohon tunggu...

Lihat Konten Fiksiana Selengkapnya
Lihat Fiksiana Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun