Mohon tunggu...
Alvriza Mohammed Fadly
Alvriza Mohammed Fadly Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa Film dan Televisi UPI 2020

A Student of Film and Television Study Program In Indonesia University of Education. Likes to write entertainment news and practicing journalistic production and distribution.

Selanjutnya

Tutup

Olahraga Pilihan

Ada Apa dengan "No Mercy" Saat Ini?

14 Maret 2023   00:16 Diperbarui: 14 Maret 2023   00:31 464
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Mareb Dvalishvili melawan Petr Yan di UFC Vegas 71 (BloodyElbow.com)

'No Mercy', itulah nickname dari seorang petarung asal rusia bernama Petr Yan. Bertarung di kelas Bantamweight terhitung sejak 2018 dan telah mengantongi skor 16 kali kemenangan dan 5 kali kalah. 

Dia sempat memenangkan sabuk juara kelas bantamweight pada tahun 2020 setelah mengalahkan legenda UFC, Jose Aldo. Petr Yan dikenal dengan gaya strikingnya yang sadis dan tanpa henti meskipun dengan ukuran badan yang kecil, karena itulah dia mendapatkan julukan No Mercy (Tanpa Ampun). 

Dari beberapa petarung kelasnya, dia digadang-gadang sebagai raja baru kelas bantam yang dapat bertahan lama seperti Demitrious Johnson. Tetapi, satu 'kesalahan' fatal yang mengakibatkan dia lengser dari tahta kerjaan secara konyol terjadi setelah bertarung dengan Aljamain Sterling pada UFC 259. Sejak itulah, karir bertarung Petr Yan sempat bergoyah.

Aljamain Sterling vs Petr Yan 2 di UFC 273 (Sumber: Fox Sport)
Aljamain Sterling vs Petr Yan 2 di UFC 273 (Sumber: Fox Sport)

Setelah kehilangan sabuk kejuaraannya, Petr mencoba menginisiasi 'Proving Honor' dimana dia merupakan raja sesungguhnya dari kelas Bantamweight. Rencana dia merebut kembali sabuk sempat terlihat cerah setelah mengalahkan Cory Sandhagen pada UFC 267 dalam perebutan sabuk interim kelas Bantamweight. 

Petr dijadwalkan untuk melawan Aljamain Sterling kembali di UFC 273 dan dia merasa pertarungan mereka berjalan dengan apa yang semestinya dan tidak berakhir dengan tendangan sepak yang konyol. Saat dipertemukan kembali dengan lawan lamanya, Petr tidak memiliki jawaban atas permainan bawah dan ground control Aljamain Sterling. 

Seakan-akan kekuatan mistik Petr menghilang, alhasil dia kalah via keputusan juri dan menelan kenyataan pahit bahwa dia harus berjuang lagi melawan contender kelas bantamweight yang lain. 

Gambar 3. Petr Yan melawan Sean O' Malley di UFC 280 (Sumber: Marca)
Gambar 3. Petr Yan melawan Sean O' Malley di UFC 280 (Sumber: Marca)

Dua kali menelan kekalahan pada orang sama sembari kehilangan kesempatan untuk merebut sabuk kejuaraan, Petr akhirnya harus melawan Sean O' Malley untuk kembali mendapatkan title shot. Diketahui bahwa 'Sugar Sean' merupakan contender yang sedang naik daun setelah mengalahkan beberapa petarung kelas bantamweight, bahkan banyak orang berpikiran bahwa dia merupakan anak emas UFC yang baru karena sifat tengil dan energiknya seperti Connor McGregor. 

Dua petarung ini akhirnya dipertemukan dalam acara UFC 280 pada co-main event. Pertarungan berjalan sangat sengit, Petr Yan beberapa kali mencoba merobohkan Sean dengan tembakan takedown dan combo tinjunya. Para penonton dan komentator yakin bahwa Petr memenangkan pertarungan itu, tetapi keputusan juri berkata lain dan akhirnya memenangkan Sean O' Malley. 

Hasil ini membuat para penggemar sangat kebingungan, karena Petr mendominasi Sean dari segala sisi, bahkan Khabib Nurmagomedov dalam ruang ganti sangat heran dengan keputusan ini. Kekalahan ini membuat Petr diam seribu kata, bahkan dia mengancam untuk keluar dari UFC setelah keputusan juri yang terbilang memihak satu sisi.

Gambar 4. Petr Yan melawan Dvalishvili dalam UFC Vegas 71 (Sumber: FightMag)
Gambar 4. Petr Yan melawan Dvalishvili dalam UFC Vegas 71 (Sumber: FightMag)

Waktu dan pertarungan UFC lain terus berjalan, hingga akhirnya UFC mempertemukan Petr Yan dengan Mareb Dvalishvili di UFC Vegas 71. Mereka akan melakoni pertarungan perbaikan peringkat, ini merupakan momen bagi Petr untuk kembali beraksi di kelas Bantamweight. Petarung yang dia hadapi bukanlah orang sembarang, Dvalishvili memiliki rekor yang hampir sama dengan Petr Yan dan merupakan prospek petarung kelas Bantamweight terbaru. 

Selain itu, dia dilatih oleh Aljamain Sterling untuk menghadapi 'No Mercy' pada fight night nanti. Kualitas coaching Aljamain terhadap Dvalishvili terbukti nyata, dia mendominasi Petr dan lagi-lagi Petr tidak memiliki jawaban atas permainan gulat Dvalishvili selama 5 ronde di atas oktagon. Hal ini membuat Petr menelan kekalahan ketiga kali berturut-turut dan belum memenangkan satu pertarungan pun. 

Evaluasi pertarungan pada gaya pertarungan Petr Yan membutuhkan sebuah peningkatan dalam permainan bawah dan permainan gulat, kasus ini hampir sama dengan Alex 'Poatan' Pereira yang mana dia kesulitan dalam bergulat dengan Israel Adesanya dalam UFC 281.  

Tanpa gulat yang bagus, kamu masih belum dikatakan petarung yang lengkap karena MMA merupakan olahraga yang tidak hanya mengandalkan kekuatan tetapi juga cardio dan fight IQ.

 Haruskah Petr Yan naik kelas berat ke Featherweight untuk memperbaikinya? Atau sebaliknya dia bertahan di kelas bantamweight sembari memperbaiki gaya bertarungnya? Semoga UFC dapat mengembalikan 'No Mercy' dalam waktu yang dekat ini dan melihat sebuah peningkatan. 

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Olahraga Selengkapnya
Lihat Olahraga Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun