[caption caption="alsayidja.paint"][/caption] Cerita yang kemarin :
Â
Hujan
Â
Sore ini nampakny curahnya sangat
deras, banjir disana-sini
entah kemanaÂ
Â
seperti mengapa
maret ini semakin
keras hujannya
Â
tak terkira
keraskan hatimu
keraskan langkahmu
Â
memperjuangkan
asa
dan milikmu
alsayidja, maret diujung hujan di timurÂ
Â
Semakin benar dan aku yakin bahwa sang pemilikmodal sudah menyetir pola pikir pejabat daerah kami, entah mengapa mengeluh dengan siapa'
"bandaranya internasional,bukan bandara lokal"
"akan terintegrasi dengan jalur kereta dan pelabuhan laut"
"juga akan dibuatkan juga jalan tol diatas jalur utama"
dan semua akan mendapatkan ganti"untung" yang layak dan juga ganti garapa bagi pengarap tanah negara "
"Ikhlaskan saja semua ini demi semua " demikian sms yang masuk di Hp ku
"kamu tidak takut?" tanya lik Legiman padaku
"hanya Allah swt yang aku takuti lik" jawabku simpel
"mereka tetap akan menggunakan segala cara untuk "mengoalkan" yang masih menolak proyek itu mab"
"kamu takut like?"
"ya tidak lha membela punya sendiri kok"
"ok juga nyalimu lik.." pujiku padanya.
 Entah mengapa hati ini mulai tidak enak atas tekanan kan kiri pejabat, pengusaha dan preman serta calo tanah yang mulai emmberi umpan untuk entah mendapatkan keuntungan banyak dari mega proyek ini aku tidak terpengaruh juga.
"kamu jangan provokasi mereka nduk" kata pak mantan lurah kami
"ya mengapa?"
"kamu diturut mereka nduk"
"boleh romo"Â
"jangan harap mereka mudah mendapatkan milik kami romo"
"kamu memang kebangerten nduk...tetapi ada benarnya" kata romo menyayangkan langkahku
Setiap  perjuangan membutuhkan pengeorabanan!
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H