Mohon tunggu...
Sayyid Jumianto
Sayyid Jumianto Mohon Tunggu... Guru - Menjadi orang biasa yang menulis
Akun Diblokir

Akun ini diblokir karena melanggar Syarat dan Ketentuan Kompasiana.
Untuk informasi lebih lanjut Anda dapat menghubungi kami melalui fitur bantuan.

Menulis untuk perubahan yang lebih baik

Selanjutnya

Tutup

Fiksiana

Lelaki Pembawa Pelangi (Cinta) 4

5 Agustus 2016   20:49 Diperbarui: 5 Agustus 2016   20:55 44
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

“aku tidak mau pindah kelain hati ..eh maaf dengan siapa ini?”

Aku diam sejenak memikirkan siapa dia aku benar-benar lupa…

“mas anaku Adi sekarang sudah SMA…”

Deg jantungku berhenti mendadak seakan sore ini aku sudah pindah kedunia lain dan ku baru sadari ini adalah seorang yang pernah membuat hatiku jatuh berkeping-keping di lantai kampusku kala itu, aku benar-benar jatuh hati padanya.

“lupa ya? atau sudah lah aku lupakan saja  ya mas?”

“sekarang dimana? hotel atau penginapan atau sedang …”

“aku pelatihan di Jogja mas…pelatihan tentang kurikulum “

Aku diam benar dia aku mau menelepon tetapi rasa sungkan dan tidak  enak di hatiku adalah kenyataan yang ada dalam pikiran dan perasaanku.

“mas anakku sudah SMA sekarang lupa ya?”

Aku tidak bisa melanjutkan sms ini aku termenung dalam sore yang menandakan  sesuatu akan datang seperti suara riuh sore addzan magrib seakan tidak aku dengarkan hanya tertegun pada hpku ini aku diam membisu dia mengapa datang tidak tepat dan mau apa dia sekarang ataukah ini ?
 “mas kamu bisa melupakan aku mas tetapi hati ini aku tidak bisa melupakan kamu sejak peristiwa itu aku seakan tidak bisa melupakan tentang cinta ini dan aku masih ingin tahu sejujurnya hatimu padaku apakah masih seperti dulu atau hanya sandiwara cinta kita ini” sms membuat hatiku berdesir keras dan membuat kambuh perasaan rinduku padanya dan aku tak mau terlena lagi semua hanya seakan seperti roda yang mengelinding dalam ruang dan waktu yang merindu dan dendam berkecamuk dalam rongga dada ini. Aku mencoba menggerakan tangan ini untuk meneleponnya seakan kaku dan rasa ini tiba-tiba membuat kepalaku kelu seakan terbentur diaspal jalanan. Melupakan mantan seakan tidak bisa seperti mudahnya membalikan kedua tangan kita ada rasa diantara kami yang tidak bisa hilang masih berbekas di sudut-sudut hati dan relung jiwa kami aku tidak terkejut bila ini adalah kenyataan yang entah sebab apa Allah swt menguji kami dengan keadaan seperti ini.

Tiba-tiba ada ketukan halus di pintu aku dan aku bergegas ketika ada suara seseorang mengucapkan salam, danaku menjawab sambil membukakan pintu,

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Fiksiana Selengkapnya
Lihat Fiksiana Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun