Mohon tunggu...
Alvi AmaliaNur
Alvi AmaliaNur Mohon Tunggu... Freelancer - Freelancer

https://instagram.com/al.writers_art_?igsh=NTc4MTIwNjQ2YQ==

Selanjutnya

Tutup

Cerpen

Dibully Karena Berat Badan Berlebih? Jangan Minder, Baca Cerita Ini yang akan Memotivasimu: Handaru, Sang Penakluk!

27 Agustus 2021   18:35 Diperbarui: 27 Agustus 2021   18:48 212
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Cerpen. Sumber ilustrasi: Unsplash

"Tak... klotak...klotak...klotak."
Suara dari high heels yang melangkah ke arah lift.

Aku yang tengah melihatnya merasa kagum dengan body tinggi semampai, putih dan catik itu. Dia adalah bosku selaku Direktur, dan aku bekerja sebagai team Marketing di tempatnya.

"Yaaah... berlemak, tembem." Aku melihat diriku di kaca toilet kantor, badanku sebenarnya tinggi. Aku memiliki tinggi badan 168 cm tapi tubuhku jauh dari kata body goals. Aku juga ingin seperti mereka yang memiliki tubuh indah.

Aku sebenarnya sudah sering di tegur bosku untuk mengikuti progam diet karena, jika aku tetap seperti ini aku akan kehilangan pekerjaanku dan aku mengiakanya. Aku sudah mengikuti progam ini itu untuk badanku tapi hasilnya sama. Aku tidak mampu menahan godaan makan, apalagi kalo itu soal junk food dan boba.

"Handaru, besok kamu ikut aku bertemu pak Dave. Dia ingin tanda tangan kontrak sponsor buat kosmetik kita." Ajak teman sekantorku di bidang yang sama.

"Oh, iya. Aku besok kebetulan luang tidak ada janji dengan client juga." Balasku.

"Ok. Ingat dandan yg cantik dan rapih jangan gara-gara kamu Pak Dave kabur. Tutup itu jerawat di wajahmu. Sangat mengganggu!"kalimat itu sudah sering aku dengar dari teman kantorku.

Aku masih biasa saja dengan kalimat yang mungkin menurut orang lain menyakitkan. Itu karena ada dia pacarku yang tak memandang fisik ku dan tak pernah mempermasalahkan hal itu saat dia bersamaku.

Hari esok pun tiba.

Seperti biasa sebelum berangkat ke kantor, aku mengantar adik ku ke sekolah karena, searah dengan kantor tempat ku bekerja. Aku tinggal berdua di rumah sepeninggalan kedua orang tua ku. Oleh karena itu, bagaimanapun caranya aku harus tetap bertahan di tempat ku bekerja.

Setibanya di kantor.

"Huhf... huhf... huffh. Masih kurang satu menit kan."Ungkap ku padanya.

"Hmm...Ratu bola." Ejek dirinya yg cantik pada tubuh bulat ku. Dan sekali lagi, aku hanya tersenyum. Diri ku tau hal seperti itu tidak akan membuatku down. Apalagi mereka semua tak ada yang tau segala usaha ku, meskipun gagal lagi dan lagi,aku tetap mengulang untuk diet. 

Saat sampai di cave tempat janji temu,kami langsung menyerahkan surat kontrak untuk di tanda tanganinya.

"Te..." Aku yang tidak melanjutkan omongan ku karena di peringatkan oleh teman ku dengan menginjak kaki ku.

"Terimakasih atas kerjasamanya, Pak." Timpal teman cantik ku.

"Sama-sama... semoga kerja sama kita lancar kedepanya. Oh, iya titip salam pada bos cantik."

"Ah... iya nanti saya sampaikan" balas temanku, tersenyum.

"Hmm... hidung belang." Ungakap ku dalam hati karena, melihatnya yang sudah berumur tapi masih melirik yang lain.

Aku setelah bertemu Pak Dave, merasa bersyukur pacar ku dapat menerimaku apa adanya dan tidak playboy. Saat kita akan kembali menuju kantor tanpa sengaja aku melihat pacar ku bersama wanita lain, dan bermesraan di tempat umum tanpa ragu. Aku menyuruh teman sekantor ku untuk kembali duluan, dan aku menghampiri keduanya.

"Jadi begini kelakuan mu di luar." Bentak ku padanya.

"Siapa ba** ini," tanya wanita itu bernada keras padaku.

Di cave orang orang memandang ku dengan tatapan jijik, dan seolah-olah menyalahkan ku. Terlihat jelas banyak mata yang sedang membandingkan aku dan dia.

"Sayang, ayo pulang bareng pacarmu." Tegasku, membujuknya.

"Aku, pacarmu ? Mana mungkin aku yang tinggi, putih, ganteng ini pacaran dengan mu. Apa aku sedang melihat ba** bermimpi."

"Kamu tidak meminta maaf padaku tapi malah menghinaku, sayang. Sekarang gini aja, kita pulang dan aku akan mengajak mu berbelanja buat ulang tahun adik mu besok," balasku tetap membujuknya.

"Brak... Srak."
Suara meja yang terkena tubuh ku karena di dorong pacar ku. Sakitnya tubuh dan hati ini membuat ku langsung lari dan tak menoleh ke belakang lagi.

                               _____________

Handaru, yang sedang merasakan sakit teramat dalam hari itu sudah dapat cemoohan, lalu mendapati pacar selingkuh ditambah lagi dia balik ke kantor telat. Akhirnya dia di pecat oleh bosnya dan tidak memberi kesempatan untuk memperbaiki kesalahanya dengan alasan tidak kunjung body goals.
 
Mulai hari itu Handaru tersadar bahwa, di tempat ini semua harus perfect, mereka hanya memandang fisik mu terlebih dahulu sebelum hati mu. Selanjutnya, dia bertekad untuk giat diet dan memperbaiki karir nya.

Handaru, mencoba mengawali harinya di tempat gym. Disana dia bertemu dengan instruktur Alan yang mengarahkanya untuk mengkonsumsi makanan wajib dan tidak wajib (dilarang). 

2 minggu berlalu di tempat gym, Handaru sharing pengalamanya kepada Alan.

"Lalu kedepanya bagaimana," tanya Alan dengan suara lembut.

"Aku ingin mempelajari kosmetik dan parfume. Aku sudah berpengalaman di bidangnya tinggal mengasah kembali dan di kembangkan." Jawabku.

"Kebetulan aku ada teman yang dapat membantumu membuat parfume. Besok aku antar ke sana." Ajaknya.

"Terimakasih. " ucapku padanya.

Selanjutnya aku mencoba banyak hal, dari diet makan, lari 100 meter, pergi ke dokter skincare serta belajar mengasah kemampuan ku di bidang kosmetik dengan bantuan Alan dan temanya. Sampai akhirnya aku jatuh sakit karna, berlebihan dan tidak beristirahat dengan cukup. Untungnya tabungan ku masih cukup sehingga aku tidak terlalu khawatir, di tambah lagi adik ku yang membantu ku dengan berjualan rangkaian bunga setelah pulang sekolah, dan di jualnya di depan kampus serta sekolah.

6 bulan berlalu aku berhasil menurunkan BB 80 kg menjadi 59 kg, tidak sia sia usahaku selama ini walaupun tidak mudah ku tempuh dan harus merasakan sakit terlebih dulu. Bulan berikutnya bisnis kecil yg sudah aku mulai dari 4 bulan lalu berjalan lancar.  Aku mengembangkanya dari skincare muka kemudian muncul skincare badan dan sekarang aku menambahkan bisnisku dengan parfume.

1,5 tahun berlalu

"We did it." Hari yang membahagiakan itu tiba. Aku dan adik ku tersenyum bangga. Mungkin jika kedua orang tua kami melihat kami dari sana mereka juga akan bahagia.
 
Aku sedang menuju langkah di mana banyak wanita mandiri yang tetap elegan.

                                 ______________

"Triing...Tring... Tring."
Suara dering ponsel ku yang ternyata Alan. Dia sedang mengajak ku keluar sedangkan ini sudah masuk jam 9 malam.

"Kita mau kemana malam malam begini," tanyaku.

Aku yang kemudian masuk ke dalam mobilnya karena,dia hanya menjawab ku dengan senyuman. Kemudian, dia melaju dengan kecepatan sedang dan kita sampai di suatu tempat yang cukup tenang di pinggir jalan raya sehingga mobil,kami parkir disana.

"Wuush....wuush.... Wuush."
Suara ombak dan angin yang saling beradu hingga membuat suara jalan raya yang tak terdengar.
                              _____


Ternyata Alan mengajak Handaru pergi ke pantai malam itu. Dia mengenakan baju putih dengan kacing yang terbuka sehingga, terlihat perutnya yang sixpack dan Handaru mengenakan dress warna ungu polos dengan motif mawar emas di pundak kirinya.

"Aku sudah lama menyukaimu. Maukah kamu menjadi pacar ku, Handaru. "

Tiba-tiba dia membungkuk dan memegang tangan ku hingga membuat ku terdiam membeku.

"Aku tidak akan memaksa mu, aku akan memberi mu waktu untuk menjawabnya." Lanjutnya.

"Apa kamu tidak kedinginan atau kamu sedang menggoda ku dengan kancing baju terbuka yang membuat bentuk mu terlihat oleh mata ku," potongku dari pernyataanya.

"Aku tidak bermaksud begitu. " Jawabnya.

"Berdirilah, benarkan bajumu nanti kamu bisa kedinginan dan masuk angin. Tidak perlu memberiku waktu aku akan menjawabnya sekarang." Ungkap ku padanya.

"Baik, aku siap mendengarkan jawaban dari mu."

Alan menatapku deng wajah penuh harapan. Dia memang pandai mengambil waktu yang pas. Di malam hari yang penuh bintang dan tepat di pinggir pantai.

"Maaf, Aku tidak bisa menerima mu. Semoga kamu mendapatkan yang lebih baik di kemudian hari dan berbahagialah karena cinta adalah, saling menerima dan memberi serta, seriuslah!" Begitulah jawaban dari Handaru untuknya.

Kesimpulan : 

Handaru adalah, wanita yang di sia-siakan dan tersakiti dari kisah masa lalaunya. Dia juga mengalami perundungan di lingkungan sekitar hanya karena postur tubuhnya. Tanpa orang-orang sadari dengan kalimat-kalimat kasar itu, mereka tak tahu hal apa yg telah di lalui dan mereka tak pernah tahu bahwa dia adalah sosok anak yang yatim piatu. Sehingga, pekerjaan adalah hal yg paling dia butuhkan. Dari kesakitan masa lalu dia tak ingin hanya berpacaran saja, seseorang yang telah mengerti dalam mengambil kebijakan dalam memutuskan maka, dia adalah orang yang selalu tenang dalam segala hal.

Be courage and Be kind.

Jangan pernah mengatakan dirimu jelek atau buruk. Katakanlah sebaliknya. Tutup telinga mu dan lihat yang nyata adanya. Kecantikan seorang wanita terlihat dari dalam dirinya berdasar kebijakan dalam diri.


SEMANGAT BODY GOALS, NDARU dan Kalian semua

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun