Yang unik adalah untuk menuju jalur hutan dari Desa Pancasila kita harus menggunakan ojek motor warga sekitar. Semacam CSR lah buat warga sekitar. He he he baru kali ini naik gunung pakai ojek motor. Jangan pikir jalanannya semulus aspal. Jalanan tanah yang berlubang dan becek yang harus dilewati bersama tukang ojek yang ngebut serasa di sirkuit. Sepeda motornya pun sepeda motor bebek hasil modifikasi chasis, ban dan mesin. Naik gunung serasa offroad pokoknya.
Brooom .... brooom .... jebuuur.... (ini kalau ojeknya lagi nyebur ke kubangan)
Oke bro, saatnya mendaki !
Jalur setapak yang rapat dengan tanaman dan minimnya sampah manusia menandakan jalur ini jarang dilewati pendaki. tidak Ganasnya gigitan Daun Jelatang harus kami taklukkan sepanjang pendakian.
Menggunakan baju lengan panjang, sepatu dan kaos kaki rapat serta penutup kepala sangat disarankan. Selain gatalnya duri daun jelatang kami juga harus berkompromi dengan gigitan pacet atau lintah, apalagi jika turun hujan.
Tantangan lain jalur pendakian Tambora adalah pohon tumbang yang banyak melintang sepanjang jalur merupakan tantangan yang harus ditaklukkan para pendaki.
Hati-hati celana sobek bro saat lewati batang pohon melintang.
Jalur pendakian Tambora cenderung rata dengan jalur tanah. Bahkan ada beberapa “bonus” saat pendakian alias jalanan rata atau bahkan menurun.