Mohon tunggu...
S.DJumi
S.DJumi Mohon Tunggu... Lainnya - menulis apa adanya

Menulis apa adanya sebab hidup apa adanya Tidak mengada ada

Selanjutnya

Tutup

Roman Pilihan

Aku Masih Menunggu Janjimu di Alwa

16 Juni 2023   13:05 Diperbarui: 16 Juni 2023   13:18 234
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

aku tidak tahu

banyak orang  menilaiku sedang sakit

sakit bukan sembarang sakit

sesuatu di ujung hatiku

aku diam bukan marah

aku masih belum move on

atas semua ini

.........

Matahari pagi itu masih bersinar cerah selang disela-sela keringat yang bercucuran di kaosku, semua memang tidak sengaja bertemu dengan mu, di ujung penantian memmbeli bubur ayam di pojok alun-alun wates, kerling matamu masih menyisakan lara di hati ini tenatng asmara yang tidak bisa menjadi satu tujuan aku dengan mu.

"buburny enak dan pas bumbumnya" sahutmu

"ya" jawabku sekenannya

Aku bertemu denganmu saat bersama temanmu untuk menjadikan aku semula semangat untuk memupuk rasa cinta ini denganmu.

"lebih manis temanku to mas?' tanyamu satu ketika kepadaku

"aku hanya bisa memilih sesuai pancaran hatimu" jawabku pendek

ketika kami saling tukar no hp dan juga no wa serta medsos itulah mulai aku bersamamu, menjejak petualang cinta di anatar sela-sela medsos yang aku tidak bisa bayangkan, saatnya berubah kelebih baik.

"aku harpa mas bisa kenalan dengan temanku, ini no wa dan juga medsosnya" jawabmu lagi ketika aku mulai serius untuk mengetahui jati dirimu yang benar.

"apa harus aku tidak tahu tentang siapa kamu ?"

"aku harap mas tidak mudah jatuh cinta kepadaku saat melihat wajah cantikku ini mas" jawabmu sendu membuat semakin ingin tahu tentang dirimu

"baiknya mas seius sama temanku saja aku tidak enak hati mas"  jawabny sedirt ngeles yang membuatku semakin jatuh dan jatuh cinta lagi kepadamu, inilah yang kadang pria jatuh  cinta dianggap saja cinta buta adalah nyata adanya

'bukan nafsu namun semua adalah takdir yang memepertemukan kita" 

"namun takdir tidak bisa semuanya berakhir indah mas"

"aku tetap melaju"

Mungkin inilah cinta butaku ada pandangan pertama, namum aku mulai jadi gundah gulana ketiak teman si cantik itu meulai wa aku dan mengatakan simpel dan lugas

"maaf mas aku terpaksa bilang kepadamu, mba manis tidak mau di ganggu loagi dengan  status dan wa mu" jawabnya sedikit nmemberitahukan kepadaku tentang nasib cinta kami

"aku tidak mau tahu" jawabku lugas

"sebaiknya mas, aku tidak mau mencampuri urusan cinta mas dan mba cantii, tolong pending dulu ras itu mas" jawabnya lugas sperti humas kepolisian memberitahukan posisi aku dan rasa ini

"aku sudah diberi nomor mba sama mba cantik"

"aku tahu"

"jadi ini?'

"aku , maaf benar mas yang membalas semua  ad dan semua wa mas"

"kok jadi bengini?"

"aku tidak akan bisa meberi tahu semu ini lewat wa, mas"

"status terakhir itu aku.."

"maaf mas aku tidak bisa memberi tahu lewat medsos"

"semu di pending hampir sebulan ini?'

"aku tidak boleh semua ini clear sebelum keluarga memberikan aku informasi ini mas"

Lap semua seperti tv yang kehilangan sinyal namun ini nyata, dan aku sungguh belum percaya semu ini begitu cepat berlalu dan aku belum menerima semua kenyataan ini.

"janjimu aku tunggu"

"kapan aku bisa memenuhi janji kita mas?"

"aku harap semua  seiring kiamatnya dunia ini"

'gila.."

Alun-alun wates   menjadi saksi alun-alun sejuk di tengah kota Wataes kabupaten Kulon Progo itu entah mengapa menjadikan hati ini semua belum bisa menerima kenyataan ini tentang kesungguhan, cinta dan perasaan yang terdalam di relung hati ini.

Waktu seakan menjadi buntu, namun cerahnya matahari menjadi saksi yang tidak bisa aku lupakan, Alwa menjadi kenangan sendiri ketika mba teman sicantik itu memenuhi panggilanku untuk bertemui lagi di tempat dan waktu yang sama, namun aku tidak bisa melihat mba cantik lagi,

"mas kita sudah bertemu lagi di bubur ayam pojok alun-alun wates ini"

"sendiri?'

"maaf mas, bukan aku maksud berkata lain"

"ini tentang rasa mba"

"aku tahu, semu sudah berakhir.."

"ini tentang rahasia mba cantikah?"

"maaf, semu karena musibah yang sangat meyakitkan hati kami"

"musibah?"

"mba cantik mau seriu dengan mas, namun..takdir tidak bisa berkata lain.."

"ini tentang takdir cinta kami'

"maaf yang membalas semua chat itu saya mas"

"kamu bohong"

"tidak semu nya bohon atas permintaan mba cantik kepadaku"

"apa?"

"kecelakaan mobil itu membuatnya lumpuh bberapa bulan setelah akmi pulang dari Alwa inii mas"

"ini tentang realita?"

'atau ini tentang sandiwara?"

"waktu menjadikan semua ini nyata mas, aku teman dan masih saudara adik bapaknya mba canti, aku tidak secantik dia mas, maaf mas"

"aku tidak bilang kamu cantik, kenapa semua ini harus di rahasiaka mba?"

Mba diam dan mulai jujur

"semua karena mba cantik tidak pernah  mau di beri tahu kebiasaan ngebut di jalan dan akulah yang menjadi saksi semu ini"

aku diam dan diam dunia serasa ambyar dan semua menjadi nyata tentang tresna, cinta kami yang tidak pernah kami temukan atakdirnya.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
Mohon tunggu...

Lihat Konten Roman Selengkapnya
Lihat Roman Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun