Suami tak lelah mencari, sampai ditemukanlah jambu merah di daerah sekitar Monumen Jogja kembali kabupaten Sleman. Sementara tempat tinggal saya di ujung selatan kabupaten Bantul. Saya pun makan jambu sepuasnya. Namanya orang ngidam, harus dituruti lo ya...(itu kata orangtua dulu)...hehe...
Saat istri ngidam ini, suami harus betul-betul pengertian dan punya stok sabar yang banyak. Karena kalau tidak keturutan, rasanya nyesek di dada.Â
Seakan-akan suami tidak peduli (ini perasaan saya waktu itu), padahal karena memang yang dicari tidak ketemu. Kasihan juga sih sama suami, tapi bagaimana lagi, pinginnya debay seperti itu.
Persiapan melahirkan
Kondisi muntah dan badan lemes sering pusing ini  berlangsung  kurang lebih selama empat bulan. Alhamdulillah, memasuki bulan kelima, badan terasa mulai segar dan nyaman. Nafsu makan mulai muncul dan makanan terasa enak seperti saat sebelum hamil.
Kesempatan ini saya pergunakan sebaik-baiknya dengan mengkonsumsi makanan yang bergizi, untuk mengganti nutrisi yang selama empat bulan terabaikan karena hyperemesis.Â
Hyperemesis ini adalah mual dan muntah secara berlebihan, yang terjadi pada kehamilan trimester pertama. Penyebabnya belum diketahui secara pasti, kemungkinan karena tingginya kadar hormon hCG (human Chorionic Gonadotropin) dalam darah.Â
Dilansir dari alodokter.com, hormon hCG saya waktu itu terdeteksi positif pada saat dua hari telat menstruasi. Hormon ini  dapat terdeteksi melalui urin pada saat melalukan tes kehamilan.Â
Kebetulan tes saya lakukan sendiri, semakin bertambah usia kehamilan hormon ini semakin menurun. Terbukti dengan nafsu makan saya pada bulan kelima membaik.
Sebenarnya nutrisi harus tetap dikonsumsi meski kondisi badan menolak, harus dipaksakan makan dan minum bergizi. Karena pertumbuhan janin sangat dipengaruhi oleh asupan gizi ibu. Apalagi saat trimester pertama adalah masa-masa kritis pembentukan organ-organ vital tubuh janin. Jika nutrisi tidak tercukupi, dikhawatirkan berpengaruh pada perkembangan pertumbuhan janin.
Seorang ibu harus semangat memberikan yang terbaik untuk calon debaynya. Dan seorang ayah/suami harus mensuport isteri untuk selalu menjaga kondisi ibu dan janinnya. Agar kelak terlahir calon generasi penerus yang handal dan berkualitas baik secara fisik, ilmu, akal maupun akhlaknya.
Selain itu yang tak kalah penting adalah kondisi psikis seorang isteri yang sedang hamil, apalagi hamil anak pertama, sangat berpengaruh pada kondisi kejiwaan janin. Walaupun masih dalam kandungan, tetapi ia dapat merasakan bagaimana perasaan si ibu. Oleh karena itu, kondisi psikis ibu hamil benar-benar harus dijaga baik oleh suami terlebih oleh si ibu sendiri dan juga keluarga.