(Grandin & Wright, 1998, hal. 134).  Kenyataan ini menyoroti peran penting yang dimainkan oleh komunikasi dalam perkembangan anak, dan anak-anak dengan Gangguan Spektrum Autisme (ASD) sering kali menghadapi tantangan unik di bidang ini.  Kesulitan dengan komunikasi verbal dan nonverbal dapat menghambat kemampuan mereka untuk berhubungan dengan orang lain, mengekspresikan diri, dan berkembang dalam lingkungan pendidikan.
   (Keller, 1903).  Sentimen ini terutama berlaku bagi anak-anak dengan Autism Spectrum Disorder (ASD), yang mungkin menghadapi rintangan yang signifikan dalam mengekspresikan diri mereka sendiri dan berhubungan dengan orang lain.  Kesulitan komunikasi dapat menghambat perkembangan sosial, kesejahteraan emosional, dan kemajuan akademis mereka.
METODE PENELITIAN
Mengembangkan strategi komunikasi yang efektif bagi anak autis membutuhkan penelitian yang cermat dan komprehensif. Berbagai metode penelitian dapat digunakan untuk memahami dan meningkatkan kemampuan komunikasi mereka.
Penelitian kualitatif, seperti studi kasus, etnografi, dan wawancara, memberikan wawasan mendalam tentang pengalaman individu anak autis dan komunitasnya dalam berkomunikasi. Di sisi lain, penelitian kuantitatif, seperti survei, eksperimen, dan analisis data sekunder, memungkinkan pengumpulan data skala besar untuk mengidentifikasi pola dan tren dalam pengembangan komunikasi anak autis.
Pendekatan campuran, yang menggabungkan metode kualitatif dan kuantitatif, menawarkan pemahaman yang lebih menyeluruh dan kaya tentang strategi komunikasi yang efektif.
Pemilihan metode penelitian yang tepat bergantung pada pertanyaan penelitian yang spesifik. Peneliti harus mempertimbangkan desain penelitian, pengumpulan data, dan analisis data secara cermat untuk menghasilkan temuan yang valid dan dapat diandalkan.
HASIL PEMBAHASAN
   Intervensi dini, dimulai sedini mungkin, sangatlah penting untuk membantu anak autis mengembangkan kemampuan komunikasi mereka. Semakin dini intervensi dilakukan, semakin besar peluang anak untuk mencapai potensi penuh mereka. (Dawson & Goldsmith, 2004).
   Setiap anak autis memiliki kebutuhan dan kemampuan yang unik. Oleh karena itu, penting untuk menerapkan pendekatan yang terindividualisasi dalam mengembangkan strategi komunikasi mereka. Pendekatan ini harus mempertimbangkan profil individu anak, termasuk kekuatan, kelemahan, dan gaya belajar mereka. (Greenspan & Shanker, 2004).
   Penelitian menunjukkan bahwa kombinasi berbagai pendekatan, seperti terapi perilaku, terapi wicara, dan intervensi edukasi, dapat memberikan hasil yang lebih optimal dalam meningkatkan kemampuan komunikasi anak autis. (Rogers & Lord, 2008).