"penguasa para pencari kursi
walau rakyat hanya makan nasi basi
berduyun
menempel posterÂ
jual senyum
diatas penderitaan rakyatnya"
Puisi yang selalu di ulang oleh orang yang berdiri di samping bangjo, lampu merah dekat istana Presiden dan aku selalu mendengarnya ketika melewati jalan ini aku jadi bertanya ini waras atau  tidak.
Setiap pagi aku tidak tahu benar sosok itu selalu menengadahkan kaleng di lampu merah mencari sesuap nasi untuk hari ini.
Banyak yang iba dan mengulurkan makanan dan minuman juga beberapa lembar uang yang dengan ikhlas di berikan tak banyak yang tahu siapa bapak yang penuh wibawa ini dan tidak ada yang tahu sebab aku baru pindah ke kota ini mengikuti istriku.
"mas kabeh kuwi iso owah  gingsir, semua bisa berubah secara cepat" pagi itu aku dengar omelan istriku