Mohon tunggu...
Alviatus Solicha
Alviatus Solicha Mohon Tunggu... Lainnya - Mahasiswa

Mahasiswa Fakultas Ilmu sosial dan Ilmu Politik UPN "Veteran" Jawa Timur

Selanjutnya

Tutup

Politik

Peran Pemahaman Politik Bagi Generasi-Z sebagai Upaya Bela Negara

10 Desember 2024   07:33 Diperbarui: 17 Desember 2024   15:16 179
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Politik. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Freepik

Nama: Alviatus Solicha

Npm  : 23041010119

ABSTRAK

Generasi Z merupakan kelompok strategis dalam pembangunan bangsa dengan populasi yang signifikan di Indonesia. Sebagai digital native, mereka memiliki akses luas terhadap informasi dan teknologi yang memungkinkan mereka berkontribusi secara aktif dalam berbagai sektor, termasuk politik. Penelitian ini bertujuan untuk menggali peran pemahaman politik sebagai wujud bela negara dalam kehidupan Generasi Z. Menggunakan metode kualitatif, penelitian ini mengeksplorasi hubungan antara literasi politik, partisipasi dalam demokrasi, dan penguatan nilai-nilai kebangsaan. Hasil kajian menunjukkan bahwa pemahaman politik memberikan dampak signifikan terhadap perilaku Generasi Z, seperti meningkatnya partisipasi dalam pemilu, kesadaran akan hak dan kewajiban sebagai warga negara, serta kemampuan menangkal misinformasi. Selain itu, pendidikan politik yang inklusif dinilai penting untuk memperkuat kontribusi mereka dalam menjaga stabilitas sosial dan politik. Dengan peran aktif Generasi Z dalam memahami dan mempraktikkan nilai-nilai bela negara, diharapkan tercipta demokrasi yang lebih sehat dan bangsa yang lebih tangguh menghadapi tantangan global.

 

ABSTRACT

Generation Z is a strategic group in nation building with a significant population in Indonesia. As digital natives, they have extensive access to information and technology that allows them to contribute actively in various sectors, including politics. This study aims to explore the role of political understanding as a form of national defense in the lives of Generation Z. Using qualitative methods, this study explores the relationship between political understanding and national defense in Generation Z's lives. Using qualitative methods, this study explores the relationship between political literacy, participation in democracy, and strengthening national values. The results show that political literacy has a significant impact on Generation Z's behavior, such as increased participation in elections, awareness of rights and obligations as citizens, and the ability to counteract misinformation. In addition, inclusive political education is considered important to strengthen their contribution in maintaining social and political stability. With the active role of Generation Z in understanding and practicing the values of state defense, a healthier democracy and a more resilient nation to face global challenges are expected.

PENDAHULUAN 

            Generasi muda merupakan tulang punggung keberlanjutan pembangunan sebuah bangsa. Menurut Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB), pada tahun 2020, jumlah kaum muda usia 15-24 tahun mencapai 1,2 miliar, atau sekitar 16% dari populasi global. Di Indonesia, populasi generasi muda, khususnya Generasi Z yang lahir antara tahun 1997 hingga 2012, dengan populasi yang signifikan, yakni 64,16 juta jiwa atau sekitar 24% dari total penduduk pada tahun 2023. Sebagai kelompok usia yang besar, Generasi Z memiliki potensi yang sangat strategis dalam berbagai aspek kehidupan, termasuk sosial, ekonomi, dan politik. Kehadiran kelompok ini menjadi peluang besar bagi Indonesia untuk terus berkembang menjadi negara maju yang berkeadilan, inklusif, dan adaptif terhadap tantangan global. 

            Sebagai generasi yang tumbuh di era digital, Generasi Z dikenal memiliki kemampuan adaptasi yang tinggi terhadap teknologi dan inovasi. Dengan akses luas ke informasi, individu dari generasi ini dapat dengan cepat mengidentifikasi peluang dan menciptakan solusi untuk berbagai permasalahan bangsa (Abidin et al. 2024). Peran mereka sangat penting dalam membentuk arah masa depan Indonesia, baik melalui kontribusi ide segar, penguasaan teknologi, maupun aksi nyata di berbagai sektor. Kehadiran Generasi Z tidak hanya menjadi pelengkap dalam dinamika sosial dan politik, tetapi juga sebagai motor penggerak perubahan yang membawa Indonesia ke tingkat yang lebih tinggi di kancah global. 

            Salah satu kontribusi besar generasi Z dalam pembangunan bangsa adalah melalui semangat bela negara. Dalam konteks modern, bela negara bukan hanya berbicara soal pertahanan fisik, tetapi juga mencakup penguatan nilai-nilai nasionalisme, menjaga keutuhan bangsa, dan mendukung kemajuan nasional (Pasla 2024). Dalam hal ini, Generasi Z memainkan peran penting dengan memastikan identitas nasional tetap kuat di tengah arus globalisasi. Mereka diharapkan mampu menjaga stabilitas sosial dan menghadapi tantangan disintegrasi bangsa dengan mengedepankan persatuan serta kesadaran kolektif terhadap tanggung jawab bersama. 

            Untuk mendukung peran strategis tersebut, pemahaman politik menjadi elemen yang sangat penting bagi Generasi Z. Dengan wawasan politik yang baik, individu dalam generasi ini dapat berperan aktif dalam proses demokrasi, seperti menyuarakan aspirasi, mendukung kebijakan yang berpihak pada kepentingan nasional, serta menjadi pelindung nilai-nilai demokrasi. Kesadaran politik yang kuat juga memungkinkan mereka untuk menangkal misinformasi dan melindungi integritas bangsa dari pengaruh negatif. Oleh karena itu, pendidikan politik yang komprehensif dan inklusif menjadi langkah penting untuk mempersiapkan Generasi Z agar dapat menjalankan peran mereka dalam bela negara secara maksimal, sekaligus menjadi kekuatan utama dalam membangun Indonesia yang lebih tangguh dan berdaya saing. 

METODE

            Penelitian ini menggunakan metode kualitatif yang bertujuan untuk memahami fenomena sosial secara mendalam, khususnya mengenai peran pemahaman politik bagi generasi Z dalam upaya bela negara. Metode kualitatif dipilih karena memungkinkan peneliti untuk mengeksplorasi persepsi, makna, dan pengalaman individu dalam konteks yang lebih holistik dan kontekstual, tanpa mengandalkan angka atau data statistik. Melalui pendekatan ini, penelitian ini berfokus pada pemahaman mendalam terhadap perspektif generasi Z mengenai peran mereka dalam bela negara, dengan menyoroti faktor-faktor politik yang mempengaruhi pandangan dan tindakan mereka.

HASIL & PEMBAHASAN 

Pemahaman Politik di Kalangan Generasi Z

            Pemahaman politik merujuk pada fenomena yang sangat erat kaitannya dengan manusia sebagai makhluk sosial. Politik mencerminkan aktivitas manusia yang bertujuan memengaruhi atau mempertahankan tatanan masyarakat melalui penggunaan kekuasaan. Dalam lingkupnya, politik melibatkan pengaturan hubungan antara individu atau kelompok dalam masyarakat, lembaga pemerintahan, serta sistem nilai dan norma yang diakui bersama (Nambo and Puluhuluwa 2005). Selain itu, aspek politik juga mencakup pembagian kekuasaan, legitimasi, dan mekanisme penyelenggaraan kekuasaan yang dijalankan sesuai dengan konstitusi dan aturan hukum yang berlaku.

            Dalam ruang lingkupnya, politik mencakup berbagai aspek, seperti pemerintahan negara, hubungan antarlembaga politik, serta aktivitas yang melibatkan kekuasaan, konflik, dan konsensus. Secara tradisional, politik sering dikaitkan dengan pengaturan negara, tetapi kini pemahamannya telah meluas, mencakup interaksi dalam organisasi sosial, keagamaan, dan ekonomi. Pendekatan politik dapat bersifat historis, legalistik, institusional, atau perilaku, tergantung pada aspek yang dianalisis. Dengan demikian, politik tidak hanya tentang pengambilan keputusan di tingkat negara, tetapi juga mencerminkan dinamika kekuasaan yang mencakup seluruh kehidupan masyarakat. 

            Keterlibatan generasi muda dalam politik menjadi sangat penting, terutama di Indonesia yang memiliki proporsi populasi muda yang signifikan. Generasi ini memiliki peran strategis dalam menentukan arah politik dan sosial bangsa, namun partisipasi mereka sering kali masih rendah. Generasi Z, misalnya, menghadapi tantangan besar dalam memahami isu-isu politik di era digital. Meskipun memiliki akses luas terhadap informasi, generasi Z sering kali kesulitan memilah informasi yang akurat dari misinformasi atau hoaks yang marak di media sosial. Kecepatan penyebaran informasi digital, tanpa diimbangi pemahaman politik yang kuat, dapat membuat mereka rentan terhadap narasi manipulatif yang tidak berbasis fakta. 

            Sebagai digital native, Generasi Z lebih tertarik pada isu-isu yang bersifat pribadi atau berbasis teknologi daripada politik tradisional. Ketertarikan ini sering dipengaruhi oleh cara penyajian isu politik di media sosial, seperti melalui infografis, video singkat, atau kampanye digital yang menarik (Abidin et al. 2024). Namun, pendekatan ini juga berisiko menyederhanakan isu-isu kompleks, yang dapat menghambat kemampuan berpikir kritis terhadap masalah politik yang lebih luas. Lingkungan sosial juga turut berperan, di mana minimnya dukungan dari institusi pendidikan formal, keluarga, dan komunitas dalam memberikan pemahaman politik sering kali menjadi hambatan utama bagi literasi politik generasi ini. 

            Untuk mengatasi tantangan tersebut, pendekatan kolaboratif antara pemerintah, lembaga pendidikan, dan masyarakat sangat diperlukan dalam mendidik generasi muda. Penanaman literasi politik sejak dini melalui kurikulum sekolah, pelibatan dalam kegiatan sosial, serta kampanye digital yang edukatif dapat membantu Generasi Z mengembangkan pemahaman yang lebih baik dan keterlibatan yang lebih aktif. Dengan kerja sama berbagai pihak, Generasi Z diharapkan mampu menjadi pemilih yang cerdas dan agen perubahan yang konstruktif dalam demokrasi. 

            Pemahaman politik yang baik memberikan dampak positif yang signifikan terhadap perilaku Generasi Z. Dengan wawasan yang mendalam, mereka lebih aktif dalam berpartisipasi dalam kegiatan politik dan menunjukkan minat terhadap isu-isu penting seperti pendidikan, lingkungan, dan teknologi (Berutu, Bangun, and Pranata 2023). Selain itu, wawasan ini mendorong mereka untuk mengambil peran aktif dalam proses demokrasi, tidak hanya sebagai pemilih yang cerdas tetapi juga sebagai penggerak perubahan sosial melalui diskusi publik, organisasi kepemudaan, atau advokasi. 

            Wawasan politik yang kuat juga meningkatkan rasa tanggung jawab sosial dan civic engagement di kalangan Generasi Z. Kesadaran mereka akan hak dan kewajiban sebagai warga negara, termasuk partisipasi dalam pemilu dan kegiatan politik lainnya, membantu membangun komunitas yang inklusif dan memperkuat nilai-nilai demokrasi. Dengan partisipasi aktif Generasi Z, diharapkan tercipta lingkungan politik yang lebih sehat, inovatif, dan relevan dengan kebutuhan masyarakat muda, sehingga mereka dapat memberikan kontribusi nyata bagi pembangunan bangsa.

Hubungan Pemahaman Politik dengan Bela Negara

            Bela negara, sebagaimana diungkapkan oleh Bambang Niko Pasla, merupakan kesadaran dan tindakan warga negara yang didasarkan pada cinta terhadap Negara Kesatuan Republik Indonesia, berlandaskan Pancasila dan Undang-Undang Dasar 1945, untuk memastikan kelangsungan hidup bangsa dan negara. Setiap warga negara memiliki kewajiban untuk berpartisipasi dalam pembelaan negara, sesuai dengan peraturan perundang-undangan yang berlaku (Pasla 2024).

 Konsep bela negara melibatkan sikap berkorban dan berbakti kepada negara, yang tidak selalu berwujud dalam tindakan militer atau memanggul senjata, melainkan dapat berupa kontribusi di berbagai aspek kehidupan sesuai profesi masing-masing. Spektrum bela negara mencakup berbagai dimensi, mulai dari tindakan paling lunak hingga yang paling keras, seperti membangun hubungan harmonis antarsesama warga negara hingga bekerja sama dalam menghadapi ancaman nyata musuh bersenjata.

            Dalam konteks ini, bela negara tidak hanya bertujuan mempertahankan negara dari ancaman luar, tetapi juga mencakup kontribusi aktif dalam pembangunan sosial, ekonomi, dan politik. Salah satu bentuk bela negara adalah pemahaman politik, yang memungkinkan warga negara untuk memahami sistem politik, proses pengambilan keputusan, dan aturan hukum. Dengan penguasaan pemahaman politik, warga negara menjadi lebih sadar akan hak-haknya, seperti hak memilih, mengemukakan pendapat, dan mendapatkan perlindungan hukum, serta kewajibannya, seperti mematuhi hukum, membayar pajak, dan berkontribusi dalam kehidupan bermasyarakat. Salah satu kewajiban penting dalam sistem demokrasi adalah partisipasi aktif dalam proses politik.

            Keith Fauls (1999:133) mendefinisikan partisipasi politik sebagai keterlibatan aktif individu atau kelompok dalam proses pemerintahan, baik dalam pengambilan keputusan maupun sebagai oposisi terhadap pemerintah. Pemahaman politik yang mendalam membantu individu memahami isu-isu yang relevan serta konsekuensi dari kebijakan yang diusulkan. Dengan akses informasi yang memadai, masyarakat dapat mengevaluasi kebijakan secara kritis dan memberikan masukan yang konstruktif. Keterbukaan informasi menjadi kunci untuk meningkatkan partisipasi, karena masyarakat perlu merasa memiliki pemahaman yang cukup untuk berkontribusi secara efektif. Oleh karena itu, pemahaman politik sebagai bentuk modern bela negara menjadi semakin relevan dalam konteks tujuan sistem politik.

            Dalam negara demokratis, partisipasi politik bukan hanya hak, tetapi juga tanggung jawab warga negara untuk menjaga keberlangsungan kehidupan berbangsa dan bernegara. Upaya memahami dan terlibat dalam sistem politik dapat dianggap sebagai wujud bela negara karena partisipasi politik memungkinkan warga negara untuk menjaga stabilitas politik, menciptakan situasi kondusif, mengawal pencapaian tujuan nasional, serta menjamin keselamatan bangsa dan NKRI. Sebagai contoh, partisipasi warga dalam memahami dan mempraktikkan nilai-nilai Pancasila tidak hanya mendukung ketahanan nasional tetapi juga memperkuat posisi negara dalam menghadapi ancaman, gangguan, hambatan, dan tantangan (AGHT) baik dari dalam maupun luar negeri.

            Pendidikan politik, yang disampaikan melalui berbagai jalur seperti pendidikan kewarganegaraan, merupakan wujud nyata bela negara. Dengan membekali masyarakat pemahaman yang kuat tentang ideologi negara, sistem politik, serta hak dan kewajibannya, generasi baru dapat berkontribusi secara aktif dalam pembangunan bangsa. Selain itu, penguatan lembaga negara dan peningkatan partisipasi politik menunjukkan bahwa bela negara tidak lagi semata-mata berwujud fisik, tetapi meluas ke ranah partisipasi aktif dalam membangun demokrasi dan mendukung keberlanjutan pembangunan. Dalam hal ini, pemahaman politik sebagai bela negara mencerminkan adaptasi nilai-nilai tradisional bela negara ke dalam konteks kehidupan berbangsa yang semakin kompleks, sejalan dengan tujuan besar sistem politik demokratis untuk menjaga kedaulatan, kemakmuran, dan keberlanjutan NKRI.

Peran Generasi Z dalam Menguatkan Bela Negara Melalui Pemahaman Politik

            Generasi Z, yang lahir antara tahun 1997 hingga 2012, saat ini berusia antara 11 hingga 26 tahun dan tumbuh di era digital yang membuat mereka memiliki karakteristik unik dibanding generasi sebelumnya. Menurut Amelia Gita, generasi ini dikenal lebih terbuka terhadap perubahan, kritis, dan aktif dalam menggunakan media sosial. Namun, tantangan partisipasi politik tetap ada. Menurut Muhammad Danu Winata, pakar Komunikasi Politik Universitas Negeri Surabaya, Generasi Z menjadi salah satu faktor penentu Pemilu 2024 di Indonesia karena secara kuantitas mendominasi dengan 60 persen dari total pemilih. Sayangnya, partisipasi politik mereka masih rendah akibat pengaruh politik identitas yang memicu kontra produktivitas, kesibukan dalam pekerjaan sehari-hari, serta belum matangnya demokrasi di Indonesia (Amelia 2024).

            Meski demikian, keterlibatan aktif Generasi Z dalam pemilu menjadi fondasi penting untuk menjaga integritas dan kekuatan demokrasi. Melalui hak suara mereka, Generasi Z memiliki kekuatan untuk memengaruhi arah politik negara dan memilih pemimpin yang sesuai dengan aspirasi mereka. Partisipasi politik yang proaktif memungkinkan mereka untuk mewujudkan prinsip-prinsip demokrasi yang menjadi dasar pemerintahan Indonesia. Selain itu, kehadiran mereka dalam pengawasan pemilu juga efektif dalam meningkatkan transparansi, keadilan, dan mengurangi kecurangan dalam proses pemilu, yang secara keseluruhan memperkuat demokrasi (Rosa et al. 2024).

Untuk meningkatkan kesadaran politik dan kontribusi mereka dalam demokrasi, ada beberapa langkah yang dapat dilakukan oleh Generasi Z:

  • Meningkatkan Kesadaran Politik

Generasi Z dapat menciptakan konten kreatif seperti video pendek, infografis, atau meme yang menyampaikan informasi tentang sejarah bangsa, pentingnya persatuan, dan nilai-nilai Pancasila. Konten ini bisa disebarluaskan melalui platform media sosial seperti Instagram, TikTok, atau Twitter agar mudah diakses oleh masyarakat luas. Selain itu, diskusi interaktif melalui fitur live streaming atau forum komunitas daring dapat digunakan untuk membahas isu-isu politik dan kebangsaan secara lebih mendalam.

  • Memanfaatkan Media Sosial Sebagai Platform Kampanye Nasionalisme

Media sosial dapat dimanfaatkan oleh Generasi Z untuk mendukung kampanye nasionalisme dengan cara menggunakan tagar (#HashtagCampaigns) yang relevan, seperti #CintaTanahAir atau #IndonesiaBersatu. Selain itu, mereka dapat berkolaborasi dengan influencer yang memiliki pengaruh besar untuk menyampaikan pesan-pesan kebangsaan dengan cara yang menarik dan mudah dipahami, sehingga menjangkau lebih banyak audiens.

  • Melawan Hoaks dan Provokasi

Dalam menghadapi maraknya hoaks dan provokasi, Generasi Z bisa berperan sebagai agen literasi digital dengan mempromosikan fact-checking dan menyebarkan informasi yang benar. Mereka dapat membuat kampanye anti-hoaks yang mendorong masyarakat untuk memverifikasi informasi sebelum menyebarkannya. Langkah ini penting untuk mencegah penyebaran berita bohong yang berpotensi memecah belah persatuan bangsa.

  • Mengembangkan Komunitas Virtual untuk Aksi Nyata

Generasi Z dapat mengembangkan komunitas virtual yang berfokus pada isu-isu kebangsaan, seperti gerakan peduli lingkungan, penguatan toleransi, dan inklusivitas. Komunitas ini dapat menjadi wadah untuk mendorong partisipasi aktif dalam kegiatan bela negara, seperti pelatihan kewirausahaan berbasis Pancasila atau gotong royong digital. Dengan aksi nyata yang berdampak positif bagi masyarakat, semangat kebangsaan dapat terus terjaga.

  • Menanamkan Nilai Toleransi dan Kebhinekaan:

Generasi Z bisa menanamkan nilai toleransi dan kebhinekaan dengan membuat konten yang mempromosikan harmoni antar suku, agama, dan budaya. Selain itu, mereka dapat menyebarkan cerita inspiratif tentang keanekaragaman Indonesia untuk memperkuat rasa bangga terhadap identitas nasional. Langkah ini penting untuk menjaga persatuan bangsa dan mendorong penerimaan terhadap perbedaan dalam kehidupan bermasyarakat.

            Dengan kemampuan Gen Z dalam memanfaatkan teknologi digital, Generasi Z tidak hanya lebih mudah mengakses informasi, tetapi juga mampu menganalisis dan menyuarakan opini mereka secara luas. Sikap kritis ini, jika dikelola dengan baik, dapat menjadi kekuatan positif dalam mendorong transparansi dan akuntabilitas pemerintah

            Dengan demikian, peran aktif Generasi Z dalam memahami dan berpartisipasi dalam politik tidak hanya penting untuk masa depan demokrasi, tetapi juga merupakan kontribusi nyata dalam menguatkan semangat bela negara. Melalui keterlibatan mereka dalam pemilu, pengawasan, serta penyebaran informasi yang benar, Generasi Z memiliki kesempatan untuk menjaga kedaulatan negara dan memperkuat persatuan bangsa. Pemahaman politik yang mendalam akan membantu mereka mengidentifikasi tantangan yang dihadapi bangsa ini dan mendorong perubahan positif. Dengan memanfaatkan teknologi digital dan sikap kritis yang konstruktif, Generasi Z dapat memperkuat rasa tanggung jawab terhadap negara dan memajukan Indonesia menuju masa depan yang lebih baik, selaras dengan semangat Pancasila dan nilai-nilai kebangsaan.

KESIMPULAN

            Generasi Z memiliki peran strategis dalam pembangunan bangsa, termasuk dalam memperkuat semangat bela negara melalui pemahaman politik. Sebagai digital native, generasi ini memiliki akses luas terhadap informasi dan mampu beradaptasi dengan teknologi. Namun, mereka menghadapi tantangan seperti rendahnya partisipasi politik dan risiko terpapar misinformasi.

            Pemahaman politik yang baik memungkinkan Generasi Z berperan aktif dalam proses demokrasi, melindungi nilai-nilai nasionalisme, dan mendukung stabilitas bangsa. Partisipasi mereka, baik melalui pemilu, pengawasan proses politik, maupun aksi nyata lainnya, menjadi bentuk bela negara modern yang relevan di era digital. Dengan pendidikan politik yang inklusif dan kolaborasi lintas sektor, Generasi Z dapat menjadi agen perubahan yang memperkuat demokrasi, menjaga persatuan, dan mendorong kemajuan Indonesia di kancah global.

DAFTAR PUSTAKA 

Abidin, Sitiyawati, Rifqi Munadil, Wal Hidayah, Ibrahim Arifin, and Ridwan Said Ahmad. 2024. "Membangun Kesadaraan Politik: Pentingnya Partisipasi Generasi Muda Di Era Digital." 01(02).

Alifia Izzani, Tasya, Rahmadini M. Program Studi Bimbingan Konseling Fakultas Tarbiyah Dan Ilmu Keguruan UIN Sjceh Djamil Djambek Bukittinggi Alamat, Jl Gurun Aua, Kubang Putiah, Kec Banuhampu, Kota Bukittinggi, and Sumatera Barat. 2024. "Kewajiban Dan Hak Warga Negara Dalam Demokrasi Yang Bersumber Pada Kedaulatan Rakyat Dan Musyawarah Untuk Mufakat." 2(3):113--27.

Amelia, Gita. 2024. "Partisipasi Gen Z Dalam Politik." Retrieved (https://fh.unis.ac.id/node/123).

Berutu, Ramolo, Daniel P. Bangun, and Yosua Pranata. 2023. "Strategi Komunikasi Publik Meryl Rouli Saragih Dalam Membangun Pemahaman Politik Bagi Gen Z Pada Pemilihan Legislatif DPRD Sumut Tahun 2024." Jurnal Social Opinion 7(2):151--60.

Hutabarat1, Ester Anggita, Afifah Maulida2, Rizal Moch, and Nadini Akbar3. 2023. "Pesan Edukasi Politik Bagi Generasi Z Di Akun Instagram Rian Fahardhi." Prosiding Seminar Nasional 314--23.

Nambo, Abdulkadir, and Muhamad Rusdiyanti Puluhuluwa. 2005. "Memahami Tentang Beberapa Konsep Politik (Suatu Telaah Dari Sistem Politik)." MIMBAR: Jurnal Sosial Dan Pembangunan 21(2):262--85.

Pasla, Bambang Niko. 2024. "Pengertian Bela Negara Dan Pentingnya." Retrieved (https://pasla.jambiprov.go.id/pengertian-bela-negara-dan-pentingnya/).

Rosa, Veronica Dela, Dinda Fadhila, Nathasya Salsabilla, Ridho Satria Tangguh Anwar, and Muhammad Randa. 2024. "Peran Generasi Z Dalam Pemilu Yang Dan Demokratis." Jurnal Review Pendidikan Dan Pengajaran 7(2):4654--60.

Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun