Mohon tunggu...
Mutiara herdiana putri baiin
Mutiara herdiana putri baiin Mohon Tunggu... Lainnya - Siswa

Hobi:menulis cerita fiksi, mendengarkan musik Kepribadian:introvert

Selanjutnya

Tutup

Cerpen

Laut Bersedih (chapter 2)

27 Agustus 2024   13:05 Diperbarui: 27 Agustus 2024   16:30 40
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Cerpen. Sumber ilustrasi: Unsplash

Aku ingat kalimat Grazella beberapa tahun setelah kelulusan SMA. "Tindakan bullying bisa membekas seumur hidup bagi mereka yang mengalaminya, bahkan seorang pembully adalah pembunuh bagi korbannya. Mereka tidak membunuh fisik melainkan telah membunuh mentalnya."

                                           (Hujan) 

JAKARTA kamu harus tau aku menyukai salah satu pendudukmu, aku sudah sangat lama menyukainya. Kira-kira saat masa MPLS (masa pengenalan lingkungan sekolah) dia sangat mencolok di antara semua siswa. Bahkan Grazella adalah orang yang aku sukai pertama kalinya dalam hidupku, aku mengetahui nama panggilannya saja, namun tidak dengan nama lengkap cewe itu, aku sering Diam-diam mengintipnya belajar di perpustakaan sendirian. 

Tapi sekarang jaraku dengan Grazella benar-benar dekat. Di bawah guyuran hujan membasahi kota Jakarta, aku tidak menyangka bahwa aku dipertemukan lagi dengan sosok Grazella. Sosok perempuan begitu indah sampai aku ragu, apakah pantas aku suka berkali-kali pada dirimu Grazella? Hahaha lucu. Tapi begitulah perasaan manusia tidak ada yang tahu kapan ia menyukai seseorang. 

Tangisan semesta di luar sana membuat langit gelap gulita. Rintikan hujan mulai turun membasahi bumi sepertinya langit sedang bersedih hari ini. Dedaunan juga gugur dan berterbangan mengotori halaman SMA Galaksi. Grazella kesusahan menuju ke arah parkiran yang begitu jauh dari tempatnya berdiri. Perempuan itu berdecak kesal karena tidak membawa payung. 

Padahal hari ini tidak ada ramalan hujan akan turun. Sambil menunggu hujan reda, Grazella memperhatikan orang-orang lewat kesana kemari sambil membawa payung di genggaman masing-masing dan tertawa bersama teman-teman nya. 

Sudah lima belas menit  Grazella menunggu tapi hujan tak kunjung berhenti. Mata perempuan itu menelusuri setiap sudut sekolah yang sudah mulai sepi tanpa ada seorangpun hanya tersisa dirinya saja. "Sakit,"  lirihnya. Tangan Grazella memar dan semua tubuhnya masih terasa sakit akibat bullying oleh Alexa. 

"Hai kenapa enggak pulang?" tanya seseorang menepuk pundak Grazella, membuat cewek itu terkejut lalu menatap kearah belakang memerhatikan seorang laki-laki menggunakan seragam yang sama sepertinya. 

Dia orang yang aku lihat di bus sambil membaca novel? Batin Grazella. Mengingat kembali pria yang pernah dia lihat di bus, ternyata adalah siswa disini. Grazella tidak pernah memerhatikan wajah siswa-siswi di SMA Galaksi, maka dari itu dia tidak tahu varo, cewek itu terlalu sering berdiam diri di kelas ataupun perpustakaan. 

Bisa di bilang Grazella tidak pernah memerhatikan sekitar sekolah. 

"Hujan nya deras banget, jadi aku engga bisa pulang." 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun