Deg jantungku terasa berhenti aku dimeja guru seakan mengecil melihat siswaku yang mengerjakan tugas yang aku berikan padaku dan aku beanr tahu apa yang akan dibicarakan mba Sri padaku, ya Allah swt jangan tergesa begini, aku belum siap. Aku kadung member harapan, dan aku tidak enak pada ayah dan ibu almarhum mas Harun, bagaimanapun mas Bejo adalah kakaknya dan dia ingin ngukup, ya membuat sejahtera kehidupanku ini dengan memberikan cabangnya yang ada di Jogja.
Gundah gulana dan membuat mikir apa yang di smskan mba Sri padaku dan aku tahu gundah mba Sri karena mas Bejo ternyata penyuka wanita terbukti dia sering berjalan dan ngedate dengan sekretarisnya yang katanya senang hartanya mas Bejo tetapi tidak mau di nikahi tetapi tetap membuat tergila-gila mas Bejo padanya.
“kamu bis amembujuknya dik Biru”
“kamu bisa merubah pandangannya “
“mohon ya dik”
Pernah mba Sri memintaku dengan sms ini, tetapi apa dayaku apakah aku harus membujuknya dan pura-pura jatuh cinta sama dengan sekretaris pribadi mas Bejo itu ataukah aku harus bersandiwara menerima permintaannya untuk jadi istri kedua setelah mba Sri, dan dengan alasan membantu mba Sri atas kegilaan mas Bejo aku diam belum bisa aku jawabn sementara bel istrahat berdentang sampai aku lupa mendengarnya dan ada seorang murid bertanya padaku
“bu istirhata nieh”
“oh sudah bel ya?”
“ ya bu..”
“oh…ya istirhat dulu, mana tugasnya di kumpulkan di meja ibu”
Murid-murid pada maju dan mengumpulkan tugas dalam folio yang aku bagikan tadi dan nampak keceriaan mereka karena bel istirahat berbunyi, aku lega rasanya. Waktu semakin siang, dan ketika tiba-tiba hpku ada yang sms aku membukanya dan ternyata dari mba Sri mau menelepon ku dan dering Hpku semakin nyring aku buka juga akhirnya.