"mendiang bapakmu dulu terkenal Jagal waktu hari raya begini"
'ibu kok tidak bilang?'
"selain sebagi guru bapakmu senang kalau ikut menyembelih hewan kurban"
"ibu jadi malu, aku kan takut kalau lihat darah"
"belajar to..kuliahmu di cepatkan"
"nggih bu" deg rasanya kuliahku agak keteteran karena tugas organisasi kampus dan juga diam-diam aku nyambi kerja freelance menjualkan  buku cetakan tanpa sepengatuhan ibu di rumah.
***
Sesampai di Masjid aku agak canggung karena aku hanya membawa pisau daging kecil sementar mas Hardi dan mas di membawa pisau bear yang tajam.
"ayo mas Bro di asah dulu pisau kecilmu itu" ledek mas Hardi  sekejab ras maluiotu hilang ternyata di serambi masjid juga banyak bapak-bapak dan ibu-ibu muda serta remaja putri yang memberikan tawa riuhnya kepadaku
"mas guru ayo lekas bantu kami" kata pak ustadz kepadaku
" nggih" aku agak canggung karena semua sudah bekerja padhi ini menyayat dan memotong daging korban yang di tempatkan di daun pisang dan daun jati serta besek untuk di bagi-bagi kelak