Setelah pertengkaran tadi malam dengan Rita, Ari sengaja melewatkan sarapan. Ia menghindari bertemu dengan Rita. Dirinya sungguh tak ingin melihat wajah Rita selama beberapa hari ke depan. Beruntung saja Tomas juga tidak datang ke kamar Ari untuk menyuruhnya sarapan bersama.
Setelah melihat mobil Rita dan Tomas keluar garasi dari jendela kamarnya di lantai dua, barulah Ari mulai keluar dari kamar. Ia menuruni anak tangga lalu menuju dapur. Di sana, ia mendapati menu sarapan roti panggang serta telur dadar seperti biasanya. Ternyata mereka masih berbaik hati untuk menyisakan makanan untuk Ari.
Ari pun segera menghabiskan sarapannya. Selepas makan, ia membereskan peralatan makan serta merapihkan semua perabot seperti biasanya. Ari melakukan rutinitasnya sehari-hari lagi. Mulai dari makan, cuci piring, bersih-bersih rumah, lalu kembali menonton televisi.
Televisi di ruang tamu menyala menyiarkan acara kartun. Sudah jelas Ari tidak menontonnya. Ia hanya melihat gambar-gambar bergerak tanpa memperhatikannya. Pikiran Ari melayang-layang jauh entah kemana.
Kepala Ari menoleh ke arah jaket di sampingnya. Jaket milik Yandi yang berwarna hitam. Ari pun teringat janjinya untuk mengembalikan jaket tersebut hari ini.
---
Langkah kaki Ari berjalan menyusuri trotoar jalan. Hari ini matahari bersinar cukup terik dari biasanya. Kendaraan juga memadati jalanan cukup ramai. Sepertinya hari ini hari yang sibuk. Baguslah. Artapuri menunjukkan tanda-tanda kemajuan. Biasanya kota ini sangat sepi bagaikan kota mati.
Ari berjalan menuju Royale Bar yang berada tak jauh lagi dari dirinya. Ia hendak mengembalikan jaket Yandi yang ia pakai dan mungkin akan bermain beberapa buah lagu di sana. Ari sudah menyiapkan beberapa daftar musik mulai dari Beethoven sampai Mozart. Jari-jari tangannya sudah gatal ingin berdansa di atas tuts piano.
Baru saja Ari membuka pintu bar, tiba-tiba ia melihat seorang wanita tengah duduk mengobrol bersama Yandi di meja bartender. Wanita itu tak lain dan tak bukan adalah Melani. Mau apa lagi wanita itu datang kemari?
Melani tak sengaja melirik ke arah Ari. Ia langsung memanggil Ari untuk bergabung dengannya. Bukannya mendatangi Melani, Ari malah keluar bar secepatnya. Ia mengambil langkah seribu menjauh dari Royale Bar.
Mimpi apa Ari semalam? Mengapa bisa bertemu dengan wanita itu lagi? Bukannya kemarin Ari sudah menyuruhnya untuk pulang? Mengapa ia masih berkeliaran di Artapuri? Ari tak habis pikir. Ia terus berjalan dengan kecepatan tinggi.