Semua orang akan mengira
Sebuah perjuangan itu dengan harta  yang mewah
atau cukup nilai kepercayaan itu
selagi masih banyak orang percaya
aku tahu
semua orang bilang kok sempat
orang kaya mengaku miskin
orang miskin kemana
banyak orang mboro sekolah di Jogja
banyak anak Jogja entah kemana
menjadi penonton di negeri sendiri
diantara proyek nasional yang menggurita
jogja akan berkalung TOl
juga akan berubah lebih baikah?
ataukah lupa
semua akan  dinilai dengan uang
bukan rasa dan etika
.....
Puisi itu ditulis di hp bututnya peninggalan orang tuanya, niat ke Jogja untuk kuliah dan sambil bekerja itu yang ada di benaknya , semua adalah kesempatan beasiswa yang tidak terbatas di universitas negeri ternama di kota ini.
"tenang mas broo  kita orang bayak yang santai toh di jogja kita di kirim makan" kata Kala carita teman dari timur
"bukan akau sok, aku berjuang demi nasib yang lebih baik" kata AbimayuÂ
"banyak orang ke jogja dengan niat belajar kita juga toh kawan?" tanya Kala carita kepadaku lagi
Sejumput tanya jawab di kost murah di pinggir Jogja yang mulai hilang tergantikan olrh apartemen dan kost mahal hanya orang berduit yang bisa kos dan kuliah di sini.
Nebeng di apartemen kos Universitas tidak enak lagi karena semua harus mandiri dan bisa hidupi diri sendiri untuk lebih mulia  banyak universitas yang mmepunyainya namun aturan ketat yang mengalahkan logikalah yang membuat banyak mahasiswa baru kos di luar kampusnya salah satu alasannya adalah kebebasan yang tidak bisa di tawar lagi.
"masalah wifi gratis itu sudah biasa kawan " kata Kala carita
"aturan listrik dan kamar mandi?" tanyaku lagi
"mandi ya timba air, karena tidak ada pompa listrik"
"ah bisa sambil olah raga dong?"
"kamu bercanda mas "
Semua harus disyukuri ketika hatiku pernah patah ketika Putri kencana yang aku taksir dolan ke kos aku dan melihat betapa sederhanya rumah kos kami tanpa wifi dan juga tanpa kulkas apalagi pompa air tidak ada, melihat kakusnya saja maka banyak mahasiswai tidak tertarik kepada kami.
"lupakan kita akan meraih prestasi kawan" seru kala carita kepadaku
"benar, bang" jawabku enteng.
Jogja penuh cerita benar adanya sekarang berubah drastis karena ekonomi dan industri pendidikan mengalahkan tujuan mulia sebagai kota pendidikan and sich yang ada adalah setiap detik uang yang di muliakan oleh  semuanya. Kostan di Jogja era 1990an masih ada induk semang dan ada juga yang jadi satu dengan yang punya rumah.
Banyak anak kost yang guyub dengan warga sopan santun dan hargai sedulur kiri kanan ikut kegiatan kampung dan mau juga kerja bhakti serta kadang ikut ronda kampung.
Sekarang anak kostan sekarang lupa dan acuh tidak pernah tegur sapa dengan warga sekitar dan juga lupa kewajiban sosial setelah kuliah langsung dekem di kamar kost main medsos hp dan lupa sosialisasi real diluar sana. Kata dosennku sekarnag ada  dan banyak generasi rebahan dan temungkul, kalah sama berhala modern yakani hp dan laptop
Realistis mengapa aku kost di pinggir Jogja karena aku semampuku kuliah dan bekerja untuk hidup lebih mandiri semetara kawan dari timur malah memilih suasana desa dan tidak masuk dalam kostan mahal walau kiriman orang tua mereka banyak untuk sennag-senang belaka di jogja beli hp baru, baju baru dan kendaraan baru.
Aku pasrah walau kata bapak dan eyang aku adalah keturunan orang kaya  namun pada keturunan ke tujuh sehingga tidak banyak harta yang tersisa untuk akau sekedar untuk makan dan  kuliah aku harus bersabar di kota yang mulai berbenah rasanya ini.
Jogja sedikit  demi sedikit berubah ke metropolis kebudayaan dan semua yang tersedia akan sama dengan fasilitsnya seperti Bandung dan Jakarta walau taglinya kota  kebudayaan dan pendidikan namun sayang semua yang anak yang ada di sekeliling tempat kost aku banyak yang tidak kuliah alasan klise yakni tidak ada dana dan  tentu saja niat di hati mereka.
"eyang begitulah jogja sekarang" tuliku di Hpku
"semua harus di hadapi " jawab eyang kepadaku
"namun semua nyata, baru kllinting mulai mengeliat, jogja akan di kelilingi tol"
'semua akan pasti adanya"
"sayang eyang tidak disini"
"aku pantau kamu di atas khyangan ini"
Semua harus siap untuk di lupakan dan dikenang kost di jogja menjadi senuah perjuangan yang harus kulalui dengan tabah walau jauh dari tempat kuliah namun aku bisa menjalankan misiku untuk kuliah dan kerja sambilan di kotaku yang tercinta ini dengan niat tulus belajar.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H