Mohon tunggu...
Alvina dwi Hasanah
Alvina dwi Hasanah Mohon Tunggu... Mahasiswa - Sebagai Mahasiswa di UIN KHAS Jember

Suka membaca karya-karya sastra dan ilmiah

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Peran Silaturahmi dalam Meningkatkan Kualitas Hubungan Sosial

26 Juni 2024   16:59 Diperbarui: 26 Juni 2024   17:28 59
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilmu Sosbud dan Agama. Sumber ilustrasi: PEXELS

Silaturahmi merupakan suatu konsep yang mendalam dalam kehidupan masyarakat Indonesia, yang dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) digambarkan sebagai "ikatan silaturahmi atau persaudaraan". menjaga kontak dengan cara menjalin kembali tali silaturahmi. Silaturahmi tidak hanya sebatas konferensi dan kunjungan, namun juga mencakup berbagai bentuk amal baik, seperti memberikan bantuan, berdoa dan beramal shaleh, untuk menjaga anggota keluarga yang baik dengan sesama dan meningkatkan hidup

Silaturahmi berasal dari bahasa Arab "silah" yang berarti pacaran, dan "rahim" yang berarti kasih sayang atau hubungan kekeluargaan. Dalam konteks Islam, silaturahmi tidak hanya terbatas pada anggota keluarga sedarah tetapi juga mencakup hubungan dengan sesama Muslim dan orang-orang populer. Hadits-hadits yang berkaitan dengan silaturahm menekankan pentingnya menjaga hubungan ini untuk mencapai keberkahan hidup.

Hadits riwayat Al-Bukhari menyatakan:

"Barangsiapa yang ingin diluaskan rezekinya dan dipanjangkan umurnya, hendaklah ia menyambung tali silaturahmi" (HR. Bukhari).

Hadits ini menunjukkan bahwa silaturahmi memiliki dampak positif langsung terhadap kesejahteraan individu dalam bentuk Rezeki yang luas dan umur yang Panjang.

Peran Silaturahmi dalam Meningkatkan Hubungan Sosial

Silaturahmi dalam Islam bukan sekedar budaya sosial atau perbuatan santun, namun mempunyai makna dan implikasi yang sangat penting dalam membentuk kehidupan sosial yang rukun dan berkah. Berdasarkan hadis-hadis yang diajarkan oleh Nabi Muhammad SAW, kita dapat memahami beberapa peran mendasar persahabatan dalam meningkatkan kebaikan sosial anggota keluarga:

1.Membangun Hubungan Harmonis

Silaturahmi mempunyai fungsi penting dalam mempererat ikatan antar individu dalam masyarakat. Hadits yang menyatakan, "Sesungguhnya orang-orang mukmin bagi mukmin yang berbeda ibarat bangunan yang saling menguatkan" (HR. Bukhari dan Muslim), memberikan gambaran bahwa anggota keluarga di antara umat Islam hendaknya kuat sekaligus saling mendukung ibarat orang yang kuat, bangunan. Hal ini tidak hanya berlaku di lingkungan keluarga dan teman terdekat saja, namun juga di lingkungan yang lebih luas, sehingga menciptakan lingkungan yang aman dan mendukung bagi seluruh anggotanya.

2.Menumbuhkan Kebersamaan dan Kekompakan

 salah satu ajaran penting dalam Islam adalah pentingnya menjaga silaturahmi untuk menjaga persatuan dan kebersamaan. Hadits yang berbunyi, "Tidak akan masuk surga siapa pun yang memutuskan tali silaturahmi" (HR. Ahmad), bahwa menegaskan bahwa putusnya tali silaturahmi dapat menjadi penghalang seseorang untuk mencapai surga. Hal ini berarti bahwa persahabatan tidak hanya berperan dalam hubungan pribadi, tetapi juga dalam menjaga persatuan umat Islam secara keseluruhan.

3.Mencegah dan menyelesaikan Konflik

Silaturahmi juga mempunyai peran yang sangat besar dalam mencegah dan menyelesaikan konflik antar manusia atau korporasi. Dengan mempertahankan hubungan yang baik, seseorang akan lebih mungkin berkomunikasi secara terbuka dan damai dalam menyelesaikan perbedaan pendapat. Hadits yang menyatakan, "Barangsiapa mempererat tali silaturahmi, maka Allah akan memanjangkan umurnya dan menentukan urusannya" (HR. Bukhari dan Muslim), menegaskan bahwa Allah SWT memberikan keberkahan kepada orang yang menjaga silaturahmi dengan benar.

4. Meningkatkan kesejahteraan mental

 salah satu manfaat silaturahmi yang sering diabaikan adalah kontribusinya terhadap kesejahteraan mental seseorang. Hubungan dekat dengan keluarga, teman, dan sahabat dapat memberikan bantuan emosional yang penting bagi kesejahteraan seseorang. Hadits yang berbunyi, "Barangsiapa yang tetap berpacaran, maka Allah akan mempertahankan (hubungan dengannya), dan barangsiapa yang putus denganku, maka Allah akan memutuskan begitu saja (hubungan dengannya)" (HR. Bukhari dan Muslim), menunjukkan bahwa menjaga hubungan baik dengan manusia lain juga memberikan keselamatan dan keberkahan di sisi Allah SWT.

Oleh karena itu, silaturahmi dalam Islam tidak hanya sekedar tanggung jawab sosial, namun juga merupakan cara untuk menciptakan masyarakat yang harmonis, kuat dan penuh kebersamaan. Pesan-pesan dalam hadis Nabi Muhammad SAW memberikan pedoman yang jelas bagi umat Islam untuk menjaga dan memperkuat anggota keluarga yang menyenangkan dalam kehidupan sehari-hari. Dengan menegakkan nilai-nilai tersebut, umat Islam diharapkan dapat menciptakan lingkungan sosial yang damai, terhindar dari peperangan, dan meningkatkan kualitas hidup bersama.

Faktor Penghabat Silaturahmi

Dalam konteks silaturahmi, terdapat beberapa faktor yang dapat menghambat atau mengganggu pelaksanaannya. Untuk menjelaskan pernyataan-pernyataan di atas, mari kita bahas secara terpisah dan lebih terinci

1. Perbedaan karakter

Perbedaan karakter antar manusia, seperti perbedaan kecenderungan antara laki-laki dan perempuan, memang bisa menjadi sumber perselisihan. Misalnya, perbedaan prosedur atau prioritas dalam interaksi sosial dapat menjadi pemicu konflik jika tidak dipahami dengan baik oleh kedua belah pihak. Mengetahui karakter dan kemungkinan masing-masing dapat membantu menghindari kesalahan persepsi dan mengurangi potensi dalam mengatur dan menjaga hubungan.

2. kurangnya keahlian dan kesadaran akan dampak buruknya

 Kurangnya pemahaman akan dampak buruk putusnya hubungan, baik di dunia maupun di akhirat, merupakan permasalahan yang berat. Dalam ajaran Islam, menjaga silaturahmi bukan hanya sekedar tuntutan sosial, namun juga merupakan perintah agama yang mempunyai implikasi besar di dunia dan akhirat. Hadits-hadits yang menekankan pentingnya menjaga silaturahmi dan ancaman terhadap pihak yang merusaknya harus dipahami dengan baik oleh umat Islam agar dapat mendorong mereka untuk menjalankan silatuirahmi ini dengan sungguh-sungguh.

3. Lemahnya Ketakwaan

 Seseorang yang lemah dalam ketakwaan dan agama cenderung kurang menaruh perhatian pada unsur-unsur non sekuler, seiring dengan pentingnya menjaga hubungan. Ketakwaan yang kuat akan mendorong seseorang untuk lebih peduli terhadap hubungan dengan orang lain, karena hal ini termasuk bagian dari ibadah dan ketaatan kepada Allah SWT. rentannya kesalehan dapat menurunkan motivasi seseorang dalam menjalankan hubungan secara konsisten dan baik.

4. kesombongan

 Kesombongan atau kesenangan diri yang berlebihan dapat membuat seseorang enggan mendekati atau menjalin hubungan baik dengan orang lain, termasuk silaturahmi dengan keluarga atau anggota keluarga dekat. Kesombongan ini seringkali menyebabkan seseorang merasa bahwa mempertahankan hubungan adalah sebuah penghinaan atau tidak selalu benar-benar layak untuk dilakukan. Padahal, dalam ajaran Islam, rendah hati dan memuliakan keluarga sendiri merupakan nilai-nilai yang sangat dianjurkan.

5. kurangnya kesadaran atas dampak buruk putusnya silaturahmi

 Kurangnya informasi mengenai dampak buruk putusnya silaturahmi dapat merusak keharmonisan dalam lingkungan kerabat atau masyarakat. Ketika seseorang tidak lagi menyadari pentingnya menjaga hubungan baik dengan orang lain, khususnya dalam konteks psilaturahmi, hubungan menjadi rapuh. hal ini dapat menyebabkan isolasi sosial dan menurunkan kualitas terbaik dalam kehidupan sosial seseorang.

6. kurangnya pengetahuan tentang pentingnya Silaturahmi

  Kurangnya pengetahuan tentang keutamaan dan pentingnya silaturahmi dalam kehidupan sehari-hari dapat menghalangi seseorang untuk membangun dan mempertahankan silaturahmi. Meskipun seseorang tidak memahami bahwa menjaga silaturahmi adalah bagian dari ibadah dan juga mendatangkan banyak keberkahan sosial dan spiritual, mereka mungkin tidak lagi memprioritaskan silaturahmi dalam hidupnya.

Dalam Islam, menjaga silaturahmi bukan berarti menjalin hubungan baik secara sosial, namun juga merupakan kewajiban yang memiliki implikasi spiritual yang luar biasa. Hal ini termasuk mendekatkan diri pada kerabat, kenalan, teman, dan masyarakat yang terkenal dengan pola pikir yang baik, berguna, dan penuh kasih sayang. Melalui sosialisasi dan penerapan nilai-nilai tersebut, umat Islam diharapkan mampu menciptakan masyarakat yang harmonis, persatuan yang kuat, dan menerapkan ajaran agama secara lebih utuh dalam kehidupan sehari-hari.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun