Bu Projo dan pak Projo mempunyai anak tiga yang pang dia sayangi adalah anak nomor tiga si sulung Tri, disamping anak kedua Dwi dan Eka anak pertamanya.
Sungguh lebaran ini seakan betambah sepi sejak pandemi corona dulu juga telah lumpuhkan hatinya beberaoa kerabat banyak yang mendahuluinya.
Sungguh sepeninggal  pak Projo sebagsi orangtua tunggal tetap bekerja keras dengan usaha gudegnya, karena tidak mungkin andalkan ngentaskan anaknya dengan uang pemsiun suaminya.
"Sedoyo sampun ginaris bu"kata sang pembantunya lagi.
"Iki rasa tresna ini tidak bisa hikang, kamu tahu di depan mataku, aku merasa bersalah atas semua ini"keluhnya sedih tampak linangan air mata membuatnya berkaca-kaca matanya dan di sekanya dengan ujung kebayanya.
Peristiwa itu
Bu Projo masih tidak percaya atas kehilangan anaknya Tri tepat didepan matanya. Rasanya kenangan pahit ini tidak bisa ia lupakan bila jelang lebaran seperti tahun ini.
Lebaran tahun 2022 kurang seminggu lagi seakan membuka kenangan lama ini adalah membekas dalam rasa pedih, getir dan sakir yang dalam dihatinya.
Ingatan bu Projo seakan serasa kembali lagi mengingat peristiwa pilu itu dan inilah yang membuatnya menatap sedih foto-foto dinding rumahnya ini.
"Lebaran tahun ini rasanya aku ingin  masih ada tri bi dirumah ini senyumnya, istrinyan dan Fendy cucu yang aku sayangi itu"curhatnya kepada bibi pembantu rumsh tangganya yang setia sejak mendiang pak projo dan anak-anak kecil sudah bekerja di situ.
"Nggih, bu, pun ikhlaskan saja takdir, rejeki dan jodoh Alllah swt yang tentukan 'jawabnyaÂ