Mohon tunggu...
AL Wijaya
AL Wijaya Mohon Tunggu... Penulis - Penulis

Penulis "Target Pertama", "As You Know", "Kembali ke Awal"

Selanjutnya

Tutup

Fiksiana

Batas (Bab 4)

4 Juni 2019   20:34 Diperbarui: 4 Juni 2019   20:48 22
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Ari kembali berjalan meninggalkan Melani yang masih diam terpaku. Ari sungguh tak ingin membantu Melani kali ini. Ia merasa sudah berbaik hati mengantarnya hingga ke tempat ini. Namun ia tak bisa membantunya lebih jauh lagi. Ari tahu, itu akan jadi masalah.

Jika orang-orang tahu Ari kedapatan berjalan bersama wanita asing berwajah Chinese, pasti akan ada konflik yang muncul. Siapa yang tidak tahu mulut orang-orang Artapuri? Informasi bisa menyebar luas dengan sangat cepat, terutama informasi negatif. Ari tak ingin hal ini tersebar. Sudah cukup setiap hari ia mendengar bisikan tetangga tentang Rita dan Tomas. Ari tak mau menambah rumor apapun lagi.

---

Di dalam mobil Rita menyetir mobil dengan hati-hati. Ia menyusuri tiap jalan di Artapuri perlahan. Sembari terus menyetir, Rita memasang mata kiri dan kanan untuk melihat sekelilingnya. Siapa tahu ia menemukan Ari tengah berjalan.

Dalam hati, Rita merasa khawatir akan keponakannya itu. Rita sudah mencari Ari di bar milik Yandi, namun ia tidak ada di sana. Dimana lagi Ari akan pergi selain ke tempat Yandi? Rita benar-benar kehabisan akal.

Tepat di belakang lampu lalu lintas yang berwarna merah, Rita memberhentikan mobilnya. Ia menarik nafas sejenak. Pikirannya benar-benar kacau. Dirinya memaki dalam hati. Rita merasa gagal menjaga Ari. Ia sangat kesal pada dirinya sendiri.

Seharusnya Rita bisa lebih tegas lagi pada Ari. Selama ini ia menyadari bahwa dirinya terlalu lunak. Rita tak berani memarahi Ari karena Ari memang bukan anaknya. Ia merasa tak berhak memarahinya ketika Ari berbuat salah. Dirinya selalu memendam amarah dalam hati.

Namun lihat apa yang terjadi sekarang. Semuanya kacau. Ari menjadi anak yang lepas kontrol. Tak ada yang dapat mengaturnya, bahkan dirinya dan Tomas sudah kewalahan menghadapi anak itu. Sangat keras kepala.

Rita memijit kepalanya yang terasa sakit. Ia sungguh marah pada Ari. Kelakuannya kian hari kian menyusahkan. Mulai dari mabuk-mabukan, pulang malam, sekarang ia pergi entah kemana. Rita merasa ini semua harus segera disudahi.

Ia harus mengambil tindakan tegas.

Dari arah depan, Rita melihat lampu lalu lintas yang sedari tadi berwarna merah berubah warna menjadi hijau.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
Mohon tunggu...

Lihat Konten Fiksiana Selengkapnya
Lihat Fiksiana Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun