Mohon tunggu...
AL Wijaya
AL Wijaya Mohon Tunggu... Penulis - Penulis

Penulis "Target Pertama", "As You Know", "Kembali ke Awal"

Selanjutnya

Tutup

Fiksiana

Batas (Bab 4)

4 Juni 2019   20:34 Diperbarui: 4 Juni 2019   20:48 22
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

---

Warna hijau lampu lalu lintas yang menyala nampak kontras dengan gelapnya malam. Semilir angin bertiup sepoi-sepoi. Beberapa kendaraan melaju dengan cepat melewati marka zebra cross. Mereka terburu-buru karena tak ingin terjebak oleh lampu merah.

Setelah beberapa detik, lampu lalu lintas berubah menjadi merah kembali. Beberapa kendaraan berhenti tepat di belakang tanda garis zebra cross. Ari menengok ke arah kanan dan kiri. Semua kendaraan telah berhenti. Ia aman untuk menyebrang.

Ari pun menyebrang di atas zebra cross. Ia kembali berjalan di trotoar. Udara malam ini yang cukup dingin membuat dirinya mengeratkan jaket milik Yandi ke tubuhnya.

Gara-gara mengantar Melani, ia harus meminjam jaket ini pada Yandi. Ari berencana untuk mengembalikannya besok.

Dengan langkah kaki yang tegas, Ari menyusuri jalanan utama kota Artapuri di malam hari. Keadaan malam hari kota ini tak jauh beda dari kota-kota kecil lainnya. Sepi. Tak banyak kendaraan yang lalu-lalang, mungkin hanya ada satu dua. Orang-orang mungkin sudah kembali ke rumah mereka masing-masing untuk menyantap makan malam.

Ngomong-ngomong soal kembali ke rumah, Ari sadar bahwa sekarang sudah malam. Rita dan Tomas pasti marah besar kalau tahu ia pulang terlambat lagi. Apalagi kalau sampai Rita mencarinya ke Royale Bar. Ini pasti akan jadi masalah besar.

Belum sempat Ari berpikir lebih dalam lagi, dari kejauhan ia melihat Rita dan Tomas sedang mengobrol serius di depan rumah. Mereka nampak memperbincangkan sesuatu. Suara keduanya terdengar cukup kencang. Ari hanya menggeleng-gelengkan kepala. Ternyata yang ia takutkan menjadi kenyataan.

"Itu semua karena kau tidak memberinya waktu, Rita!" kata Tomas.

Mau tak mau, Ari harus pulang. Ia berjalan mendekati rumahnya dengan kecepatan tinggi sambil menunduk. Menyadari Ari datang, Rita langsung menghardik keponakannya itu.

"Dari mana saja kamu?!" tanya Rita dengan nada kesal.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
Mohon tunggu...

Lihat Konten Fiksiana Selengkapnya
Lihat Fiksiana Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun