[caption caption="ALSAYIDJA"][/caption]#TantanganMenulisNovel100Hari
Judul : BUKU BIRU
Oleh : Al Muru’ah Sayyid Jumianto,
No peserta : 62
jumlah tulisan 1370 kata
SINOPSIS:
“Bila…
Allah swt maha mengetahui
dan juga maha tahu, nasib, hidup, mati dan jodoh kita
apakah kamu tahu
aku dan kamu
kelak akan kembali padanya!
stiap yang bernafas akan mati juga
setiap mahluk akan kembali kepadaNYa
entah sekarang esok atau lusa
menunggu sang malaikat
kematian menuntun
perlahan lahan
kerarah kematian
Jam tak berubah , tujuannya Satu kembali!!”
Pagi yang ceria di ujung rumah dinas kepolisian adalah keluarga mas Harun dan istrinya yang cantik mbak Sumini (lebih akrab di panggil bu Biru karena sering dan senang berjilbab biru!) yang terkenal sebagai suami istri yang serba indah dan damai, istrinya bekerja sebagai tenaga guru sebuah SMK di Yogya ini, suamainya adalah seorang Kepala seksi intel juga di kota ini, kehidupan dengan dua anaknya yang berangkat SMP yang anak pertama dan anak kedua SD kelas lima, anak yang pertama di beri nama Dinda dan yang lelaki adalah Dion, mereka bahagia.
Pagi yang indah setelah mengantar kedua buah hati mereka bapak Harun pergi menjalankan tugas, ditengah jalan ada seorang ibu yang dirampas tasnya dan terjadilah pergumulan, ibu tersebut dibantu oleh mas Harun, dan ternyata kedua penjahat itu akhirnya bisa merampas tas tersebut dan tragisnya menewaskan mas Harun dengan pelor pistol mereka sementara mas Harun hanya bisa melukai salah satu perampas pagi itu.
Walau akhirnya polisi berhasil menangkap kedua penjahat ini tetapi agaknya nasib baik tidak berpihak pada mas Harun, terluka parah dan mesti anak buahnya datang tetapi agaknya terlambat juag!
Yanto adalah anak buah mas Harun yang terlambat datang dan hanya menemukan tubuh sang kasi intel itu bersimbah darah dan coba dibawa nya ke rumah sakit tetapi Allah swt berkehendak lain, mas Harun meninggal dunia.
Sang waktu memutar dari kelurga bahagia dan ceria menjadi keluarga seorang diri, singel parent membuat biru menempuh asa memperjuangkan anaknya supaya tercukupi kehidupannya, walau guru PNS, tetapi gaji yang dari suaminya pensiunan ini tidak mencukupinya, rekan kerja dan bahkan ada yang naksir, dan rekan suaminya yang mau “bertanggung jawab” karena kelalaiannya akan bertanggung jawab, dia tetap menepisnya harinya tetap dalam kabut duka yang dalam semua ditepisnya, sampai jodoh yang masih satu keluarga dari mas Harun juga di tepisnya.
Biru mengisi harinya dengan bekerja dan berwiraswata tidak lupa senangnya pada media sosial digunakannya untuk berinteraksi dengan orang banyak tidak lupa mencari saudara-saudara jauh dan teman lama waktu SMA dan kuliah pada gabung di media sosialnya, inilah nampaknya yang membuat Biru terbantu demi membesarkan kedua anaknya buah hati mereka yang masih kecil-kecil ini.
Kebiasan berkawan banyak di media massa menemukan kembali cinta lamanya, apakah akan berlanjut ataukah cinta lama bersemi kembali ataukah kekecewaannya yang dulu karena dijodohkan dan tidak dapat memilih suami, sang mantan pacar ini, berlanjut? hanya novel ini yang akan menjawabnya kelak
Kenangan yang tidak akan terlupakan bagi Biru?, apakah benar cinta akan bersemi di dada Biru dan benarkah Biru akan kembali tersenyum kembali hanya novel ini yang akan menjawabnya !
Pelaku :
Biru( Sumini), Mas Harun (suami) , Dinda anak pertama, Dion anak kedua, Yanto (anak buah mas Harun) , Penjahat 1, penjahat 2, bapak dan ibu mba biru, pakde, atasan Biru, teman sekantor Biru, Tetangga dekat dan Sayyid (mantan pacar waktu kuliah dulu) peran pendukung lainya.
-novelbukubiru-alsayidja-
Bagian I
Senin Yang Menentukan
Pagi ini ada kecerian disebuah rumah petak rumah dinas polisi disudut kota Yogya ini senin, dimeja makan pagi yang indah di meja makan ada rasa yang gembira pak Harun dan bu Sumini dan kedua anaknya Dina dan Dion.
“ma aku dibuatkan telur mata sapi saja “ kata Dinda andak pertama mereka dan Dion juga meminta pada mamanya “aku juga ma tetapi tidak pakai saos”
Ibunya tersenyum simpul tampaknya bapaknya datang sudah rapi dengan baju kepolisian hari itu memang istimewa ada senyum riang di meja makan ini.
“bapak Gagah “ kata Dinda katanya dengan mengacungkan dua jempolnya
“Ya, cakep ma” Kata Dion dengan senyum simpulnya
Mereka tertawa ceria dan nampaknya makan pagi di meja makan itu sebagai ungkapan bahwa keakraban dan sesibuk apapun usahakan selalau bertemu di meja makan ada baiknya!.
“nanti aku antar Dion, bapak langsung ke Polsek ya” kata MAs Harun pada Istrinya
“Ya, nanti aku juga akan membawa Dinda bersamaku yam as” sahut sang istri
“oke” keduanya bersalaman, bapak mengantar si Dion ke sekolahan dasar yang hanya setengah kilao dari rumah dinas ini, sedangkan mamanya emmbawa Dinda kesekolahan SMP agak jauh memang dekat SMK bu Biru bekerja.
Peluk dan salam serta cium tangan menyertai pagi ini betapa gembira keluarga mas Harun pagi ini, dan inilah keluarga yang benar-benar gembira lengkap dengan anaknya yang manis dan ceria.
Ht itu berbunyi disuruh merapat karena ada tindak kejahatan disekitar hampir dekat polsek terdekat semua aparat kepolisian disuruh mendekat,ada info perampasan dengan senjata api!
“ok roger saya dekat TkP pak saya kan menangani”
“ada perampasan”
“ok, ganti perlu bantuan tim besar ini dengan senjata api mereka”
mas Harun Sang Brigadir polisi mengokang pistol yang di bawanya dan bersiap menghadang kedua penjahat yang didepan matanya medodong perempuan yang ada didekat mobilnya.
“angkat tangan, menyerah anda sudah kami kepung!”gertak Harun
“hai teman ada yang mau sok jadi pahlawan pagi ini” dan dor..dor letusan senjata dari salah satu penjahat itu membuat kaget Brigadir Polisi Harun, dia menghindar tetapi bahu kanannya terserempet juga, berlindung dekat taman bunga sekitar lima meter dari TKP.
“jangan ganggu dia lepaskan!” teriaknya pada kedua penjahat itu dan di kokangnya pistolnya dengan tembakan peringatan sambil minta bantuan, adalah reserse Yanto yang dekat TKP dan berusaha agak cepat mengendarai motornya supaya cepat dekat TKP, keadaan semakin genting pagi ini banyak orang yang lari berlindung dibalik pagar itu sementara kedua penjahat itu menyekap wanita cantik itu untuk jadi tameng supaya polisi tidak menangkapanya.
“oke lepaskan wanita itu” gertak Brigadir Harun lagi dan melepaskan tembakan peringatan keduanya
“alasan “ kedua penjahat ini semakin beringas dan dor dada Brigadir polisi itu terkena peluru dan jatulah dengan bersimbah darah sementar sirene terdengar dari jauh meraung pagi ini membuat kedua penjahat nekat itu memuntahkan peluru kesegala arah, reserse Yanto datang agak terlambat, kaget melihat kenyataan ini dan berusaha melawan dan sekaligus menolong temannys ya kepala seksi resersenya yang jatuh terkena peluru.
“bertahan mas Harun.bertahan “dia menembak kedua penjahat itu yang lari mengambil sepeda motor, sementara wanita itu duduk shock dengan kejadian ini.
Salah satu terkena temabakan di bahunya dan tetapi lari sementara bantuan datang dan mengejar mereka dengan trail patrolinya .
“mas..Harun bertahan, ambulannya datang mas, Sahut Yanto member semangat kepada atasannya ini.
“Yan ini mungkin hari terakahirku Yan”
“bapak kehilangan banyak darah” teriak Yanto padanya spontan
“Yan titip istriku sama anakku ya kalau terjadi sesuatu nanti”
“nggih pak, ya saya kan bantu”
“masss..sadar mas…. teriaknya sambil menggoyang badan
tetapi diam dan diam hari itu memang apesnya Harun ya Brigadir Harun tertembak dadanya dan mengeluarkan banyak darah dari dadanya,
Kru Ambulan dengan sigap mencoba memberi bantuan langsung dengan sigap pula menangani dan membawa ke rumah sakit. sementara tempat kejadian banyak orang yang datang dan garis polisi itu di tarik untuk mengamankan bukti .
***
Pagi yang indah disudut SMK ada bu Biru yang mengajar di kelas itu mengajar Bahasa Indonesia dan tiba-tiba ada tamu yang berkunjung hari itu mengabarkan bahwa bahwa bapak sedang dirumah sakit hari itu.
“Ya siap bu ini bu Biru ya?”
“Ada apa ini dari mana?”
“maaf bu saya humas di Polsek Anyar ada kejadian bapak sekarang di Rumah sakit”
“ya lalu?”
“mohon ibu ke rumah sakit sekarang juga!”
Bu biru mengikuti mobil yang menjemputnya dan masuk rumah sakit yang terbesar di Yogya ini dan melihat kenyataan didepan matanya beberapa polisi wanita mendekatinya dan berusaha menenangkannya.
“maaf tenang ini benar bapak didalam ruang ICU”
“ada kejadian apa?tentang bapak” Biru mulai bertanya-tanya
“bapak masih di ICU bu sabar ya” rayu seorang polwan padanya
“sabar bu” sahut seorang kru rumah sakit yang lain mencoba menenangkannya,
Senin ini betapa riuhnya hati terpana inilah resiko menjadi istri seorang anggota polisi, siap resiko segetir apappun.
“maaf bu kami sudah berupaya untuk menolong bapak, dan Allah swt berkehendak lain”
“bapak?”
“benar bapak tidak bisa kami tolong”
“benar ini?” setengah berteriak Biru tidak percaya pada dokter didepannya
“maaf benar bu jantungnya tertembus peluru dan kami tidak bisa menghentikan pendarahan parah di jantungnya dan bapak meninggal bu”
Dunia seakan berhenti berputar dan semua bintang jatuh di kepalanya gelap dan terang menjadi satu, pingsan dengan keadaan itu.
BERSAMBUNG…
-NOVEL-BUKUBIRU-ALSAYIDJA-
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H