Mohon tunggu...
Alwah Asaniah
Alwah Asaniah Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswi BSA Sekolah Tinggi Ilmu Adab dan Budaya Islam Riyadul Ulum Tasikmalaya

By Language we can dominate the world

Selanjutnya

Tutup

Bahasa

Mengenal Lebih dalam Teori Strukturalisme dalam Analisis Pendekatan Objektif

4 Mei 2024   20:46 Diperbarui: 19 September 2024   12:08 513
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bahasa. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Jcstudio

Roland Barthes adalah kritikus sastra Prancis yang menganut strukturalisme, beliau mempunyai pengaruh besar dalam perkembangan teori sastra . Barthes juga sangat memperhatikan bidang bahasa saat menganalisis karya sastra, seperti halnya Greimas dan Todorov. Saussure melihat bahasa sebagai suatu sistem lambang yang menghubungkan kebiasaan budaya dan sejarah, yang memengaruhi pemikirannya tentang bidang ini.

  • Gerrad Genette

Kritikus yang berasal dari Prancis bernama Gerrad Genette. Jika dibandingkan dengan perspektif Barthes, pendekatan yang digunakan dalam publikasi yang ditulis Genette di berbagai media tampak berbeda. Genette berusaha menghindari menggunakan gaya bahasa hiperbola dalam keseluruhan karyanya. Selain itu, Genette memiliki penelaahan yang dapat menarik perhatian para pembaca Anglo-Amerika karena dia memahami dengan baik konvensi kritik dan fiksi sejarah kesastraan.

  • Claude Levi-Strauss

Salah satu antropolog Prancis Levi-Strauss dikenal sebagai pencipta strukturalisme dalam antropologi. Perhatiannya lebih banyak diarahkan pada mitos yang berkembang di masyarakat. Studi-studi mitos Levi-Strauss dapat dikatakan merupakan dasar dari analisis deskriptif strukturalisme modern yang telah berkembang sampai saat ini.

Bagaimana konsep teori strukturalisme?

Yoseph (1997; 37--40) menjelaskan teori strukturalisme sastra bahwa karya sastra dianggap sebagai "artefak" atau benda seni. Oleh karena itu, realisi-realiasi struktural karya sastra hanya dapat dipahami melalui hubungan antara unsur-unsur artefak itu sendiri.Secara keseluruhan, teks sastra terdiri dari elemen seperti ide, tema, latar, karakter, perwatakan, insiden, plot, dan gaya bahasa. Namun, elemen-elemen ini berbeda-beda dalam setiap karya sastra. Jika seseorang menggunakan pendekatan strukturalisme untuk menganalisis karya sastra, mereka harus berkonsentrasi pada landasan linguistik penelitian mereka, menurut Culler (1975:3). Dalam pendekatan strukturalismeini, elemen-elemen berikut dipelajari dalam karya sastra: tema, alur, latar, penokohan, gaya penulisan, dan hubungan antaraspek yang membentuk karya sastra.

Dengan bantuan strukturalisme sastra, peneliti sastra dapat memilih elemen mana yang paling penting. Namun, luasnya harus dibatasi hanya sampai bagian-bagian tersebut terkandung dalam teks. Oleh karena itu, teks sastra berfungsi sebagai pengontrol kredibilitas dan objektivitas temuan penelitian sastra. Metode ilmiah ini menetapkan teori strukturalisme sastra yang berkembang pesat dan diterima secara luas.

Zulfahnur (1997: 146-147) menggambarkan konsep struktural sebagai berikut:

  •   Memberikan penilaian terhadap keharmonisan semua komponen yang membentuk keseluruhan struktur dengan menjalin hubungan antara komponen tersebut sehingga menjadi suatu keseluruhan yang bermakna dan bernilai estetik.
  •  Memberikan penilaian terhadap hubungan harmonis antara isi dan bentuk, karena jalinan antara isi dan bentuk sangat penting untuk menentukan kualitas sebuah karya sastra.

Tujuan teori strukturalime ini adalah sebagai berikut:

  • Sebagai aktivitas inteltual yang bertujuan untuk menjelaskan eksplikasi tekstual;
  • Sebagai metode ilmiah, teori ini memiliki cara kerja teknis dan rangkaian langkah-langkah yang tertib untuk mencapai kesimpulan yang valid;
  • Dan sebagai pengetahuan, teori ini dapat dipelajari dan dipahami secara umum dan luas, dan cara kerjanya dapat ditunjukkan secara akurat

Bagaimana Kelebihan dan kekurangan dari teori strukturalisme? 

Beberapa kelebihan teori strukturalisme adalah tidak memerlukan pengkaji sastra yang memiliki pengetahuan yang luas tentang sastra dan bahwa kajian sastra menjadi positivistik, yang berarti bahwa unsur-unsurnya dapat diukur, dibuktikan, dan dijamin.

Dibalik kelebihan teori strukturalisme yang ada tentunya teori strukruralisme mempunyai kekurangan, berikut beberapa kekurangan teori strukturalisme

  • Karya sastra dipisahkan dari konteks atau ahistoris (terlepas dari sejarahnya)
  • Tidak mempertimbangkan pengarang sebagai pencetus ide
  • Penafsiran tidak selalu objektif
  • Studinya sederhana
  • Memiliki hubungan sosial budaya
  • Cenderung sinkronis
  • membutuhkan teori sastra yang kuat.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Bahasa Selengkapnya
Lihat Bahasa Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun