Ternyata Alan mengajak Handaru pergi ke pantai malam itu. Dia mengenakan baju putih dengan kacing yang terbuka sehingga, terlihat perutnya yang sixpack dan Handaru mengenakan dress warna ungu polos dengan motif mawar emas di pundak kirinya.
"Aku sudah lama menyukaimu. Maukah kamu menjadi pacar ku, Handaru. "
Tiba-tiba dia membungkuk dan memegang tangan ku hingga membuat ku terdiam membeku.
"Aku tidak akan memaksa mu, aku akan memberi mu waktu untuk menjawabnya." Lanjutnya.
"Apa kamu tidak kedinginan atau kamu sedang menggoda ku dengan kancing baju terbuka yang membuat bentuk mu terlihat oleh mata ku," potongku dari pernyataanya.
"Aku tidak bermaksud begitu. " Jawabnya.
"Berdirilah, benarkan bajumu nanti kamu bisa kedinginan dan masuk angin. Tidak perlu memberiku waktu aku akan menjawabnya sekarang." Ungkap ku padanya.
"Baik, aku siap mendengarkan jawaban dari mu."
Alan menatapku deng wajah penuh harapan. Dia memang pandai mengambil waktu yang pas. Di malam hari yang penuh bintang dan tepat di pinggir pantai.
"Maaf, Aku tidak bisa menerima mu. Semoga kamu mendapatkan yang lebih baik di kemudian hari dan berbahagialah karena cinta adalah, saling menerima dan memberi serta, seriuslah!" Begitulah jawaban dari Handaru untuknya.
Kesimpulan :Â