"kita tidak akan tahu nasib, namun ujung peluru para penjajah sudah didepan mata kami" keluhanmu terakhir di medsos kepada aku
'hati-hati" jawabku kalau itu
"peluru itu begitu tajam banyak pengungsian, rumah sakit, dan rumah penduduk rata dengan tanah" jawabmu sendu
"harus bisa bertahan" jawabku memberi semangat
"namun semua terserah Allah swt kita harus tetap bertahan segala hal ini" lanjutan jawaban yang membuatku semakin kecut  melihat nyali seorang perempuan begitu membara di dadanya, merdeka atau mati syahid
'kami terinspirasi perang kota ala pejuang Indonesia abi, kakak dan  saudara angkat senjata juga akhirnya" jawabmu penuh semangatÂ
"gaza sudah rata dan aku hanya bisa kisahkan lewat kata
walau aku tidak suka perang namun kemerdekaan itu adalah hak kami dan kami lebih suka merdeka
atau mati Syahid"
Hampir tiga bulan ini  kesedihan melanda hampir 20.000 orang tewas dan  di gaza hanya aku berharap semua orang akan sadar betapa perang bukanlah satu-satunya jalan terbaik untuk mengakhiri penjajahan di bumi Palestina ini.  Aku hanya bisa mengeja kata dan berharap semua berakhir dengan terbaik.
Anisa aku hanya berharap matahari di ufuk timur segera terbit di atas gaza sehingga burung dan cerahnya pagi menghampiri  semua dengan kebahagiaan tanpa terdengar lagi bunyi bom dan  desingan peluru di kotamu,.Â