“apakah aku hanya menggangumu sekarang mas?”
“tidak” jawabku sekenanya sore di maghrib yang sendu seakan aku kembali terjebak dalam mesin waktu ini, apakah yang akn disini dolan atau ada kepetingan di Jogja ini aku tidak mau tahu urusanmu yang aku tahu kamu pernah singgah di hatiku dan pernah juga melukai hatiku ini, sore yang semburat awannya kekuningan emasnya menyembul diantara ufuk barat yang hitam seakan menandakan kedatanganmu semakin dekat.
“boleh datang kan?” rayumu lagi
“boleh, asal satu syaratnya”
“apa mas?”
“jangan menginap”
“aku mau menginap semalam di rumahmu boleh kan?”
“rindu padaku atau hanya sebentar untuk kembali lagi?”
“mas masih marah ya?”
“siapa ini ya? aku tidak tahu”
“aku tahu kamu tipe setia pada yang satu dan kadang kamu lupa yam as nomor hp tidak pernah ganti jadi kamu bisa aku hubungi lagi ini”