"semu nurut kamu"
"bukan, niat mereka kok"
Pakde diam seribu bahasa, aku diam juga bagimanapun dia adalah orang tua kedua setelah bapak almarhum dan ku selalu hormat padanya, walau kadang aku juga beda pendapat tetapi ini bab yang benar untuk rakyat,aku sedikit tidak hormat dan aku bersikap sendiri
"yo wes, iki panjalukmu nduk"
"ok , nggih pakde"
memang pakde ternyata juga tim sebagian yang merayu kami untuk tunduk pada sistem yang ada dan sistem yang mencekik leher-leher kami ini adalah ada benarnya
"kita harus bersisap pakde, bukan malah anut grubyug"
"ah kmau anak kecil coba bpakamu masih hidup"
"tetap sama ini ahrga diri kami pakde"
"harga diri bagaimana,  mau  makan pakai harga diri ya?"
"jangan membuat kami lebih marah"