Laki-laki itu terkekeh pelan, lalu memberikan sebuah payung berwarna kuning pada Grazella. "Ini, buat kamu."
Grazella menatap payung tersebut cukup lama. Serius? Nanti kamu gimana?Â
Ia memperhatikan satu payung berwarna biru. "Aku punya dua, jadi itu buat kamu aja. Pakai, ya. Â Sepertinya hujan enggak akan reda hari ini, apalagi hari sudah semakin gelap. Kamu tahu, kan, di sekolah kita banyak hantunya?" Ucap pria itu mencoba mengelabui Grazella.Â
Grazella membulatkan mata lebar-lebar. Mendengar kata hantu membuat bulu kuduknya merinding. "T-terima kasih, harga payung ini berapa?" Grazella merogoh tas nya untuk mencari sisa uang yang tersisa.Â
Namun sial, uangnya sudah abis untuk membeli makanan di kantin untuk lexa. Sungguh, ini adalah hari yang teramat sial bagi Grazella. Malu sekali rasanya.Â
Laki-laki jangkung itu keheranan menatap Grazella, "kenapa harus bayar? aku ikhlas memberikan kamu payung,"
Grazella hanya berdehem lalu mengucapkan kata terimakasih, lagian uangnya juga sudah habis. "Nama kamu siapa?" Tanya Grazella menghentikan langkahnya, menatap ke arah belakang. Ia penasaran akan nama laki-laki yang sudah memberikannya payung.Â
Di tengah-tengah gerimis hujan pria jangkung itu memperkenalkan dirinya kepada Grazella, "perkenalkan nama aku Bramasta varo zergan dirgantara, dan nama kamu siapa?"
"Aku Grazella Ayunda Queen margareth." Setelah memperkenalkan diri Grazella langsung pergi meninggalkan sekolah serta laki-laki bernama varo.Â
Varo menatap punggung Grazella semakin menjauh dari pandangannya, "semoga kita bertemu kembali lagi Grazella!" Teriakan varo membuat Grazella terdiam. Perempuan itu mendengar teriakan varo tapi tidak menjawabnya.Â
Tuhan, aku menyukai salah satu ciptaanmu, Grazella Ayunda Queen margareth. Aku menyukai berkali-kali sampai tidak tau caranya untuk berhenti.Â