Mohon tunggu...
Sayyid Jumianto
Sayyid Jumianto Mohon Tunggu... Guru - Menjadi orang biasa yang menulis
Akun Diblokir

Akun ini diblokir karena melanggar Syarat dan Ketentuan Kompasiana.
Untuk informasi lebih lanjut Anda dapat menghubungi kami melalui fitur bantuan.

Menulis untuk perubahan yang lebih baik

Selanjutnya

Tutup

Cerpen

Pembunuhan Itu

5 Januari 2022   14:11 Diperbarui: 5 Januari 2022   15:33 192
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

"Ya dong, pakai motor sama sang pacar, mesra pak"reserse itu membentak pedagang nasi goreng itu.

"Mesra? Ini pembunuhan pak jangan bercanda."bentaknya buat nyali sang pedagang nasi goreng menciut.

"Maaf pak " jawabnya singkat.

Semua mata polisi langsung menuju pacar sang gadis dan inilah yang harus dibuktikan lagi oleh para macan.

"Benar pak saya langsung pulang setelah makan nasi goreng sama dia" jawabnya singkat.

Tidak mungkin sang kekasih membunuh setelah makan nasi goreng bersama alasan cinta dan sebentar lagi sang gadis mau dinikahinya tercermin di status medsos sang gadis.

Memang mengapa mayat sang gadis itu disembunyikan di mobilnya dan ditelanjangi pula dan sungguh pintar sang pembunuh ternyata pintar menghapus sidik jari dan terutama sidik jarinya di korban gadis malang ini.

Reserse muda dan juga tua tidak dan belum bisa temukan siapa pembunuhnya walau sidik digital, camera cctv dan sidik forensik sudah dapat menduga siapa yang membunuh.

Benang merah itu dan sketsa wajah pelaku teridentifikasi bahwa sang pembunuh diduga melarikan diri dengan menaiki angkot.

"Benar wajahnya begini, karena uang lima puluhan ribu itu suruh saya ambil karena pagi itu saya belum punya uang kembalian pagi  itu"jawab sang sopir angkot ketika ditanya bahwa di cctv angkotnya diduga mengambil penumpang di arah rumah sang gadis.

Waktu terasa begitu cepat berlalu banyak reserse tua di kerahkan karena reserse muda mentok pada TI dan bukti digital saja itulah yang tampaknya tidak dijalani lelaku batin untuk pecahkan kasus ini dan bertanya kepada para pembunuh profesional yang pernah hebohkan kota ini.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun