Mohon tunggu...
Sayyid Jumianto
Sayyid Jumianto Mohon Tunggu... Guru - Menjadi orang biasa yang menulis
Akun Diblokir

Akun ini diblokir karena melanggar Syarat dan Ketentuan Kompasiana.
Untuk informasi lebih lanjut Anda dapat menghubungi kami melalui fitur bantuan.

Menulis untuk perubahan yang lebih baik

Selanjutnya

Tutup

Fiksiana

Pathok Bandara (43), Sebuah Novel

1 Mei 2016   14:55 Diperbarui: 1 Mei 2016   15:11 34
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

"semu nurut kamu"

"bukan, niat mereka kok"

Pakde diam seribu bahasa, aku diam juga bagimanapun dia adalah orang tua kedua setelah bapak almarhum dan ku selalu hormat padanya, walau kadang aku juga beda pendapat tetapi ini bab yang benar untuk rakyat,aku sedikit tidak hormat dan aku bersikap sendiri

"yo wes, iki panjalukmu nduk"

"ok , nggih pakde"

memang pakde ternyata juga tim sebagian yang merayu kami untuk tunduk pada sistem yang ada dan sistem yang mencekik leher-leher kami ini adalah ada benarnya

"kita harus bersisap pakde, bukan malah anut grubyug"

"ah kmau anak kecil coba bpakamu masih hidup"

"tetap sama ini ahrga diri kami pakde"

"harga diri bagaimana,  mau  makan pakai harga diri ya?"

"jangan membuat kami lebih marah"

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Fiksiana Selengkapnya
Lihat Fiksiana Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun