Mohon tunggu...
Alviyatun
Alviyatun Mohon Tunggu... Tenaga Kesehatan - ATLM (Ahli Teknologi Laboratorium Medik) di Daerah Istimewa Yogyakarta.

Blog : https://alviyatunyudi.blogspot.com/ Pesan : Proses belajar berjalan sepanjang hayat, proses sabar dan ikhlas menerima dan menjalani segala ketentuan Allah dengan ikkhtiyar yang optimal

Selanjutnya

Tutup

Cerpen

Paes Pengantin

15 Maret 2022   17:33 Diperbarui: 15 Maret 2022   17:44 908
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Kecelakaan yang membuat Ayah Monika dan Mayang menyesal, karena ia tak sempat mengantarkan isteri tercintanya, bidadarinya berbelanja ke pasar.

"Mas, hari ini persediaan sayuran dan lauk kita habis. Untuk memasak nanti siang belum ada bahan. Mas, bisa kan, mengantarku ke pasar?" pintanya pagi itu. Tiada yang tahu, bahwa itu adalah permintaan terakhirnya.

"Aduh, bagaimana ya, Dinda, Mas ingin mengantarmu, tetapi Mas benar-benar tidak bisa. Pemilik toko sebelah mengundang Mas untuk menjadi saksi pernikahan anaknya pagi ini. Atau Monika saja yang mengantar?" Ayah Monika mencoba mencarikan pengganti.

"Pagi ini Monika ada pertemuan penting di kantornya, Mas. Mayang juga sedang ujian semester, sudah berangkat dari tadi. Kalau begitu aku pergi sendiri, tidak mengapa, Mas. Motor kita juga lama tidak keluar, biar aku pakai motor saja." Jawab wanita yang sampai saat itu masih nampak anggun dan cantik, meski usia sudah hampir 50 tahun.

Terpaksa isterinya berangkat sendiri naik sepeda motor. Karena lama tidak menaiki sepeda motor, saat berpapasan dengan sebuah truk pembawa pasir yang akan menyetor pasir ke toko bangunan milik tetangganya, ia oleng dan menyenggol badan truk tersebut. Ia terjatuh, mengalami pendarahan banyak dan tidak tertolong.

Hidup dan mati adalah ketentuan Allah. Kabar duka yang membuat Ayah dua orang gadis itu sering menyendiri. Ia ingin mengenang masa-masa indah bersama isterinya, bidadari surganya.

Semenjak itu, Monika semakin menyayangi Mayang. Ia harus menjaga adik semata wayangnya itu. Sampai masalah menikah pun, ia tidak ingin menikah bila adiknya belum menikah. Sementara Mayang, tidak ingin menikah bila kakaknya belum menikah.

Hingga terjadilah percakapan yang menegangkan di siang terik itu, di rumah joglo mereka. Saat itu Ayah kedua gadis itu sedang tidak berada di rumah.

"May, kamu dengar kata Kakak? Kamu harus menikah dua minggu lagi, May. Jangan permalukan Ayah dan Kakak di hadapan keluarga Hilal. Semua sudah sepakat. Kamu harus ikuti. Dan ingat pesan Ibu kita, paes pengantinnya nanti adalah paes pengantin dari Yogya." Monika sudah tidak ingin dibantah lagi, tidak ingin berdebat lagi.

Hatinya tidak sedang bahagia, teringat ibu tiri yang sudah dianggap sebagai ibu kandungnya sendiri. Kecantikan ibu tiri nyata saat paes pengantin menghiasi wajahnya. Paes pengantin yang membuatnya semakin anggun, dan agung.

***

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun