'No Mercy', itulah nickname dari seorang petarung asal rusia bernama Petr Yan. Bertarung di kelas Bantamweight terhitung sejak 2018 dan telah mengantongi skor 16 kali kemenangan dan 5 kali kalah.Â
Dia sempat memenangkan sabuk juara kelas bantamweight pada tahun 2020 setelah mengalahkan legenda UFC, Jose Aldo. Petr Yan dikenal dengan gaya strikingnya yang sadis dan tanpa henti meskipun dengan ukuran badan yang kecil, karena itulah dia mendapatkan julukan No Mercy (Tanpa Ampun).Â
Dari beberapa petarung kelasnya, dia digadang-gadang sebagai raja baru kelas bantam yang dapat bertahan lama seperti Demitrious Johnson. Tetapi, satu 'kesalahan' fatal yang mengakibatkan dia lengser dari tahta kerjaan secara konyol terjadi setelah bertarung dengan Aljamain Sterling pada UFC 259. Sejak itulah, karir bertarung Petr Yan sempat bergoyah.
Setelah kehilangan sabuk kejuaraannya, Petr mencoba menginisiasi 'Proving Honor' dimana dia merupakan raja sesungguhnya dari kelas Bantamweight. Rencana dia merebut kembali sabuk sempat terlihat cerah setelah mengalahkan Cory Sandhagen pada UFC 267 dalam perebutan sabuk interim kelas Bantamweight.Â
Petr dijadwalkan untuk melawan Aljamain Sterling kembali di UFC 273 dan dia merasa pertarungan mereka berjalan dengan apa yang semestinya dan tidak berakhir dengan tendangan sepak yang konyol. Saat dipertemukan kembali dengan lawan lamanya, Petr tidak memiliki jawaban atas permainan bawah dan ground control Aljamain Sterling.Â
Seakan-akan kekuatan mistik Petr menghilang, alhasil dia kalah via keputusan juri dan menelan kenyataan pahit bahwa dia harus berjuang lagi melawan contender kelas bantamweight yang lain.Â
Dua kali menelan kekalahan pada orang sama sembari kehilangan kesempatan untuk merebut sabuk kejuaraan, Petr akhirnya harus melawan Sean O' Malley untuk kembali mendapatkan title shot. Diketahui bahwa 'Sugar Sean' merupakan contender yang sedang naik daun setelah mengalahkan beberapa petarung kelas bantamweight, bahkan banyak orang berpikiran bahwa dia merupakan anak emas UFC yang baru karena sifat tengil dan energiknya seperti Connor McGregor.Â
Dua petarung ini akhirnya dipertemukan dalam acara UFC 280 pada co-main event. Pertarungan berjalan sangat sengit, Petr Yan beberapa kali mencoba merobohkan Sean dengan tembakan takedown dan combo tinjunya. Para penonton dan komentator yakin bahwa Petr memenangkan pertarungan itu, tetapi keputusan juri berkata lain dan akhirnya memenangkan Sean O' Malley.Â