Mohon tunggu...
Alvie Harianja
Alvie Harianja Mohon Tunggu... Freelancer - Filsuf dan Revolusioner Gagal

Fuck for Imperialism, Feodalism, and Bureaucrat Capitalist!

Selanjutnya

Tutup

Filsafat

Produk Mistisme Menghancurkan Kemajuan Bangsa

23 Maret 2022   16:16 Diperbarui: 23 Maret 2022   16:19 315
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sumber: Dokumentasi Pribadi

Namun Proklamasi Kemerdekaan RI tersebut juga menjadi sinyal lahirnya tatanan masyarakat setengah feodal, yaitu bentuk masyarakat yang ditandai dengan kekuasaan besar para tuan tanah terhadap tanah serta adanya ketundukan rezim penguasa terhadap kepentingan kaum Imperialis yang bersekutu dengan para tuan tanah. Hal ini ditandai dengan lahirnya perusahaan-perusahaan besar yang menguasai sebagian besar lahan di Indonesia. 

Kepentingan perusahaan-perusahaan besar tersebut tentunya ialah eksploitasi sumber daya alam serta tenaga kerja untuk menghasilkan superprofit bagi kaum Imperialis.Hal ini dikarenakan perusahaan-perusahaan besar tersebut bisa berjalan karena adanya modal dari kaum Imperialis. 

Misalnya saja kehadiran Djawatan Perkebunan (kini PTPN), Djawatan Perhutanan (kini Perhutani), serta perusahaan swasta semacam Sinarmas dan Salim Grup yang hidup dari eksploitasi atas perkebunan berskala besar dan keringat para buruh perkebunan yang membanjiri perkebunan mereka.

Mengapa feodalisme yang dikenal sebagai tatanan masyarakat yang paling langgeng dalam lintasan sejarah modern masih bisa bertahan hingga sekarang, khususnya di Indonesia?

Tentunya salah satu prasyarat pelanggengnya ialah kebudayaan; salah satu suprastruktur masyarakat yang dipertahankan untuk melindungi kepentingan basis ekonomi. Salah satu bentuk kebudayaan yang bertahan ialah mistisme, suatu produk sejarah yang bahkan lebih tua dari sistem feodalisme itu sendiri.

Marx pernah menyatakan dalam karyanya The German Ideology, bahwa produksi ide-ide, konsep, kesadaran, pertama-tama secara langsung terhubung dengan aktivitas material dan hubungan individu secara material. 

Dari konsep tersebut kita bisa menyimpulkan bahwa filsafat, bahasa, mental, dan sejenisnya muncul atau lahir dari perilaku material manusia. Hal yang sama juga terjadi pada konsep mistisme, yang menurut Britannica didefinisikan sebagai hubungan yang muncul karena keyakinan akan adanya eksistensi yang sifatnya ekstra-sensori - di luar panca indera. 

Dengan demikian, orang-orang yang meyakini mistisme akan mempercayai bahwa di alam raya ini terdapat kekuatan supranatural yang selalu berhubungan dan terjalin erat dengan segala aktivitas manusia. Konsep mistisme mengandaikan bahwa berhentinya hujan di Mandalika disebabkan oleh energi yang dialirkan dari doa-doa dan rapalan mantra para pawang hujan. 

Mistisme juga dikaitkan dengan keberadaan individu supranatural yang sulit dijangkau oleh aktivitas material manusia, salah satunya ialah hantu. Berkaitan dengan hal tersebut, Marx juga mengatakan bahwa hantu juga terbentuk di otak manusia sebagai hasil sublimasi dari proses kehidupan material manusia juga. 

Oleh karena itu sangat wajar kita membayangkan Kuntilanak sebagai hantu perempuan yang berdaster sebagai akibat dari korban kekerasan seksual yang dilakukan oleh pelaku misalnya. Kuntilanak diandaikan sebagai wujud riil dari balas dendam korban kekerasan seksual tersebut.

Jika ditilik dari lintasan sejarah manusia, mistisme muncul sebagai ideologi yang mendukung hadirnya tatanan masyarakat perbudakan. Mistisme dikembangkan oleh para dukun atas permintaan para kepala suku, tentunya untuk melanggengkan kekuasaan mereka atas budak-budak mereka. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Filsafat Selengkapnya
Lihat Filsafat Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun