Mohon tunggu...
Sayyid Jumianto
Sayyid Jumianto Mohon Tunggu... Guru - Menjadi orang biasa yang menulis
Akun Diblokir

Akun ini diblokir karena melanggar Syarat dan Ketentuan Kompasiana.
Untuk informasi lebih lanjut Anda dapat menghubungi kami melalui fitur bantuan.

Menulis untuk perubahan yang lebih baik

Selanjutnya

Tutup

Fiksiana

Buku Biru 16 [Tantangan Menulis Novel 100 hari]

30 Maret 2016   08:06 Diperbarui: 30 Maret 2016   08:20 57
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

“eh ya, tuh mas dimakn donantnya”

“ya aku terusan saja ntar bapak marah kalu aku terlambat juga”

“ok “jawabku singkat, ya ganteng dan berprofesi sebagai polisi membuat memori ini semakin lekat bahwa takdirku pernah punya suami seorang polisi tidak salah hanya Allah swt maha penyayang  mas Harun di ambil dalam bahagia kami.

Mas Yanto pergi dan pamit aku  meringaksi donat danaku abwa dlam kotak  kardus

“mama aku  yang aksih mesesnya, dan coklatnya”

“ya, mas” kata mba Min pada Dion

“mba ini aku mau mandi dulu ya , bau nieh Dion” aku mencium jagoanku ini dan aku mengambil  handuk menuju ke kamar mandi tepat disebelah ruang dapur ini

“jangan nakal sama mba Min, mama mau mandi”

“ha? belum mandi pantesan bau “ ledek Dion padaku dan aku cubit pipinya yang ranum ini.

“mama jelekk” dia menghindar kebelakang mba Min dan aku setengah  lari bergegas ke kamar mandi

“siap-siap ke Bantul  rumah nenek Dion”

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Fiksiana Selengkapnya
Lihat Fiksiana Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun