"penguasa para pencari kursi
walau rakyat hanya makan nasi basi
berduyun
menempel posterÂ
jual senyum
diatas penderitaan rakyatnya"
Puisi yang selalu di ulang oleh orang yang berdiri di samping bangjo, lampu merah dekat istana Presiden dan aku selalu mendengarnya ketika melewati jalan ini aku jadi bertanya ini waras atau  tidak.
Setiap pagi aku tidak tahu benar sosok itu selalu menengadahkan kaleng di lampu merah mencari sesuap nasi untuk hari ini.
Banyak yang iba dan mengulurkan makanan dan minuman juga beberapa lembar uang yang dengan ikhlas di berikan tak banyak yang tahu siapa bapak yang penuh wibawa ini dan tidak ada yang tahu sebab aku baru pindah ke kota ini mengikuti istriku.
"mas kabeh kuwi iso owah  gingsir, semua bisa berubah secara cepat" pagi itu aku dengar omelan istriku
"kenapa to dik" tanyaku
"nanti mas tahu sendiri" jawabnya penuh rahasia  kepadaku
ini tentang apa aku tidak tahu namun tahun ke lima di kota ini aku harus berpapasan dengan senyum menyapa baliho besar-besar caleg dan Capres banyak bertebaran di alun-alun dan perempatan jalan.
Matahari pagi sudah mulai naik aku bergegas ke  kantor pagi iniÂ
"mas ini kelupaan bekal makannya" teriak istriku sambil memberikannya kepadaku dan aku lihat pagi ini cantik istriku
"kok cuma lihat sih?" aku kaget di tegurnya
"ya mami cipika cipiki dan aku tuntun keluar sepeda motorku
"kamu kerja kan hari ini mami?' tanyaku dalm hati
"eh ngapain kerja tidak mas, aku nanti kerja tetapi ada acara dengan beberapa teman ada yang mantu, maaf ini acar pribadi ya mas' akhirnya kau tahu alasan pagi ini kok beda wanginya dan dandannya.
Maklum istriku hanya buruh di salah satu toko di kota ini, yang mampu luluhkan hatiku ketika aku tak sengaja berbelanja di kota ini lima tahun lalu.
 Pemandangan itu
Aku tidak habis pikir orang ini bajunya bersih dan tidak kumal setiap pagi mencari sedekah di jalanan dan setiap siang duduk-duduk di depan istana negara  aku tidak tahu kelakuan macam apa ini.
Aku tidak tega pernah satu roti bekal aku dari rumah aku berikan saja karena keluh kesah  orang ini, aku tidak tahu kok sebagian orang hanya diam malah tidak mau tahu siapa orang ini.
"jangan buat foto macam-macam atau status yang tidak ada manfaatnya" pesan istriku kepadaku bila aku  mau pergi acara atau kondangan  namun pagi ini aku harus memfoto orang ini dan aku harus cari tahu dengan isrtiku yang asli daerah sini.
"foto apa ini mas?' tanya istriku kepadaku
"ini gembel kok bersih ya dik?"
"kamu mau tahu dan ngopeni?' sedikit marah padaku lewat emosinya\
"ini ornag gila atau " tanyaku lagi
"orang gila mas... edan..nggak usah di gubris" kata istriku sambil minta foto itu di hapus
orang gila dan gendeng kok bisa dan kok itriku lalu menyuruh menghapus , ketika aku tanya kepada orang kantor jawabanya mereka tertawa dan sama
"sudah mas di hapus mawon, orang gila dan gendeng begitu"
Aku baru tahu
Tidak tahu orasi itu untuk siapa namun aku barau tahu di depan istana negara itu orasinya selalu membuat orang tertawa mendengarnya dan mereka maklaum orang strip itulah vonis yang di timpakan kepadanya.
"itu mas mantan calegZ"
"kok kamu tahu dik?'
"tahu"
"jadi?'
"sst jangan keras-keras"
"kenapa?'
"mau tahu sayang?"
"dik kamu membuat aku bingung"
"itu mas sabdo"
'mas sabdo politikus terkenal nasional itu?'
"ya"
"lha kok?"
"semua berakhir ketika..."
"ketika apa?'
"caleg nomer satu namun tidak jadi dewan lima tahun lalu"
"kok kamu tahu"
'tahu..:
"gila dan.."
"istrinye minta cerai kabur dengan jejaka ganteng"
"anaknya?'
"tidak mau akui ayahnya lagi"
"gemblung ?'
"y gila pernah di bawa ke Pakem"
'apa itu?"Â
"panti waras jiwa"
"wah.."
Harta habis, istri selingkuh dan  tidak jadi dewan", pabriknya terbakar, hutangnya menumpuk dan sekretris yang di cintainya tiba-tiba minta putus dan menghilang lalu.."
"lagu gila.."
'benar mas.."
"kasihan.."
Kasihan orang gila di depan istana itu benar dugaanku mantan orang besar yang tiba-tiba gila karena semua berubah total dan owah pikirannya karena gagal dalam pemilihan umum kala itu ***
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI