Mohon tunggu...
Sayyid Jumianto
Sayyid Jumianto Mohon Tunggu... Guru - Menjadi orang biasa yang menulis
Akun Diblokir

Akun ini diblokir karena melanggar Syarat dan Ketentuan Kompasiana.
Untuk informasi lebih lanjut Anda dapat menghubungi kami melalui fitur bantuan.

Menulis untuk perubahan yang lebih baik

Selanjutnya

Tutup

Fiksiana Pilihan

[TantanganMenulisNovel100Hari] Buku Biru

15 Maret 2016   16:21 Diperbarui: 15 Maret 2016   17:06 67
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Jam tak berubah , tujuannya Satu kembali!!”

 

Pagi yang ceria di ujung rumah dinas kepolisian adalah keluarga mas Harun dan istrinya yang cantik mbak Sumini (lebih akrab di panggil bu Biru karena sering dan senang berjilbab biru!) yang terkenal sebagai suami istri yang serba indah dan damai,  istrinya bekerja sebagai tenaga guru sebuah SMK di Yogya ini,  suamainya adalah seorang Kepala seksi intel juga di kota ini, kehidupan dengan dua anaknya yang berangkat SMP yang anak pertama dan anak kedua SD kelas lima, anak yang pertama di beri nama Dinda dan  yang lelaki adalah Dion, mereka bahagia.

Pagi yang indah setelah mengantar kedua buah hati mereka bapak Harun pergi menjalankan tugas, ditengah jalan ada  seorang ibu yang dirampas tasnya dan terjadilah pergumulan, ibu tersebut  dibantu oleh mas Harun, dan ternyata kedua penjahat itu akhirnya  bisa merampas tas tersebut dan tragisnya menewaskan mas Harun  dengan pelor pistol mereka sementara mas Harun hanya bisa melukai salah satu perampas pagi itu.

Walau akhirnya polisi berhasil menangkap kedua penjahat ini tetapi agaknya  nasib baik tidak berpihak pada mas Harun, terluka parah dan mesti anak buahnya datang tetapi agaknya terlambat juag!

Yanto adalah anak buah mas Harun yang terlambat datang dan hanya menemukan tubuh sang kasi intel itu bersimbah darah dan coba dibawa nya ke rumah sakit  tetapi Allah swt berkehendak lain, mas Harun meninggal dunia.

Sang waktu memutar dari kelurga bahagia dan ceria menjadi keluarga  seorang diri, singel parent  membuat biru menempuh asa memperjuangkan anaknya supaya tercukupi kehidupannya, walau guru PNS, tetapi gaji yang dari  suaminya pensiunan ini tidak mencukupinya,  rekan kerja dan bahkan ada yang naksir, dan rekan suaminya yang mau “bertanggung jawab” karena kelalaiannya akan bertanggung jawab, dia tetap menepisnya harinya tetap dalam kabut duka yang dalam semua ditepisnya, sampai jodoh yang masih satu keluarga dari mas Harun juga di tepisnya.

Biru mengisi harinya dengan bekerja dan berwiraswata tidak lupa senangnya pada media sosial digunakannya untuk berinteraksi dengan orang banyak tidak lupa mencari saudara-saudara jauh dan teman lama waktu SMA dan kuliah pada gabung di media sosialnya, inilah nampaknya yang membuat Biru  terbantu demi membesarkan kedua anaknya buah hati mereka yang masih kecil-kecil ini.

Kebiasan berkawan banyak di media massa menemukan kembali cinta lamanya, apakah akan berlanjut ataukah cinta lama bersemi kembali ataukah kekecewaannya yang dulu karena dijodohkan dan tidak dapat memilih suami, sang  mantan pacar ini, berlanjut?  hanya novel ini yang akan menjawabnya kelak

Kenangan  yang tidak akan  terlupakan bagi Biru?, apakah benar cinta akan bersemi di dada Biru dan benarkah Biru akan kembali tersenyum kembali hanya novel ini yang akan menjawabnya !

Pelaku :

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
  8. 8
  9. 9
Mohon tunggu...

Lihat Konten Fiksiana Selengkapnya
Lihat Fiksiana Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun