Mohon tunggu...
Sayyid Jumianto
Sayyid Jumianto Mohon Tunggu... Guru - Menjadi orang biasa yang menulis
Akun Diblokir

Akun ini diblokir karena melanggar Syarat dan Ketentuan Kompasiana.
Untuk informasi lebih lanjut Anda dapat menghubungi kami melalui fitur bantuan.

Menulis untuk perubahan yang lebih baik

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Pilihan

Kost Sempit di Pinggir Kota Jogja

7 November 2022   21:37 Diperbarui: 7 November 2022   22:15 162
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Jogja penuh cerita benar adanya sekarang berubah drastis karena ekonomi dan industri pendidikan mengalahkan tujuan mulia sebagai kota pendidikan and sich yang ada adalah setiap detik uang yang di muliakan oleh  semuanya. Kostan di Jogja era 1990an masih ada induk semang dan ada juga yang jadi satu dengan yang punya rumah.

Banyak anak kost yang guyub dengan warga sopan santun dan hargai sedulur kiri kanan ikut kegiatan kampung dan mau juga kerja bhakti serta kadang ikut ronda kampung.

Sekarang anak kostan sekarang lupa dan acuh tidak pernah tegur sapa dengan warga sekitar dan juga lupa kewajiban sosial setelah kuliah langsung dekem di kamar kost main medsos hp dan lupa sosialisasi real diluar sana. Kata dosennku sekarnag ada  dan banyak generasi rebahan dan temungkul, kalah sama berhala modern yakani hp dan laptop

Realistis mengapa aku kost di pinggir Jogja karena aku semampuku kuliah dan bekerja untuk hidup lebih mandiri semetara kawan dari timur malah memilih suasana desa dan tidak masuk dalam kostan mahal walau kiriman orang tua mereka banyak untuk sennag-senang belaka di jogja beli hp baru, baju baru dan kendaraan baru.

Aku pasrah walau kata bapak dan eyang aku adalah keturunan orang kaya  namun pada keturunan ke tujuh sehingga tidak banyak harta yang tersisa untuk akau sekedar untuk makan dan  kuliah aku harus bersabar di kota yang mulai berbenah rasanya ini.

Jogja sedikit  demi sedikit berubah ke metropolis kebudayaan dan semua yang tersedia akan sama dengan fasilitsnya seperti Bandung dan Jakarta walau taglinya kota  kebudayaan dan pendidikan namun sayang semua yang anak yang ada di sekeliling tempat kost aku banyak yang tidak kuliah alasan klise yakni tidak ada dana dan   tentu saja niat di hati mereka.

"eyang begitulah jogja sekarang" tuliku di Hpku

"semua harus di hadapi " jawab eyang kepadaku

"namun semua nyata, baru kllinting mulai mengeliat, jogja akan di kelilingi tol"

'semua akan pasti adanya"

"sayang eyang tidak disini"

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun