(Letter)Â
Bramasta varo zergan dirgantara, seorang pria yang ceria dan ramah, ia selalu menyambut teman-temannya dengan senyuman dan tawa. Varo terlahir dari keluarga berasal ia adalah anak dari pemilik sekolah SMA Galaksi. Namun tidak ada yang tau bahwa varo adalah anak dari pemilik sekolah karena pria itu merahasiakan identitasnya, yang tahu hanya Alexa dan para guru.Â
Ayahnya selalu sibuk berkerja sedangkan ibu dari varo adalah seorang model. Siapa yang tidak senang terlahir dari keluarga kaya? Semua orang pasti senang namun bagi varo berbeda. Untuk apa memiliki harta yang melimpah jika ia harus kekurangan kasih sayang kedua orangtuanya?Â
Tinggal di rumah bertingkat 3 sendirian kadang membuat varo merasakan kesepian. Ia sering iri dengan anak-anak yang terlahir dari keluarga cemara.Â
Pasti sangat bahagia.Â
Tidak kesepian.Â
Pria jangkung itu menatap langit dan ribuan bintang menghiasi langit malam. Hujan sudah reda sedari tadi. Saat ini varo duduk di sebuah rumah-rumahan pohon yang berada di belakang rumah.Â
Rumah pohon inilah yang dirinya buat bersama sang adik sewaktu masih kecil. Terdapat ukiran nama mereka berdua disana. Ukiran yang membuat luka di hati varo kembali terbuka saat mengingat-ingat kenangan langit adiknya.Â
Di hati yang paling dalam selalu ada sosok yang tidak pernah tergantikan walaupun dalam pelupuk mata, dia sudah tiada.Â
Varo tersenyum getir menatap salah satu bintang bersinar cukup terang berada di bintang-bintang lainnya. Satu air mata lolos begitu saja mengingat almarhum sangat adik.Â
"Dik langit lagi apa disana?... hari ini tepat dua tahun adek pergi ninggalin kakak, kak varo kangen sama adek" lirih varo. Ini adalah hari peringatan kematian langit yang kedua tahun, langit meninggal karena kecelakaan tepat disaat hari kelulusan SMP.Â