Mohon tunggu...
Alvi AmaliaNur
Alvi AmaliaNur Mohon Tunggu... Freelancer - Freelancer

https://instagram.com/al.writers_art_?igsh=NTc4MTIwNjQ2YQ==

Selanjutnya

Tutup

Fiksiana

Review Novel Phoenix Princess Bab: 10. Trisula Ganda dan Bambu Kuning

11 September 2021   16:20 Diperbarui: 11 September 2021   16:23 375
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Chu Yu, kembali tersadar dari tidur panjang kemudian dia di sambut oleh Ratu siput.

Kali ini dia di berikan 2 pilihan ujian terkahir yaitu, 1 siput atau akar laut. Matanya hanya memandang dari kedua pilihan itu memastikan bahwa kata hati telah menyatu denganya. Di satu sisi dia menemukan jawaban saat berada di dalam illusi. Mereka menggunakan serabut putih siput laut dalam melakukan pertahanan di dunia illusi. Sehingga, Chu Yu memutuskan untuk mengambil 1 siput laut walaupun itu berukuran kecil.

Setelah selesai dari misinya, Chu Yu kembali menuju daratan dan mengeringkan pakaianya dengan menghidupkan api.Tak di sangka dia memasuki lautan saat pagi hari dan setelah keluar ternyata telah berubah menjadi malam.

"Chu Yu, lebih baik kau mengekstraknya sekarang."

"Apa? Ini?"

"Ya," angguk Hongbaoshi dalam bentuk manusia.

"Setau aku dari dulu siput laut dapat diekstrak menjadi warna ungu."

"O, ya?"

"Ya, cobalah. Dan kita lihat apa yang di dapatkan oleh mu nanti."

"Baik."

Chu Yu, memulai untuk mengekstrak siput laut dengan memasukannya ke dalam wadah cincin api. Selang beberapa menit dia mendapatkan sebuah kain berwarna ungu, dan kain itu dinamakan kain keabadian.

Hongbaoshi, menyuruhnya untuk membuat permintaan pada kain keabadian. Dia berkata, "cobalah memejamkan matamu, dan pikirkan 1 buah benda maka dia akan mewujudkan nya."

Chu Yu, kemudian melakukanya sesuai perintah dari ular naga tersebut. Dia membayangkan 1 buah benda yang dia inginkan sejak lama dan kemudian, "bufft..." kain itu berubah menjadi sebuah Trisula Ganda berwarna emas perpaduan ungu yang di selimuti aura biru keunguan yang terang.

"Itu... Shuāng sānchā jǐ (双三叉戟), ucap Hongbaoshi.

"Hmm... apa keunggulanya."

"Dia salah satu senjata tertua yang sakral. Kau dapat menaklukan dua alam sekaligus yaitu, Air dan Udara."

"Udara...?"

" Ya. Perpaduan yang cukup stabil."

"Cobalah untuk menyatu denganya dan mainkan keluesan mu dalam bela diri."

"Baik," angguk Chu Yu.

Awal penggunaan trisula ganda tersebut Chu Yu, mengalami kesusahan karena tak dapat dengan mudah untuk menaklukanya. Trisula itu mengambang di udara dengan sekuat tenaga dia menolak ajakan Chu Yu. Chu Yu, pun tak habis akal untuk mensiasatinya. Dia mencoba menjinakan trisula ganda yang baru dia miliki itu dengan mengikuti permainya yang di buat trisula tersebut. Dia membawanya masuk ke dimensi ruang dan waktu dari tungku miliknya. Di sana tertanam akar kehidupan yang bisa menenangkan kegusaran dari trisula ganda.

Terdapat lingkaran dengan garis memutar melingkar berwarna hijau yang mana trisula berada tepat di atasnya terkunci dengan erat oleh jeratan akar kehidupan yang tepat berada di bawah trisula itu. Chu Yu, pun tak lupa untuk mengeluarkan kekuatan miliknya juga. Dari tanganya keluar cahaya ungu yang menyatu dengan kekuatan akar kehidupan tungku miliknya yang berwarna hijau.

Trisula itu mengalami getaran yang cukup besar. Namun, sekuat apapun trisula itu memberontak kepada Chu Yu, dia dapat dengan mudah untuk menjinakanya, dan menjadikanya sebagai senjata genggam miliknya. Saat ini trisula itu telah tenang, dan warna keemasan yang diselimuti aura ungu pekat kini berubah menjadi warna keemasan dengan aura ungu terang di sekitarnya. Chu Yu, kini dapat dengan mudah memegang trisula tersebut, dan dapat menggunakanya untuk berlatih di dunia nyata. Sehingga, dia tidak akan menyia-nyiakan kesempatan itu untuk melatih senjata pilihannya tersebut.

"Bekerjasamalah dengan ku. Aku tak kan mengecewakan mu," ungkap Chu Yu pada senjatanya.

Chu Yu, keesokan harinya melanjutkan petualanganya untuk mencari Huáng zhú (黄竹)

Di dampingi Hongbaoshi langkah kakinya terus mengarah kedepan. Pakaianya yang begitu sederhana berwarna biru kombinasi ungu panjang dengan rambut hitam yang panjang di balut sanggul kecil dengan aksesoris putih membentuk angsa. Dia berjalan dengan anggun namun terlihat percaya diri, kuat, dan berani.

Chu Yu, masih memegang trisula ganda tepat di bagian pinggangnya yang dia tutup dengan kain merah selembut sutra. Sesekali dalam perjalanan dia memainkan senjata yang baru di dapatnya itu agar dapat mengasah penggunaan bermain senjata bersama Hongbaoshi. Setengah perjalanan, hari itu sebenarnya masih pagi tapi tiba-tiba muncul kabut putih menyelimuti Chu Yu, dan seketika cuaca pagi menjadi sedikit gelap seperti sore menjelang malam.

"Apa yang terjadi? jelas-jelas hari masih pagi. Mengapa tiba-tiba jadi gelap. Lalu... lalu kabut apa ini," tanyanya pada jiwa suci Hongbaoshi.

"Chu Yu, tetaplah berhati hati aku merasakan energi jahat di sekitar sini."

Chu Yu, mendengarkan perintah darinya. Dia tetap waspada dalam kondisi apapun sembari melihat pada sekelilingnya, dan tetap fokus pada langkah yang dia pijak.Tanpa sengaja dia yang berjalan ke depan melihat ada seorang lelaki yang sedang bertarung melawan siluman ular putih. Jelas-jelas kedua matanya dapat melihat jika wanita itu adalah siluman ular putih yang ramai di perbincangkan karena telah mengambil banyak korban lelaki dewasa dan anak-anak.

Kabut yang dia keluarkan begitu berbahaya jika mata kita tak melihat dengan jelas pijakan mana yang kita tuju. Siluman itu di balut dengan baju putih, rambut putih, alis putih, bulu mata putih, dengan bola mata merah, dan bibir yang memucat memiliki sedikit warna kehitaman di bagian dalam bibir. Setelah Chu Yu, mengawasi mereka dari kejauhan
terlihat jika lelaki itu adalah seseorang yang menemuinya di pafiliun daji beberapa hari yang lalu.

"Bukankah, dia yang bernama Wei Tianzi dari Academy Tianshang?"

"Ya, kau benar."

"Apa kita perlu membantu. Aku tak tega melihatnya."

"Tunggu! sebelum membantunya pastikan kau memiliki pertahanan diri. Jurus memanipulasi ular putih begitu kuat. Jangan sampai kau membantu lelaki itu tapi kau juga ikut masuk dalam perangkapnya."

"Baiklah..."

Dia terus memperhatikan gerak gerik keduanya. Chu Yu, membantu menyadarkan lelaki dengan menyentil batu hitam kecil tepat mengenai lehernya. Sesaat setelah lelaki itu sadar, dia tetap melanjutkan pertarunganya bersama ular putih. Jurus memanipulasi ular putih ini begitu menjebak. Dia membuat seolah lawanya mengalahkanya padahal sebaliknya. Jurus dari lawan akan menyerang dirinya sendiri sedangkan, siluman ular putih tetap bermain trik dengan lawan bertarungnya. Jika lawan dari ular putih tersebut terlalu terlena dengan kemenanganya itu salah, malah sebaliknya. Sekali lagi tak semudah itu mengalahkan ular putih jika kita tak memiliki kemampuan untuk melawan manipulasi yang di buatnya.

Chu Yu, yang melihat barang buruanya tepat tak jauh dari mereka, akhirnya menggunakan kesempatan itu untuk mengambil Huang Zhu.
Ternyata siluman ular putih itu bertapa di sana untuk menunggu bambu kuning muncul yang hanya di dapat selama 1000 tahun sekali. Dan kala itu Huang Zhu tengah muncul. Bentuknya kecil, berwarna kuning di ujung bagian atas terdapat cabang unik yang mengarah ke barat laut. Chu Yu, mengambilnya secara diam-diam dalam kesempatan itu dan memasukanya ke dalam wadah cincin apinya. Setelah itu, dia bergegas membantu lelaki tersebut yang sedari tadi di permainkan oleh ular putih.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Fiksiana Selengkapnya
Lihat Fiksiana Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun