Mohon tunggu...
Alvin Naili khikmah
Alvin Naili khikmah Mohon Tunggu... Pelajar Sekolah - Pelajar

Merangkai kata untuk menyampaikan rasa

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Pilihan

Sedekah

4 Juni 2024   00:52 Diperbarui: 4 Juni 2024   00:52 71
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Apesnya Jenna. Dia telepon di saat yang tidak tepat. Jadi pelampiasan kekesalanku. 

"Kak, di antara semua sedekah. Sedekah yang paling besar kekuatannya adalah orang tua yang mencukupi kehidupan anak-anaknya. Anak yang menyenangkan hati orang tuanya. Suami yang menyenangkan hati istrinya. Sebaliknya, istri yang bisa menyenangkan hati suaminya. Sesama saudara yang saling membantu. Bersama rezeki orang lain ada rezeki untuk keluarganya. Sebelum berbagi pada orang lain, pastikan keluarganya sudah tercukupi atau belum."

Aku mencebik. Banyak omong sekali Jenna. 

"Pintar sekali kamu menasehati kakak! Tidak sopan! Kakak kan sudah bilang jangan terbiasa minta-minta sama kakak. Mandiri! Kamu sudah punya kerjaan. Sudah berpenghasilan."

Gaya sekali berceramah. Memang, gaji Jenna hanya dua digit. Seharusnya cukup kalau hanya untuk membelikan yang ibu inginkan. Juga membayar kemoterapi ibu. Tidak perlu berlagak menasehatiku seperti itu. Toh walaupun digunakan untuk kemoterapi ibu dan membelikan yang ibu inginkan. Jenna rajin menabung, pasti tabungannya masih banyak. Aku tidak perlu mengiriminya uang. 

"Aku tidak sok tidak sopan kak! Aku hanya...."

"Sudahlah! Kakak sibuk. Kakak akan rapat donatur."

Aku tutup panggilannya. Berbicara dengan Jenna hanya menambah beban kepala. Sebagai adik dia tidak menghiburku malah menceramahiku. 

Hah! Donatur! Donasi! Sedekah! Rumit sekali pembahasannya. 

Amben, 03 Juni 2024.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun