Mohon tunggu...
Alvi AmaliaNur
Alvi AmaliaNur Mohon Tunggu... Freelancer - Freelancer

https://instagram.com/al.writers_art_?igsh=NTc4MTIwNjQ2YQ==

Selanjutnya

Tutup

Fiksiana

Review Novel Phoenix Princess Bab: 10. Trisula Ganda dan Bambu Kuning

11 September 2021   16:20 Diperbarui: 11 September 2021   16:23 375
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Terdapat lingkaran dengan garis memutar melingkar berwarna hijau yang mana trisula berada tepat di atasnya terkunci dengan erat oleh jeratan akar kehidupan yang tepat berada di bawah trisula itu. Chu Yu, pun tak lupa untuk mengeluarkan kekuatan miliknya juga. Dari tanganya keluar cahaya ungu yang menyatu dengan kekuatan akar kehidupan tungku miliknya yang berwarna hijau.

Trisula itu mengalami getaran yang cukup besar. Namun, sekuat apapun trisula itu memberontak kepada Chu Yu, dia dapat dengan mudah untuk menjinakanya, dan menjadikanya sebagai senjata genggam miliknya. Saat ini trisula itu telah tenang, dan warna keemasan yang diselimuti aura ungu pekat kini berubah menjadi warna keemasan dengan aura ungu terang di sekitarnya. Chu Yu, kini dapat dengan mudah memegang trisula tersebut, dan dapat menggunakanya untuk berlatih di dunia nyata. Sehingga, dia tidak akan menyia-nyiakan kesempatan itu untuk melatih senjata pilihannya tersebut.

"Bekerjasamalah dengan ku. Aku tak kan mengecewakan mu," ungkap Chu Yu pada senjatanya.

Chu Yu, keesokan harinya melanjutkan petualanganya untuk mencari Huáng zhú (黄竹)

Di dampingi Hongbaoshi langkah kakinya terus mengarah kedepan. Pakaianya yang begitu sederhana berwarna biru kombinasi ungu panjang dengan rambut hitam yang panjang di balut sanggul kecil dengan aksesoris putih membentuk angsa. Dia berjalan dengan anggun namun terlihat percaya diri, kuat, dan berani.

Chu Yu, masih memegang trisula ganda tepat di bagian pinggangnya yang dia tutup dengan kain merah selembut sutra. Sesekali dalam perjalanan dia memainkan senjata yang baru di dapatnya itu agar dapat mengasah penggunaan bermain senjata bersama Hongbaoshi. Setengah perjalanan, hari itu sebenarnya masih pagi tapi tiba-tiba muncul kabut putih menyelimuti Chu Yu, dan seketika cuaca pagi menjadi sedikit gelap seperti sore menjelang malam.

"Apa yang terjadi? jelas-jelas hari masih pagi. Mengapa tiba-tiba jadi gelap. Lalu... lalu kabut apa ini," tanyanya pada jiwa suci Hongbaoshi.

"Chu Yu, tetaplah berhati hati aku merasakan energi jahat di sekitar sini."

Chu Yu, mendengarkan perintah darinya. Dia tetap waspada dalam kondisi apapun sembari melihat pada sekelilingnya, dan tetap fokus pada langkah yang dia pijak.Tanpa sengaja dia yang berjalan ke depan melihat ada seorang lelaki yang sedang bertarung melawan siluman ular putih. Jelas-jelas kedua matanya dapat melihat jika wanita itu adalah siluman ular putih yang ramai di perbincangkan karena telah mengambil banyak korban lelaki dewasa dan anak-anak.

Kabut yang dia keluarkan begitu berbahaya jika mata kita tak melihat dengan jelas pijakan mana yang kita tuju. Siluman itu di balut dengan baju putih, rambut putih, alis putih, bulu mata putih, dengan bola mata merah, dan bibir yang memucat memiliki sedikit warna kehitaman di bagian dalam bibir. Setelah Chu Yu, mengawasi mereka dari kejauhan
terlihat jika lelaki itu adalah seseorang yang menemuinya di pafiliun daji beberapa hari yang lalu.

"Bukankah, dia yang bernama Wei Tianzi dari Academy Tianshang?"

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Fiksiana Selengkapnya
Lihat Fiksiana Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun