Mohon tunggu...
Alwan Farhan
Alwan Farhan Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa

Halo! Saya Alwan Farhan, seorang penulis lepas dan freelance dengan minat besar terhadap budaya dan perkembangan sosial.menempuh kuliah Pendidikan Luar Biasa dari Universitas Negeri Surabaya, saya belum memiliki pengalaman menulis dan kali ini baru belajar le. Di Kompasiana, saya berbagi pemikiran dan perspektif saya tentang berbagai topik, termasuk pendidikan luar biasa, budaya, teknologi, dan isu-isu sosial terkini. Saya percaya bahwa menulis adalah salah satu cara terbaik untuk menghubungkan dan berinteraksi dengan orang lain, serta untuk berbagi pengetahuan dan wawasan. Melalui artikel-artikel saya, saya berharap dapat memberikan informasi yang bermanfaat, menginspirasi, dan memicu diskusi yang konstruktif di antara para pembaca. Selain menulis, saya juga menikmati membaca buku, menjelajahi tempat-tempat baru, dan berpartisipasi dalam kegiatan-kegiatan budaya. Saya terbuka untuk kolaborasi dan diskusi, jadi jangan ragu untuk menghubungi saya jika Anda memiliki pertanyaan atau ide yang ingin dibagikan. Terima kasih telah mengunjungi profil saya di Kompasiana. Selamat membaca dan semoga Anda menemukan artikel-artikel saya menarik dan informatif!

Selanjutnya

Tutup

Ruang Kelas

Strategi Efektif Mengembangkan Kemampuan Berkomunikasi Anak Autis

17 Mei 2024   00:53 Diperbarui: 17 Mei 2024   00:55 88
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ruang Kelas. Sumber Ilustrasi: PAXELS

     (Grandin & Wright, 1998, hal. 134).  Kenyataan ini menyoroti peran penting yang dimainkan oleh komunikasi dalam perkembangan anak, dan anak-anak dengan Gangguan Spektrum Autisme (ASD) sering kali menghadapi tantangan unik di bidang ini.  Kesulitan dengan komunikasi verbal dan nonverbal dapat menghambat kemampuan mereka untuk berhubungan dengan orang lain, mengekspresikan diri, dan berkembang dalam lingkungan pendidikan.

     (Keller, 1903).  Sentimen ini terutama berlaku bagi anak-anak dengan Autism Spectrum Disorder (ASD), yang mungkin menghadapi rintangan yang signifikan dalam mengekspresikan diri mereka sendiri dan berhubungan dengan orang lain.  Kesulitan komunikasi dapat menghambat perkembangan sosial, kesejahteraan emosional, dan kemajuan akademis mereka.

METODE PENELITIAN

Mengembangkan strategi komunikasi yang efektif bagi anak autis membutuhkan penelitian yang cermat dan komprehensif. Berbagai metode penelitian dapat digunakan untuk memahami dan meningkatkan kemampuan komunikasi mereka.

Penelitian kualitatif, seperti studi kasus, etnografi, dan wawancara, memberikan wawasan mendalam tentang pengalaman individu anak autis dan komunitasnya dalam berkomunikasi. Di sisi lain, penelitian kuantitatif, seperti survei, eksperimen, dan analisis data sekunder, memungkinkan pengumpulan data skala besar untuk mengidentifikasi pola dan tren dalam pengembangan komunikasi anak autis.

Pendekatan campuran, yang menggabungkan metode kualitatif dan kuantitatif, menawarkan pemahaman yang lebih menyeluruh dan kaya tentang strategi komunikasi yang efektif.

Pemilihan metode penelitian yang tepat bergantung pada pertanyaan penelitian yang spesifik. Peneliti harus mempertimbangkan desain penelitian, pengumpulan data, dan analisis data secara cermat untuk menghasilkan temuan yang valid dan dapat diandalkan.

HASIL PEMBAHASAN

     Intervensi dini, dimulai sedini mungkin, sangatlah penting untuk membantu anak autis mengembangkan kemampuan komunikasi mereka. Semakin dini intervensi dilakukan, semakin besar peluang anak untuk mencapai potensi penuh mereka. (Dawson & Goldsmith, 2004).

     Setiap anak autis memiliki kebutuhan dan kemampuan yang unik. Oleh karena itu, penting untuk menerapkan pendekatan yang terindividualisasi dalam mengembangkan strategi komunikasi mereka. Pendekatan ini harus mempertimbangkan profil individu anak, termasuk kekuatan, kelemahan, dan gaya belajar mereka. (Greenspan & Shanker, 2004).

     Penelitian menunjukkan bahwa kombinasi berbagai pendekatan, seperti terapi perilaku, terapi wicara, dan intervensi edukasi, dapat memberikan hasil yang lebih optimal dalam meningkatkan kemampuan komunikasi anak autis. (Rogers & Lord, 2008).

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ruang Kelas Selengkapnya
Lihat Ruang Kelas Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun