Mohon tunggu...
Sayyid Jumianto
Sayyid Jumianto Mohon Tunggu... Guru - Menjadi orang biasa yang menulis
Akun Diblokir

Akun ini diblokir karena melanggar Syarat dan Ketentuan Kompasiana.
Untuk informasi lebih lanjut Anda dapat menghubungi kami melalui fitur bantuan.

Menulis untuk perubahan yang lebih baik

Selanjutnya

Tutup

Fiksiana Pilihan

Pathok Bandara, Sebuah Novel 27

29 Februari 2016   20:51 Diperbarui: 29 Februari 2016   21:09 63
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

membuat hati  terpana

lugas..

 

alsayidja2911016

 

Semua kan berakhri indah ataukah harus meninggalkan desa kami dengan mimpi dan tangis yang tak akan bisa kembali lagi, bahkan kelak kami tidak bisa "membeli" lagi kebahagian, desa-desa kami yang dulu sunyi dan tenteram berubah ramai dan panas dengan perubahan yang membuat kami seakan ketinggalan kereta ini.

Membuat hati yang melihat hanya senyum menghujat, karena kami dianggapnya menghambat perjuangan  pembuatan mega proyek padahal kami hanya sebagai  salah satu  dari korban penderita demi pembangunan mega proyek ini.

 

B E R S A M B U N G

 

njola :kaget

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Fiksiana Selengkapnya
Lihat Fiksiana Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun